Harga Minyak Masih Loyo Gara-gara Sinyal AS Tahan Suku Bunga Tinggi

Sedang Trending 3 bulan yang lalu

CNN Indonesia

Rabu, 22 Mei 2024 10:36 WIB

Harga minyak kembali turun pada perdagangan Rabu (22/5) di tengah sinyal The Fed mempertahankan kebijakan suku kembang tinggi. Harga minyak kembali turun pada perdagangan Rabu (22/5) di tengah sinyal The Fed mempertahankan kebijakan suku kembang tinggi. (Dok. Pertamina)

Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak kembali turun pada perdagangan Rabu (22/5) di tengah sinyal kebijakan suku kembang tinggi bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve (The Fed).

Pasar memprediksi The Fed bakal mempertahankan level suku kembang AS nan tinggi dalam jangka waktu lama namalain higher for longer lantaran inflasi nan berkelanjutan.

Mengutip Reuters, minyak mentah berjangka Brent turun 43 sen alias 0,5 persen menjadi US$82,45 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS (WTI AS) turun 50 sen alias 0,6 persen menjadi US$78,16 per barel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selasa (20/5) lalu, The Fed mengatakan kudu menunggu beberapa bulan lagi untuk memastikan inflasi betul-betul kembali ke jalur sasaran 2 persen, sebelum memangkas suku bunga.

Akibat tinggi biaya pinjaman ini, pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak bakal tertekan.

Investor sekarang tengah menunggu risalah pertemuan kebijakan terakhir The Fed dan info mingguan persediaan minyak AS dari Badan Informasi Energi (EIA) AS nan bakal dirilis Rabu waktu setempat.

Sementara itu, area euro menjanjikan penurunan suku kembang pada 6 Juni di tengah prospek ekonomi nan lebih positif.

Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde mengatakan dalam sebuah wawancara nan disiarkan pada hari Selasa bahwa dia "sangat yakin" inflasi area euro terkendali.

[Gambas:Video CNN]

(pta/pta)

Sumber cnnindonesia.com
cnnindonesia.com