Chatib Kenang Faisal Basri: Di Tangannya, Ketidakadilan Temukan Musuh

Sedang Trending 2 minggu yang lalu

Jakarta, CNN Indonesia --

Mantan Menteri Keuangan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Chatib Basri mengenang kepergian Faisal Basri.

Baginya, sosok Faisal Basri bukan hanya sekadar teman, senior, dan pembimbing di bagian pengetahuan ekonomi, tapi juga contoh teladan.

Chatib mengatakan dia punya panggilan spesial kepada mendiang Faisal Basri. 'Bang Faisal', begitu dia memanggil sang ahli ekonomi kawakan tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bagi saya Bang Faisal tak hanya seorang kawan, senior, dan pembimbing dalam pengetahuan ekonomi, tapi dia adalah teladan tentang integritas, keteguhan sikap, dan keberanian," tulis Chatib di akun X pribadinya, Kamis (5/9).

"Ia tak hanya marah dan berani, tetapi Faisal adalah ahli ekonomi nan membaca info dengan baik. Pemikirannya cemerlang. Ia memahami konsep ekonomi dengan sangat baik. Pandanganya segar," jelasnya soal sosok Faisal.

Chatib dan Faisal satu almamater, ialah Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FE UI). Saat Chatib belum menyelesaikan skripsinya, Faisal Basri sudah menjadi seorang ahli ekonomi muda.

Menurutnya, tak banyak ahli ekonomi di FE UI nan membahas ekonomi politik pada akhir 1980 hingga awal 1990-an. Chatib merekam sosok tersebut dalam diri Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, Sjahrir, dan Faisal Basri.

"Keterlibatan saya pada aktivitas mahasiswa--yang dilakukan dengan rasa takut--membuat saya banyak berinteraksi dengan Faisal Basri," tutur Chatib.

Ia ingat betul saat Faisal berbincang lugas tentang bobroknya pemerintahan Presiden Soeharto dengan tumbuh suburnya korupsi, kroniisme, dan ekonomi rente. Hati Chatib kecut, lantaran di masa itu tak banyak orang berani 'menunjuk hidung' Soeharto secara langsung dalam obrolan terbuka.

Sejak saat itu, Chatib mengaku berkawan dengan sosok fenomenal tersebut. Ia juga menjadi saksi bahwa kedekatan mereka tak melunturkan sikap kritis Faisal Basri.

"Saat saya menjadi menteri finansial alias kepala BKPM, dengan lantang dia menyampaikan kritiknya nan pedas pada saya. Kami kadang berbeda pandangan, namun saya tahu, sikap kritisnya dibutuhkan untuk perbaikan negeri ini," ungkap Chatib.

"Demokrasi memang gaduh, mungkin menyebalkan. Tapi dia bisa menahan kecenderungan manusia untuk melakukan sewenang-wenang. Faisal menyuarakan pesan tua itu. Ia mengingatkan kekuasaan untuk tak sewenang-wenang. Ia seperti sebuah lentera bagi perubahan," tambahnya.

[Gambas:Twitter]

Belakangan ini, tepatnya pada Februari 2024 lalu, Chatib mengaku sempat mengingatkan Faisal untuk pergi ke dokter. Ia meminta seniornya itu untuk periksa kesehatan, di mana kala itu ada persoalan dengan mata Faisal.

Chatib berkata, 'Jika jatuh sakit, kita jadi kehilangan kesempatan untuk makan Padang'. Faisal pun merespons sarannya dengan baik.

"Ia menjawab melalui WA bahwa dia sudah periksa darah dan insyaallah bakal segera check up secara menyeluruh. Di ujung pesannya dia menulis: pengin segera menyantap nasi kapau," cerita Chatib.

Tepat sehari sebelum HUT ke-79 Indonesia, Chatib dan Faisal sama-sama menyambut 900 mahasiswa baru Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) UI. Keduanya berbincang mengenai kelas menengah.

Chatib bersaksi bahwa Faisal tetap seperti biasanya. Sang ahli ekonomi begitu lugas, berapi-api, dan begitu berani.

"Di tangannya, keberpihakan pada kerakyatan menemukan suaranya, dan ketidakadilan menemukan musuhnya. Kematian memang mengakhiri kehidupan seorang manusia, tapi tidak buahpikiran dan pemikirannya. Selamat jalan Bang Faisal," tutupnya.

[Gambas:Video CNN]

(skt/pta)

Sumber cnnindonesia.com
cnnindonesia.com