Liputan6.com, Jakarta - Hari ini, Kamis (3/10/2024), Google Doodle merayakan ulang tahun ke-94 AT Mahmud, sosok legendaris pembuat lagu anak-anak nan tak lekang oleh waktu.
Lahir pada 1930, A.T. Mahmud alias Abdullah Totong Mahmud ini telah menorehkan sejarah dalam bumi musik anak=anak di Indonesia.
Saat membuka laman utama Google, Anda bakal disambut oleh ilustrasi A.T. Mahmud, komplit dengan kacamata dan kumis khasnya. Di sampingnya, tampak anak-anak menyanyi dengan riang.
Tak hanya itu, Google Doodle juga menambahkan ilustrasi gitar sebagai corak penghormatan terhadap kontribusi besarnya dalam mengisi masa mini banyak generasi.
Masa Kecil A.T. Mahmud: Dari "Do-dol-ga-rut" hingga Australia
Tidak banyak nan tahun laki-laki nan berkawan dipanggil "Dola" ini mengawali kecintaannya pada musik sejak di sekolah dasar. Ia belajar di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) di Hilir, dan di sanalah seorang pembimbing musik mengenalkannya pada notasi nada dengan langkah unik.
Dengan kata-kata seperti "do-dol-ga-rut-e-nak-ni-an", dia diperkenalkan pada bumi musik nan kelak bakal membentuk pekerjaan gemilangnya, sebagaimana dikutip dari Merdeka.com.
Ketertarikan Mahmud pada musik semakin dalam saat dia berumur 11 tahun, ketika dia mulai belajar musik secara formal. Tahun 1942 tepatnya saat pendudukan Jepang, dia tetap duduk dibangku kelas 5.
Dengan situasi nan sedang bergejolak, dia pindah ke Muaraenim. Kemudian di sana dia mendaftar di sekolah eks HIS nan berganti nama menjadi Kanzen Syogakko. Di sekolah ini Abdullah mulai mengenal sandiwara dan bumi permusikan.
500+ Lagu nan Menghidupkan Masa Kecil Anak Indonesia
Sejak pindah ke Muaraenim, dia berkenalan dengan Ishak Mahmuddin, seorang personil orkes musik Ming nan terkenal di sana. Salah satu skill Ishak adalah mengarang lagu, Abdullah pun mulai mengikui jejaknya.
Ishak nan memandang perkembangan Abdullah dalam memainkan beragam instrumen musik, memutuskan untuk mengajaknya berasosiasi dengan Orkes Ming nan terkenal itu.
Namun kehidupannya itu berubah setelah masa revolusi tahun 1945-1949. Saat itu keadaan membikin dirinya tidak dapat berguru dengan baik. Lalu, dia malah ikut di kancah perjuangan sebagai personil Tentar Pelajar.
Setelah dinyatakan lulus dari SMU, dia sempat bekerja di salah satu bank milik Belanda diajak oleh pamannya. Ia lampau mendaftar sekolah pendidikan Sekolah Guru bagian A (SGA).
Selama pendidikan kurang lebih 3 tahun dia pernah mengarang lagu untuk sang ibunda. Tahun 1956 dia pindah ke Jakarta dan diangkat menjadi pembimbing di SGB V Kebayoran Baru.
Ia pindah ke Jakarta berbareng kekasihnya Mulyani nan juga berprofesi serupa. Mulyani ditempatkan di SMP 11 Kebayoran Baru tepat berhadapan dengan sekolah SGB V tempat Abdullah mengajar.
Mulai Menciptakan Lagu Anak
Mahmud pun mendapatkan biaya dari Colombo Plan untuk berguru di University of Sydney, Australia untuk mendapatkan sertifikat The Teaching Of English As A Foreign Language.
Setelah menyelesaikan pendidikan selama satu tahun, dia kembali ke Indonesia dan mendaftar sebagai pembimbing di Taman Kanak-Kanak (SGTK) di Jakarta Selatan dan mulai menulis lagu untuk murid-muridnya.
Karya-karyanya, seperti "Pelangi," "Ambilkan Bulan," dan "Cicak di Dinding", menjadi bagian dari masa mini banyak anak di seluruh negeri.
Tidak hanya mudah dinyanyikan, lagu-lagunya juga sarat dengan pesan moral dan rima nan menyenangkan.
Pria kelahiran Palembang, Sumatera Barat ini juga sempat membawakan dua aktivitas musik di televisi, Lagu Pilihanku dan Ayo Menyanyi, nan terkenal selama lebih dari 20 tahun.
Kontribusi Mahmud nan besar terhadap musik anak membuatnya layak menerima beragam penghargaan bergengsi, termasuk AMI Lifetime Achievement Award dan Bintang Budaya Parama Dharma Medal.
Warisan Abadi A.T. Mahmud
Kontribusi A.T. Mahmud dalam bumi musik dan pendidikan anak-anak telah menginspirasi generasi demi generasi. Karya-karyanya tetap dinyanyikan hingga kini, menjadi bagian dari kenangan masa mini nan hangat bagi banyak orang.
Melalui lagu-lagunya, dia telah menanamkan cinta pada musik dan moral positif pada jutaan anak di Indonesia.