Liputan6.com, Jakarta - Pep Guardiola mengakui mempunyai sejuta pekerjaan rumah setelah Manchester City terkapar dengan kekalahan telak 0-2 dari Liverpool pada laga lanjutan Liga Premier 2024/2025 di Anfield, Senin (2/12/2024) awal hari WIB.
Cody Gakpo dan Mohamed Salah menjadi pengeksekusi nan menghujani gawang The Citizens, mengukir kemenangan spektakuler bagi The Reds. Kekalahan ini semakin memperburuk catatan kelam City nan sekarang sudah tujuh pertandingan tanpa kemenangan di semua kompetisi, dengan enam diantaranya berhujung dengan kekalahan.
Rentetan hasil jelek memaksa Manchester City terdepak ke ranking kelima klasemen, tertinggal 11 poin dari Liverpool nan tengah kokoh di puncak. Empat kekalahan beruntun melawan Bournemouth, Brighton & Hove Albion, Tottenham Hotspur, dan sekarang Liverpool, menggarisbawahi krisis kepercayaan diri di kubu The Sky Blues.
Namun, Guardiola tetap menunjukkan sikap optimistis. Sang pembimbing jenius mengakui kekuasaan Liverpool di 15-20 menit awal pertandingan, namun tetap memandang sisi poitif dari penampilan anak asuhnya.
"Mereka memulai pertandingan dengan intensitas luar biasa. Liverpool praktis tak terbendung, dan secara objektif, mereka layak mencetak gol pertama. Namun, kami bangkit di babak kedua dan mencoba mengendalikan permainan tanpa menghadapi ancaman besar," ujarnya dalam sesi wawancara dengan Sky Sports.
Bertekad Kembalikan Kejayaan Manchester City
"Saya mengulurkan selamat kepada Liverpool dan mengakui kelebihan mereka. Kami bakal memulai dari titik terendah ini, meski susah dipercaya. Saya sangat percaya pada skuad nan saya miliki, dan saya mengenal mereka lebih dari sekadar pemain," ujar Guardiola dengan nada determinasi.
"Kami tetap mempunyai keahlian mengombinasikan passing pendek, namun opsi serangan kami terbatas. nan tak bisa saya ragukan adalah komitmen mereka - baik saat menguasai bola maupun tidak. Ada firasat dalam diri saya bahwa kejatuhan ini hanyalah awal dari kebangkitan besar," tambahnya dengan keyakinan. Dilansir dari SportsMole.
Pelatih asal Spanyol itu pun merinci sejumlah catatan positif dari pertandingan. Kevin De Bruyne tampil memukau, begitu pula Jack Grealish nan menunjukkan kualitasnya. Jeremy Doku nan telah sebulan tidakhadir pun kembali dengan penampilan nan menjanjikan. Selain itu, Bernardo Silva dan Rico Lewis pun telah mendapatkan menit bermain nan berarti.
"Nathan Ake layak dipuji. Ia memperkuat luar biasa menghadapi salah satu sayap terbaik liga. Kami mengakui kekalahan ini, Liverpool memang layak menang," tuturnya dengan sikap rendah hati.
Guardiola mengakui tantangan pramusim nan tak optimal dan deretan cedera nan menghalang performa timnya. "Kami tahu kondisinya, dan kami kudu bertahan. Kami bersaing, meski kesempatan susah kami ciptakan," pungkasnya.
Ambisi Kembalikan Kepercayaan Diri
"Kami kehilangan kelebihan di lini tengah. Liverpool lebih unggul dalam kecepatan, kekuatan duel, dan kontrol bola. Pada transisi 30-40 meter, mereka jauh lebih superior. Namun, kami sukses beradaptasi," ujar Guardiola dengan kajian tajam.
"Sebagai manajer, saya di sini untuk memihak sejarah gemilang tim ini. Lebih dari sekadar strategi, saya mau memeluk para pemain dan memberikan support penuh. Kami bakal mengubah situasi, dan pada waktu nan tepat, keputusan bakal diambil,"
Soal kecaman dari pendukung, sang pembimbing bersikap tenang namun tegas. "Setiap stadion tampaknya mau saya dipecat, dimulai dari Brighton. Mungkin mereka punya argumen dengan deretan hasil jelek kami. Bahkan Anfield pun mulai mencemooh saat skor 2-0. Ini tak terduga, terutama dari fans Liverpool. Namun, saya mengerti, ini bagian dari permainan sepak bola,"
"Saya tak mau bicara tentang sasaran saat ini. Musim tetap panjang. Kami bakal konsentrasi pada hasil, menunggu pemain pulih dari cedera, dan percaya pada proses. Ada begitu banyak perihal nan tetap bisa kami perjuangkan," pungkasnya dengan semangat membara.
Manchester City bersiap memulihkan kepercayaan diri saat menyambut Nottingham Forest di Etihad pada Rabu (4/12/2024) malam waktu setempat. Pertandingan ini bak panggung untuk menulis ulang narasi musim nan sempat terpuruk.