Liputan6.com, Jakarta - Smartfren mengungkapkan capaian kuartal 3 2024 dalam konvensi pers Public Expose Fren, Jumat (20/12/2024). Salah satunya, berasas laporan hingga 30 September 2024, Smartfren mencatat jumlah pengguna mereka mencapai 35,9 juta pelanggan.
Jumlah ini turun dibandingkan periode nan sama tahun lalu, di mana berasas info Smartfren, pengguna mereka pada kuartal 3 2023 sebesar 36,4 juta pelanggan.
Sementara, jumlah pendapatan Smartfren hingga kuartal 3 2024 pun tercatat sebesar Rp 8,5 triliun. Jika dibandingkan dengan periode nan sama tahun lalu, jumlah pendapatan Smartfren sebesar Rp 8,6 triliun.
Perusahaan operator di bawah Sinarmas ini pun membukukan rugi Rp 1 triliun. Pada kuartal nan sama tahun lalu, Smartfren membukukan kerugian Rp 600 miliar.
Presiden Direktur sekaligus CEO Smartfren Merza Fachys, mengakui adanya penurunan jumlah pelanggan Smartfren alias pun pendapatan ini. Menurutnya, salah satunya lantaran banyaknya tekanan di industri telekomunikasi dan upaya Smartfren.
"Kami memang banyak sekali pressure di kuartal ketiga, kan. Salah satunya ada persaingan dari RTRW Net (penyedia jasa internet ilegal)," kata Merza, usai konvensi pers.
CEO SpaceX, Elon Musk telah memberikan pembaharuan mengenai peluncuran jasa internet satelit Spacelink miliknya. Ia mengumumkan bahwa konektivitas jasa tersebut bakal diluncurkan secara global.
Persaingan Industri Telko Kian Berat
Lebih lanjut, Merza menyebut jika persaingan di industri telekomunikasi semakin berat. Hal inilah nan memicu perusahaan mengalami kerugian lebih dalam dibandingkan periode nan sama tahun lalu.
Dalam kesempatan nan sama, Merza berambisi pendapatan hingga jumlah pengguna bisa mengalami pertumbuhan ke level nan lebih baik.
"Mudah-mudahan bounce, kembali naik, balik," katanya.
Sekadar informasi, saat ini Smartfren mempunyai sekitar 46.000 BTS nan tersebar di Pulau Sumatera, Kalimantan, sebagian Sulawesi, dan Pulau Jawa dan tersebar di 288 kota.
Jaringan Smartfren juga disebut telah mencakup 80 persen populasi Indonesia.
Merger Smartfren dan XL Axiata
Merza mengatakan, dirinya optimistis nantinya di paruh pertama 2025 setelah XL Axiata dan Smartfren merger menjadi XL Smart, kondisi perusahaan bakal lebih mengalami peningkatan baik terutama dari segi pendapatan.
Sekadar informasi, pada 11 Desember 2024 XL Axiata dan Smartfren memutuskan untuk menandatangani komitmen berbareng untuk menggabungkan perusahaan (merger) menjadi satu entitas baru berjulukan PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (XLSmart).
Saat ini kedua pihak telah mengirimkan surat tentang merger perusahaan mulai dari Kementerian Komunikasi dan Digital, OJK, serta bursa saham.
Proses selanjutnya adalah perusahaan-perusahaan nan bakal melakukan rencana merger bakal dipanggil oleh pemerintah dan terjadi diskusi-diskusi lebih detail.