Bos Bulog Bongkar Alasan Program Jemput Gabah Sepi Minat Petani

Sedang Trending 3 bulan yang lalu

CNN Indonesia

Rabu, 22 Mei 2024 06:40 WIB

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengungkapkan argumen program Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengungkapkan argumen program

Jakarta, CNN Indonesia --

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengungkapkan argumen program "Jemput Gabah" kurang diminati oleh petani.

Menurutnya, perihal itu lantaran petani sudah mempunyai hubungan nan baik dan terikat dengan penggilingan mini nan ada di daerahnya masing-masing.

"Karena para petani ini sudah juga punya hubungan nan baik dan terikat dengan penggilingan-penggilingan mini nan ada di daerahnya. Atau juga para pengepul-pengepul, lantaran mereka hubungannya dengan para pengepul dan penggilingan mini itu sudah lama," ucap Bayu seperti dikutip dari Antara, Selasa (21/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bayu beranggapan selama ini nan terjadi adalah petani bakal menjual gabah mereka ke penggilingan mini ataupun pengepul dengan kadar air sekitar 25-30 persen. Selanjutnya, para penggilingan mini ataupun pengepul nan bakal menjual ke Sentra Penggilingan Padi (SPP) Bulog.

"Mereka berbilang apakah masuk, alias dapat untung nggak? Kan gitu. Jadi rupanya itu tetap bisa. Jadi dengan relaksasi harganya tetap bisa masuk. Jadi mereka tidak memilih program tadi, tidak menggunakan jemput gabah beras," ungkapnya.

Kendati, dia menuturkan program Jemput Gabah merupakan sinyal kepada pasar bahwa Bulog siap untuk masuk hingga ke tingkat petani guna menjaga stabilitas harga.

Di sisi lain, dia mengatakan pihaknya tetap bakal mengadakan dan melanjutkan program Jemput Gabah meskipun minim diminati petani.

Perum Bulog mencatat sudah melakukan penyerapan sebanyak 1.050.000 ton gabah kering panen di tingkat petani alias 535 ribu ton setara beras untuk pengadaan beras dalam negeri hingga 19 Mei 2024.

Bayu menyampaikan beras tersebut diserap untuk penguatan persediaan beras pemerintah (CBP). Sebanyak 535 ribu ton merupakan campuran antara beras nan ditugaskan oleh pemerintah alias public service obligation (PSO) hingga beras komersial.

Ia menyebut musim panen raya pada musim tanam pertama alias MT1 bakal berhujung dalam dua pekan ke depan. Bulog memprediksi dapat menyerap beras petani sebanyak 600 ribu ton setara beras hingga akhir Mei 2024.

[Gambas:Video CNN]

(mrh/sfr)

Sumber cnnindonesia.com
cnnindonesia.com