SekitarKita.id- Kunjungan Presiden RI Prabowo Subianto ke Tiongkok pada Jumat, 8 November 2024 hingga Minggu ini telah membuahkan beberapa hasil konkret, terutama di bagian ekonomi dan bisnis, berikut juga politik luar negeri.
Di Tiongkok, selama tiga hari ini, Prabowo berjumpa dengan para pejabat tinggi negara mulai dari Presiden Xi Jinping, Perdana Menteri Li Qiang, dan Ketua Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional Tiongkok (National People Congress alias NPC) Zhao Leji.
Adapun Prabowo menghadiri pertemuan forum upaya Indonesia-Tiongkok nan diselenggarakan di Hotel Peninsula, Beijing. Forum itu mempertemukan pengusaha dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dan para pengusaha Tiongkok.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Berikut poin-poin krusial hasil kunjungan Prabowo di Tiongkok selama tiga hari:
A. Mendatangkan Investasi US$ 10,07 Miliar
Kunjungan Prabowo ke Tiongkok sukses mendatangkan investasi ke Indonesia sebesar US$ 10,07 miliar alias setara dengan sekitar Rp 157,64 triliun. Kerja sama itu dilakukan antarpelaku upaya dari kedua negara.
Para pengusaha menyepakati sejumlah perjanjian kerja sama nan sejalan dengan program prioritas pemerintah, antara lain di bagian ketahanan pangan, ketahanan energi, hilirisasi 26 komoditas utama dalam negeri, serta di bagian pemajuan sains dan teknologi.
B. Tujuh Kesepakatan Kerjasama Bilateral Indonesia-Tiongkok.
Disaksikan oleh Prabowo dan Xi Jinping, Indonesia dan Tiongkok juga menandatangani tujuh kesepakatan kerjasama bilateral. Prosesi penandatangan digelar di salah satu ruangan di Great Hall of the People, Beijing, pada Sabtu.
Adapun kesepakatan kerja sama antara Indonesia dan Tiongkok nan ditandatangani adalah:
1. Protokol Persyaratan Fitosanitari untuk Ekspor Buah Kelapa Segar dari Indonesia ke Tiongkok;
2. Pedoman Kerja Teknis untuk Mempromosikan Perikanan Tangkap Berkelanjutan;
3. Memorandum Saling Pengertian tentang Penguatan Kerja Sama Ekonomi Biru;
4. Memorandum Saling Pengertian tentang Kerja Sama Sumber Daya Mineral;
5. Memorandum Saling Pengertian tentang Kerja Sama Mineral Hijau;
6. Memorandum Saling Pengertian tentang Kerja Sama Bidang Sumber Daya Air; dan
7. Memorandum Saling Pengertian tentang Kerja Sama Penilaian Kesesuaian.
C. Pendanaan Program Makan Bergizi Gratis
Di luar tujuh kesepakatan bilateral dan investasi upaya US$ 10,07 triliun itu, pemerintahan Tiongkok juga sepakat untuk mendukung pendanaan program makan bergizi gratis. Kedua negara dalam perihal ini menyepakati pendanaan “Food Supplementaion and School Feeding Programme in Indonesia”. Kesepakatan itu dibacakan dalam aktivitas penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Tiongkok nan disaksikan langsung oleh Prabowo dan Xi Jinping.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa Tiongkok nan bakal mendukung program Indonesia ini telah lebih dulu melaksanakan program tersebut untuk rakyat mereka.
“Ya mereka (pemerintah Tiongkok) bakal men-support lantaran mereka juga sudah melaksanakan makan bergizi di sini,” kata Airlangga kepada wartawan di Beijing, Minggu (10/11/).
D. Pedoman Kerja Sama Kelautan untuk Kesejahteraan Masyarakat RI
Termasuk dalam tujuh kesepakatan kerja sama antara Indonesia dan Tiongkok nan penandatanganannya disaksikan Prabowo dan Xi Jinping, Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono menandatangani pedoman kerja sama teknis (Technical Cooperation Guidelines/TCG) dengan Menteri Pertanian dan Urusan Pedesaan Tiongkok, Han Jun.
Penandatanganan TCG menjadi bagian dari Implementing Arrangement nan sebelumnya sudah ditandatangani kedua belah pihak pada awal September tahun lalu. Di dalam pedoman ini berisi poin kerjasama untuk memastikan pemenuhan kesejahteraan pekerja perikanan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia di sekitar wilayah penangkapan ikan dengan peningkatan sektor hilirisasi hasil perikanan.
TCG mencakup 12 bagian pengaturan kerja sama Indonesia-Tiongkok, di antaranya mengenai perusahaan patungan, kapal hingga kuota penangkapan ikan. Sedangkan ruang lingkup kerja sama nan bakal dilakukan meliputi bagian perikanan tangkap dan pengolahan produk perikanan sesuai ketentuan norma di Indonesia.
Di dalamnya juga mencakup perjanjian mengenai pembangunan akomodasi perikanan di darat, termasuk pelabuhan perikanan, pertukaran keterampilan, pelatihan, dan info relevan mengenai sektor perikanan.
Menteri KKP juga menyebut TCG merupakan perjanjian strategis untuk membangun ketahanan pangan serta dapat menjadi kesempatan untuk meningkatkan pendapatan negara bagi kesejahteraan masyarakat, khususnya nelayan.
E. Penegasan Sikap Politik Luar Negeri Indonesia
Prabowo di Tiongkok menegaskan bahwa kerja sama antara Indonesia-Tiongkok dipastikan tidak mengubah sikap politik luar negeri Indonesia nan bebas aktif. Indonesia berkomitmen untuk tidak berpihak dan bekerja-sama dengan semua kekuatan di dunia.
Prabowo di hari terakhirnya di Tiongkok, dalam aktivitas forum upaya Indonesia-Tiongkok mengatakan, Indonesia memandang Tiongkok bukan hanya sebagai negara adikuasa, melainkan juga berperadaban besar.
“Saya melaksanakan pertemuan-pertemuan nan baik dengan presiden Anda dan pemerintahan Anda. Kita berkomitmen untuk melanjutkan langkah-langkah dari kerjasama dan sinergi kita di beragam sektor. Sektor pendidikan, bisnis, industri, kerjasama antar pelaku usaha,” kata Prabowo di forum tersebut.
“Dan kita sangat optimistis dan bullish untuk prospek ini, dan kita menilai bahwa kerjasama antara kedua negara ini bakal menjadi aspek untuk stabilkan dan meningkatkan atmosfer kerja sama di kawasan,” lanjutnya.
Prabowo melanjutkan bahwa secara keseluruhan kerjasama antara Indonesia-Tiongkok ini memberikan contoh ke bumi bahwa di era modern ini kerjasama adalah jalan nan tepat ditempuh untuk mencapai perdamaian.
“Kolaborasi, bukan konfrontasi, adalah jalan untuk perdamaian. Indonesia sangat jelas, kita selalu nonalign (tidak memihak). Kita selalu menghormati semua kekuatan besar di dunia,” ujar Prabowo.
Source link
Editor : Abdul Kholilulloh
Sumber Berita : Promedia