Biang Kerok Laju Ekonomi RI Tak Sampai 5 Persen pada Kuartal III 2024

Sedang Trending 2 jam yang lalu

tim | CNN Indonesia

Selasa, 05 Nov 2024 15:25 WIB

Pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 4,95 persen pada kuartal III 2024. Berikut biang keroknya. Pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 4,95 persen pada kuartal III 2024. Ilustrasi. (CNN Indonesia / Andry Novelino).

Jakarta, CNN Indonesia --

Pertumbuhan ekonomi Indonesia tak sampai 5 persen alias hanya 4,95 persen pada kuartal III 2024. Realisasi ini lebih rendah dibandingkan kuartal I dan II nan masing-masing 5,11 persen dan 5,05 persen.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III jika dibandingkan kuartal III-2023 alias yoy tumbuh sebesar 4,95 persen," kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konvensi pers, Selasa (5/11).

Perekonomian nan melemah ini disebabkan oleh daya beli masyarakat nan ikut melambat. Tercermin dari konsumsi rumah tangga nan jadi penyumbang utama pertumbuhan ekonomi hanya tumbuh 4,91 persen, lebih rendah dari kuartal II sebesar 4,93 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Amalia, konsumsi rumah tangga melemah disebabkan oleh aspek musiman. Pasalnya, di kuartal III tidak ada aktivitas besar seperti pada kuartal II ada lebaran dan kuartal IV ada seremoni Natal.

"Konsumsi rumah tangga mengalami penurunan lantaran ada pengaruh musiman lantaran pada kuartal II-2024, terjadi puncak konsumsi nan bertepatan dengan seremoni IdulFitri dan iduladha," pungkasnya.

Meskipun konsumsi rumah tangga melambat, tetapi Amalia memandang tetap tumbuh relatif terjaga. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga tertinggi terjadi pada konsumsi untuk restoran dan hotel, nan tercermin dari peningkatan Tingkat Penghunian Kamar Hotel (TPKH) dan perjalanan visitor nusantara.

Selain itu, transportasi dan komunikasi tetap tumbuh tinggi, nan tercermin dari peningkatan penjualan sepeda motor dan penumpang pikulan rel, laut, dan udara.

Faktor lain nan menopang perekonomian adalah investasi sebesar 5,15 persen, ekspor 9,09 persen, impor 11,47 persen dan konsumsi pemerintah 4,62 persen.

"Ekspor didorong oleh kenaikan nilai dan volume ekspor nonmigas. Sementara, peningkatan Impor didorong kenaikan impor peralatan modal serta bahan baku dan penolong," pungkas Amalia.

(ldy/sfr)

Sumber cnnindonesia.com
cnnindonesia.com