Luhut Targetkan Hilirisasi Rumput Laut Hasilkan Rp304 Triliun di 2030

Sedang Trending 3 bulan yang lalu

Denpasar, CNN Indonesia --

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menargetkan hilirisasi seaweed atau rumput laut bakal menghasilkan US$19 miliar alias sekitar Rp304 triliun (kurs Rp16.008 per dolar AS) pada 2030.

"Sekarang ini kita sedang memulai (hilirisasi), tapi tadi Pak Trenggono dalam speech-nya kan memberi tahu 2030 dari sini kita bisa ekspor sampai US$19 miliar dollar," ujar Luhut di Hotel Merusaka Nusa Dua, Bali, Rabu (22/5).

Tak hanya hasil itu. Ia mengatakan hilirisasi rumput laut bakal membuka lapangan kerja nan besar. Untuk setiap 100 hektare bisa mempekerjakan 150 orang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tadi seperti di NTB saja itu ada 600 ribu hektare nan siap sekarang untuk kita tanam. Jadi kita tinggal kelak laporkan, Mudah-mudahan kita bisa mempersiapkan sehingga tahun ini juga sudah bisa kita mulai memakai nan 600 ribu hektare nan di NTB," tutur Luhut.

Potensi nan besar membikin Luhut berencana menjadikan hilirisasi rumput laut Proyek Strategis Nasional (PSN). Ia mengatakan langkah tersebut bisa jadi terobosan nan selama ini tak terlihat.

"Pak Jokowi sudah perintahkan saya waktu itu, tapi sekarang baru terlihat buahnya setelah beberapa lama," terangnya.

"Dan kami laporkan pada presiden terpilih. Beliau juga dengan sigap respons, lantaran beliau komitmen untuk meneruskan," tambahnya.

Produk-produk hilirisasi dari rumput laut sendiri adalah bioplastik, makanan, pupuk organik, hingga biostimulan.

Terpisah, Senior Adviser in Science, Policy, and Program Development Konservasi Indonesia Victor Nikijuluw mengatakan komoditas rumput laut Indonesia adalah nan terbesar kedua di dunia, dan terbesar pertama sebagai sumber karagenan.

"Kami sebetulnya memandang seaweed sebagai komoditas nan sangat strategis. Tentu saja kita number 2 in the world in terms of production. Kalau ngomong tentang sumber karagenan kita itu nomor 1. Nomor 1 suplai raw material untuk karagenan di bumi itu kita Indonesia," katanya pada Minggu (19/5) di Kawasan Ekonomi Khusus Kura-kura Bali, Minggu (19/5).

Menurut laporan World Bank berjudul Global Seaweed New and Emerging Market Report 2023, Indonesia dan China berapa pada puncak pasar rumput laut bumi sebesar 98 persen. China sendiri mempunyai market share sebesar 56 persen, sedangkan Indonesia sebesar 27 persen.

World Bank sendiri memperkirakan pasar rumput laut bakal terus tumbuh hingga mendapatkan penambahan nilai mencapai US$11,8 miliar alias sekitar Rp188,9 triliun pada 2030.

[Gambas:Video CNN]

(loam/agt)

Sumber cnnindonesia.com
cnnindonesia.com