Liputan6.com, Jakarta - Serangan siber terus meningkat, salah satunya adalah melalui aplikasi smartphone. Oleh karenanya, perusahaan keamanan siber menyarankan untuk melakukan update aplikasi. Tujuannya selain agar pengguna mendapat fitur-fitur baru, juga untuk menutup potensi celah keamanan yang mungkin ada.
Hal ini tidak lepas dari laporan Global Abandoned Mobile Apps Report Q4 2023 yang dirilis Pixalate. Di mana, lebih dari 1 juta aplikasi ditinggalkan oleh pengembangnya baik di toko Google Play Store dan Apple App Store.
Laporan yang sama menyebut, 1,3 juta aplikasi diabaikan di Google Play Store selama lebih dari dua tahun. Sementara ada hampir 450 ribu aplikasi yang benar-benar ditinggalkan karena tak diperbarui sama sekali selama 4 tahun terakhir.
Pun begitu dengan di App Store. Sebanyak 581 ribu aplikasi diabaikan oleh pengembang dan 229 ribu lainnya sama sekali tak diperbarui selama lebih dari 4 tahun.
Padahal, dampak ketika aplikasi tak diperbarui oleh pengembang bisa sangat membahayakan. Misalnya aplikasi rentan dimasuki bug, malware, hingga entitas siber lainnya. Pada gilirannya, bug yang tak diperbaiki bisa merusak fungsionalitas programme dan mengancam keamanan information pengguna.
Principal Consultan Development, Security, and Operations PT ITSEC Asia Muhammad Ray Ramadhan menyebut, pemeriksaan dan perbaikan celah keamanan aplikasi smartphone mulai dari coding, commit, hingga deployment adalah hal utama dalam meminimalisasi temuan celah keamanan.
WhatsApp akhirnya menunda kebijakan privasi baru yang mengintegrasikan information pribadi dengan Facebook. Hal ini memicu kebingungan pengguna, dan migrasi ke aplikasi chatting lain.
* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Pentingnya Update Aplikasi hingga Cara Aman Pakai Aplikasi
Sementara, update aplikasi berupaya meningkatkan fungsionalitas, pengalaman pengguna, memperbaiki masalah, hadirkan fitur baru, dan optimalisasi kinerja aplikasi itu sendiri.
"Namun, selain peningkatan kinerja, update aplikasi secara berkala juga penting untuk memperbaiki kerentanan keamanan dan melindungi dari ancaman siber. Aplikasi yang tidak diperbarui akan rentan terhadap celah keamanan," kata Ray.
Lalu, bagaimana peran pengguna? Selain memperbarui aplikasi, pengguna juga perlu menerapkan sejumlah langkah agar terhindari dari serangan saat menggunakan aplikasi.
Berikut adalah cara pengguna menerapkan manajemen aplikasi di smartphone masing-masing:
1. Batasi jumlah aplikasi yang diunduh
Orang sering kali menyimpan aplikasi yang jarang atau tidak pernah digunakan di perangkat mereka. Ini bisa berdampak negatif pada keamanan perangkat. Sebaiknya, hapus aplikasi yang tidak terpakai untuk mengurangi risiko keamanan.
2. Perhatikan izin akses aplikasi
Ketika mengunduh aplikasi baru, perhatikan izin akses yang diminta oleh aplikasi tersebut. Pastikan izin tersebut relevan dengan fungsi aplikasi. Jika ada permintaan izin yang tidak relevan, sebaiknya batasi izin aplikasi pada perangkat Anda.
3. Perbarui aplikasi secara teratur
Pastikan semua aplikasi di perangkat Anda selalu diperbarui. Jika ada pembaruan tersedia, segera lakukan pembaruan. Perhatikan juga waktu terakhir pembaruan aplikasi. Jika aplikasi tidak diperbarui dalam waktu yang lama, perhatikan keamanannya.
4. Periksa ulasan pengguna sebelum mengunduh
Sebelum mengunduh aplikasi, perhatikan ulasan pengguna lain. Jangan mengunduh aplikasi yang memiliki ulasan buruk terkait keamanannya.
5. Hindari mengunduh dari sumber yang tidak resmi
Selalu mengunduh aplikasi dari sumber resmi seperti Google Play Store atau Apple App Store. Hindari mengunduh dari sumber yang tidak resmi untuk mengurangi risiko keamanan.
6. Waspadai adware dan tautan berbahaya
Hati-hati terhadap aplikasi yang mengandung adware. Adware dapat mengganggu dan berpotensi membahayakan keamanan perangkat. Selalu perhatikan tautan dalam adware karena bisa menjadi penipuan online. Jika menemukan adware, segera hapus aplikasi tersebut.
Pentingnya Pengembang untuk Update Aplikasi
Menurut standar industri, satu hingga dua pembaruan per bulan dianggap perfect untuk menjaga kinerja dan keamanan aplikasi. Ketika pengembang tidak memberikan pembaruan dalam waktu yang lama, information dan keamanan pengguna dapat terancam.
Manajemen aplikasi oleh pengguna sangat penting. Aplikasi yang masuk ke level resmi akan ditinjau secara menyeluruh terkait performa dan keamanannya.
Aplikasi yang tidak diperbarui bisa membuka celah bagi serangan malware dan bug. Pengguna perlu memperhatikan pembaruan aplikasi untuk melindungi diri dari serangan siber.
Presiden Direktur PT ITSEC Asia Tbk, Joseph Lumban Gaol, menjelaskan bahwa aplikasi yang tidak diperbarui dalam waktu lama dapat membahayakan keamanan pengguna.
Pengguna sering mengabaikan pembaruan aplikasi karena lupa, malas, atau tidak menyadari bahwa aplikasi tersebut telah ditinggalkan oleh pengembangnya. Hal ini dapat menyebabkan infeksi jangka panjang oleh malware atau bug.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.