Liputan6.com, Jakarta - Republik Demokratik Kongo mengusulkan tuntutan pidana terhadap beberapa anak perusahaan Apple di Prancis dan Belgia. Tuntutan ini diajukan di Prancis dan Belgia lantaran pihak Apple dinilai menggunakan bentrok mineral untuk mendapatkan keuntungan.
Mengutip BBC, Kamis (19/12/2024), para pengacara nan bertindak atas nama pemerintah Kongo menyebutkan, Apple dan anak perusahaannya terlibat dalam kejahatan oleh golongan bersenjata nan menguasai sejumlah tambang di wilayah timur Kongo.
Anak-anak perusahaan nan dituding terlibat antara lain adalah Apple France, Apple Retail France, dan Apple Retail Belgium.
Apple digugat Kongo atas beragam pelanggaran, meliputi upaya menutupi kejahatan perang dan pencucian mineral tercemar, menangani peralatan curian, dan melakukan penipuan praktik komersial untuk memastikan rantai pasokan konsumen bersih.
Apple mengatakan, pihaknya membantah klaim tersebut.
"Kami sangat berkomitmen terhadap sumber mineral nan bertanggung jawab," kata pihak Apple dalam bantahan.
Adapun pihak berkuasa di Prancis dan Belgia sekarang bakal memandang apakah ada cukup bukti untuk mengambil tindakan norma lebih lanjut mengenai perihal ini.
Sebelumnya dalam sebuah pernyataan, pengacara nan mewakili pemerintah Kongo berbincang mengenai rantai pasokan Apple nan terkontaminasi "mineral darah".
Mineral darah merupakan sebuah istilah nan dipakai untuk menggambarkan bahan-bahan mineral nan ditambang di area bentrok dan dipakai untuk membiayai golongan bersenjata dan kekerasan.
Google Pixel Watch meramaikan pasar arloji pandai nan telah lebih dulu dikuasai Apple dengan Apple Watch, serta Samsung dengan Galaxy Watch. Sejauh mana arloji pemantau kebugaran seperti ini bisa menarik konsumen baru? Lalu apa peran teknolo...
Mineral Ditambang dari Daerah Konflik
Para pengacara Kongo ini menuding bahwa timah, tantalum, dan tungsten telah diambil dari wilayah bentrok dan kemudian dicuci melalui rantai pasokan internasional. Timah, tantalum dan tungsten sendiri dipakai dalam komputer dan telepon seluler.
"Kegiatan-kegiatan ini telah memicu siklus kekerasan dan bentrok dengan mendanai misili serta golongan teroris dan berkontribusi terhadap kerja paksa anak hingga kerusakan lingkungan," kata pengacara dalam gugatan mereka.
Sementara, Apple menepis tudingan dengan menyebut, pihaknya menerapkan, "standar tertinggi dalam industri kepada para pemasok."
Apple Tepis Tudingan
Seorang ahli bicara Apple kepada BBC menyebut, "Ketika bentrok di wilayah tersebut meningkat pada awal tahun ini, kami memberi tahu para pemasok kami bahwa pabrik peleburan dan pemurnian mereka kudu menghentikan pengadaan timah, tantalum, tungsten, dan emas dari Kongo dan Rwanda."
Lebih lanjut dikatakan, "Apple mengambil tindakan ini lantaran cemas auditor independen alias sistem sertifikasi industri tidak lagi bisa melaksanakan uji tuntas nan dipersyaratkan untuk memenuhi standar tinggi kami."
Tentang Tambang Mineral di Kongo nan Jadi Daerah Konflik
Perlu diketahui, wilayah timur Republik Demokratik Kongo merupakan sumber utama mineral dengan permintaan atas mineral berasal dari dunia. Hal ini memicu terjadinya perang selama beberapa dekade.
Sejauh ini, golongan HAM telah lama menuding bahwa sejumlah besar mineral dari pertambangan nan sah dan akomodasi nan dijalankan oleh golongan senjata diangkut ke Rwanda --negara tetangga Kongo-- dan berhujung sebagai material di ponsel dan komputer nan dipakai di seluruh dunia.
Rwanda sebelumnya menggambarkan tindakan norma pemerintah Kongo terhadap Apple sebagai tindakan media belaka. Apalagi, pihaknya juga membantah menjual mineral apa pun hasil bentrok kepada perusahaan teknologi tersebut.