CNN Indonesia
Rabu, 28 Agu 2024 10:01 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Komisi VII DPR RI menyepakati target lifting minyak pada 2025 sebesar 605 ribu barrel oil per day (BOPD).
Angka ini lebih rendah dari sasaran lifting minyak dalam APBN 2024 nan sebesar 635 ribu BOPD. Selain itu, sasaran di 2025 nan sebesar 605 ribu BOPD itu lebih rendah dibanding realisasi lifting tahun-tahun sebelumnya.
Maklum, realisasi lifting namalain produksi minyak Indonesia nan selalu turun setiap tahunnya. Mulai dari 700 ribu barel per hari pada 2020, 660 ribu barel per hari di 2021, 612 ribu barel per hari pada 2022, dan 605 ribu barel per hari di 2023.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia berkomitmen pihaknya dapat merealisasikan sasaran lifting minyak di 2025.
"Sebagai Menteri ESDM nan baru, saya berkomitmen untuk mencapai sasaran tersebut. Untuk itu perlukan beberapa strategi berdukung," katanya dalam rapat kerja berbareng Komisi VII DPR RI, Selasa (27/8).
Adapun strategi itu seperti mendorong reaktivasi sumur lapangan minyak ideal dengan SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S), termasuk Pertamina.
kemudian, mendorong intervensi teknologi dan menggenjot proyek minyak baru untuk segera berproduksi.
"Jadi kelak nan barangnya sudah ada, sudah selesai eksplorasi, kita bakal ngomong bersama-sama dengan K3S dan SKK Migas untuk kita melakukan percepatan," kata Bahlil.
"Jangan peralatan sudah ada, di endap-endap saja, tunggu nilai naik baru diproduksi," imbuh Bahlil.
Adapun untuk lifting gas bumi di 2025, Kementerian ESDM dan Komisi VII DPR menyepakati di level 1.005.000 barel setara minyak per hari (BOEPD). Angka ini juga lebih mini dari sasaran APBN 2024 nan sebesar 1.033.000 BOEPD.
Sementara cost recovery untuk 2025 disepakati sebesar US$8,5 miliar. Angka ini lebih besar dibanding sasaran di APBN 2024 nan sebesar US$8,25 miliar.
[Gambas:Video CNN]
(mrh/agt)
[Gambas:Video CNN]