Vasektomi Bikin Pria Tambah Perkasa, Benarkah?  

Sedang Trending 22 jam yang lalu

JAKARTA – Vasektomi sebagai kontrasepsi pilihan kaum laki-laki hingga sekarang tetap belum banyak peminatnya. Situasi ini tak lepas dari tetap banyaknya mitos nan menyelimuti seperti membikin libido berkurang, memicu kanker prostat, tak bisa dikembalikan lagi alias rekanalisasi, sama dengan dikebiri, hingga rasa sakit saat tindakan melampaui proses disunat.

Tak heran info hasil Pemutakhiran Pendataan Keluarga tahun 2024 nan diselenggarakan Kementerian kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN menunjukkan kesertaan laki-laki dalam ber-KB sangat rendah, hanya sekitar 2,45% pengguna kondom dan 0,16% ber-KB vasektomi. Hal ini tentu menghadirkan tantangan tersendiri bagi keberhasilan program Keluarga Berencana (KB).

Menjawab beragam kekhawatiran serta mitos seputar vasektomi, dr. Dimas S. Wibisono SpU, Subs. And. (K), FICS, dari Ikatan Ahli Urologi Indonesia (IAUI), menjelaskan banyak info nan salah beredar di masyarakat. Dia mencontohkan tentang mitos bahwa vasektomi bakal membikin gairah laki-laki turun.

“Justru sebaliknya. Vasektomi tidak ada hubungannya dengan libido. Karena aspek psikologis, merasa istri tidak mungkin hamil, malah bakal meningkatkan tingkat kepercayaan diri akseptor. Sehingga dia jadi lebih pede, durasinya lebih lama. Malah lebih prima, lebih hot,” papar dr. Dimas, melalui siaran pers nan diterima Kabarjatim.com.

Ia juga menepis dugaan vasektomi memicu munculnya kanker prostat. “Ini termasuk mitos juga. Insya Allah aman, tidak usah cemas lantaran sperma nan diproduksi bakal diserap kembali oleh tubuh. Dan sebetulnya cairan nan mengandung sperma hanya sekitar separuh cc. Sangat sedikit. Bahkan akseptor vasektomi tidak bisa membedakan “rasa ejakulasi” saat sebelum alias setelah mereka vasektomi,” kata dr. Dimas.

Diketahui, diperlukan 15-20 kali hubungan alias rentang waktu tiga bulan, sebelum akseptor betul-betul bisa Kembali melakukan hubungan seksual seperti biasa, Ini lantaran dimungkinkan tetap terdapat sperma di saluran vas deferens. Untuk itu, mereka diharuskan menggunakan kondom saat berhubungan.

Usai operasi, akseptor diharuskan rehat selama 3-5 hari. Selama satu bulan mereka dilarang melakukan aktifitas berat. Termasuk olahraga dan angkat berat. Hubungan seksual boleh dilakukan sekali seminggu. “Jangan lantaran lukanya mini (hasil operasi), apalagi dijahit pun tidak, hanya diplester pakai tensoplas, pasien biasanya ‘overconfident’,” ujar dr. Dimas mengingatkan. Tindakan operasi Vasektomi nan dikerjakan hanya membutukan waktu 15-30 menit saja.

Bagi pengidap HIV alias penderita AIDS, jangan khawatir. Mereka juga bisa ber-KB dengan vasektomi. Dr. Dimas memberikan jaminan. Ini lantaran tenaga medis sudah disiapkan untuk memberikan pelayanan tersebut, dengan mengkategorikan sebagai tindakan operasi infeksius. Demikian pula untuk pasien dengan penyakit glukosuria ataupun hipertensi hingga pun jantung dan lainnya. Mereka tetap bisa vasektomi di bawah pengawasan langsung dokter.

Adapun mengenai pertanyaan nan kerap mendengung di tengah masyarakat bahwa vasektomi sama dengan kebiri, master Dimas menegaskan perihal itu tidak benar. “Kebiri itu testisnya diangkat. Dengan kata lain, bukan hanya tidak bisa punya anak, laki-laki itu tidak bisa ereksi lagi. Sedangkan vasektomi hanya memotong alias mengikat salurannya saja. Hormon tidak terganggu,” urainya.

Vasektomi Tanpa Pisau

Berkat kemajuan teknologi di bagian kedokteran, sekarang telah dikembangkan satu metode Vasektomi Tanpa Pisau (VTP). Vasektomi sendiri merupakan tindakan pengikatan dan pemotongan pada saluran vas deferens. Dengan pengertian lain mengikat alias memotong saluran nan bakal mengalirkan sperma keluar melalui penis. Awal vasektomi dikenalkan kepada masyarakat, master melakukan sayatan alias operasi mini dengan menggunakan pisau. Namun sekarang tidak lagi. Angka kesakitannya pun semakin mengecil. Bahkan ada akseptor vasektomi mengatakan “lebih terasa sakit disunat.”

Memang saat ini tindakan vasektomi belum menjadi standart kompetensi master umum di Indonesia. Lantaran itu, Kemendukbangga/BKKBN menggelar aktivitas “Pelatihan Vasektomi Tanpa Pisau (VTP) bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) Tahun 2025”. Pelatihan digelar di Semarang, Jawa Tengah, medio Oktober 2025.

“Ini sangat krusial untuk meningkatkan kompetensi master umum di Indonesia. nan menjadi standar baru teorinya. Untuk pelaksanaanya belum, sehingga sangat diperlukan pelatihan. Saya minta masyarakat bisa mempercayai bahwa dokter-dokter nan sudah melewati training ini Insya Allah bakal bisa melakukan pelayanan secara profesional,” ujar dr. Dimas nan bertindak sebagai salah satu tutor dalam training tersebut.

Kegagalan Vasektomi Sangat Rendah

Dokter Dimas menjelaskan, selain support tenaga ahli dan peralatan canggih, secara statistik efektivitas vasektomi tinggi. Sementara teknik KB lain, selain vasektomi, seperti penggunaan kondom, mempunyai nomor kegagalan nan sangat tinggi, namun ada peminatnya. “Orang berpikiran bahwa kondom itu 100% aman. Padahal nomor keberhasilan Vasektomi sangat tinggi, hingga 100%. Sedangkan KB laki-laki nan lain, mempunyai nomor kegagalan lebih tinggi. Contohnya kondom, mempunyai nomor kegagalan 2-3%, alias sering masyarakat bilang kondom bocor,” jelasnya.

Mengakhiri penjelasannya, dr. Dimas berambisi biaya pelayanan vasektomi ditanggung pemerintah melalui Kemendukbangga/BKKBN alias BPJS Kesehatan.

The post Vasektomi Bikin Pria Tambah Perkasa, Benarkah?   appeared first on Kabarjatim.com.

Sumber kabarjatim.com
kabarjatim.com