CNN Indonesia
Jumat, 20 Des 2024 20:45 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menegaskan pentingnya memastikan hasil produksi pertanian terserap dengan baik, terutama dengan alokasi anggaran pemerintah sebesar Rp139 triliun untuk ketahanan pangan.
Pernyataan ini disampaikan dalam aktivitas CNN Indonesia Business Summit di Jakarta, Jumat (20/12).
Ia menyoroti pentingnya pengelolaan hasil panen, terutama saat musim panen raya, agar hasil produksi tidak terbuang sia-sia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Negara mengeluarkan anggaran ketahanan pangan Rp139 triliun. Jangan sampai Rp139 triliun tadi mubazir hanya lantaran di ujungnya setelah produksi naik, tidak diserap dengan baik," tegas Sudaryono.
Sudaryono juga menjelaskan peningkatan produksi pangan, baik melalui intensifikasi maupun ekstensifikasi, kudu diimbangi dengan kebijakan penyerapan hasil produksi agar petani tidak dirugikan.
"Jangan sampai ini sudah produksi naik tinggi, nan produktivitasnya kita kencang tinggi, kelak begitu panen tidak ada nan beli," katanya.
Sudaryono juga mengingatkan Indonesia memerlukan pendekatan menyeluruh untuk menjaga ketahanan pangan, termasuk dengan strategi pencetakan sawah baru sebanyak 3 juta hektare dalam lima tahun ke depan.
Ia optimistis langkah ini bakal menjamin kesiapan pangan nasional hingga 100 tahun mendatang meskipun dihadapkan pada tantangan alih kegunaan lahan dan perubahan iklim.
"Belum lagi kita merencanakan dalam 5 tahun ke depan, itu ada cetak sawah nan namanya ekstensifikasi, ialah mencetak sawah baru. Hitungan kita sudah hitung, jika kita cetak sawah baru, dengan 3 juta di 5 tahun nan bakal datang, selesai 3 juta penambahan sawah baru, maka insyaallah hitungan kita masa depan Indonesia untuk perusahaan pangan, safe selama 80-100 tahun ke depan," ucapnya.
Wamentan menekankan kebijakan strategis ini kudu dieksekusi secara optimal agar anggaran ketahanan pangan nan besar dapat memberikan akibat nyata bagi petani dan masyarakat.
"Kadang-kadang kita demi menyelamatkan duit nan kecil, rupanya kita mengorbankan duit nan besar," pungkasnya.
(lau/jal)