CNN Indonesia
Selasa, 10 Sep 2024 17:43 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
PT Pertamina (Persero) mengkaji pengembangan bahan bakar pesawat atau avtur nan berasal dari minyak goreng jejak alias jelantah (used cooking oil).
SVP of Business Development Pertamina Wisnu Medan Santoso mengatakan pihaknya tetap mengkaji pengganti langkah mengumpulkan minyak jelantah dari masyarakat, termasuk mengumpulkannya di SPBU.
"Sampai saat ini ada beberapa pengganti nan kami pikirkan, kira-kira memanfaatkan jaringan SPBU kita nan ada banyak di Indonesia. Itu bisa kita manfaatkan sebagai sarana pengumpulan," katanya dalam media briefing di Sarinah, Jakarta Pusat, Selasa (10/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati demikian, Wisnu mengatakan rencana mengembangkan bahan bakar dari minyak jelantah tetap dalam tahap pembahasan. Begitu juga, dengan langkah pengumpulan minyak jelantahnya tetap belum diputuskan.
"Ini tetap obrolan lantaran kita kan punya SPBU dan agen-agen nan cukup banyak di seluruh Indonesia. Kita lagi obrolan gimana kita mengutilisasi ini untuk menjadi tempat-tempat pengumpulan (minyak jelantah)," katanya.
"Terus terang tetap belum form. Kita tetap eksplorasi, tetap brainstorming saja," imbuhnya.
Rencana produksi avtur dari minyak jelantah sebelumnya disampaikan oleh Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.
"Pernahkah terpikirkan bahwa minyak jelantah alias used cooking oil dapat menjadi bahan bakar untuk industri aviasi alias penerbangan? Hal ini rupanya sudah lumrah dilakukan di beberapa negara tetangga kita, seperti Malaysia dan Singapura," ujar Luhut dalam akun resmi IG @luhut.pandjaitan, Rabu (29/5).
Luhut pun turun tangan dengan memimpin Rapat Rancangan Peta Jalan dan Rencana Aksi Nasional Pengembangan Industri Sustainable Aviation Fuel (SAF) di Indonesia.
SAF merupakan bahan bakar pesawat nan lebih ramah lingkungan nan dibuat dari campuran bahan bakar jet konvensional dan bahan pencampur berkelanjutan. Ada tujuh sumber utama bahan baku SAF, termasuk minyak goreng bekas.
Menurut Luhut, pengembangan industri SAF krusial lantaran Indonesia diprediksi bakal menjadi pasar aviasi terbesar keempat di bumi dalam beberapa dasawarsa ke depan dengan dugaan kebutuhan bahan bakar mencapai 7.500 ton liter hingga 2030. Apalagi,Pertamina juga sudah melakukan uji coba tetap SAF untuk digunakan pada mesin jet CFM56-7B.
"Hal ini membuktikan bahwa produk mereka layak digunakan pada pesawat komersil," katanya.
[Gambas:Video CNN]
(fby/agt)