Liputan6.com, Jakarta Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) KONI nan mengangkat topik 'Evaluasi PON XXI/2024 Aceh-Sumatra Utara serta Proyeksi Pekan Olahraga Nasional (PON) ke Depan Lebih Profesional' resmi berhujung pada Jumat (29/11/2024) lalu.
Digelar di Aston Hotel, Batam, Kepulauan Riau, obrolan di Rakornas KONI 2024 berjalan hangat dalam suasana kekeluargaan dan persatuan olahraga. Sejumlah rumusan pun disepakati dalam rangka kemajuan PON di masa mendatang.
Seperti diketahui, sebagai corak penerapan pasal 37 (4) UU 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan, KONI memang mempunyai tugas salah satunya adalah melaksanakan dan mengoordinasikan aktivitas pekan olahraga tingkat nasional.
Untuk itu, berangkaian dengan pertimbangan PON XXI Aceh-Sumut 2024 nan menandai PON pertama di dua provinsi, peserta berambisi agar ke depannya SK Menpora tentang penetapan provinsi tuan rumah PON dapat sesegera mungkin diadakan agar perencanaan bisa dilakukan secara maksimal.
Ketetapan tuan rumah PON dari pemerintah nan hadi sedini mungkin dinilai dapat dapat menghindari masalah keterlambatan persiapan. PON XXI Aceh-Sumut 2024 terkendala akibat terbatas serta lambatnya pencairan APBN dan APBD, sehingga berakibat pada telatnya kesiapan venue serta gagalnyadilakukan tes event sebelum rangkaian pertandingan PON dimulai.
Selain itu, peralatan dan perlengkapan pertandingan juga terdampak lantaran lambat proses tender. Hal ini turut dipandang sebagai implikasi dari pencairan anggaran nan telat.
Oleh karenanya, salah satu hasil pertemuan Rakornas KONI 2024 adalah mendorong Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI agar segera menerbitkan Penetapan Penyelenggaraan PON XXII Tahun 2028 di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Dengan demikian, provinsi tuan rumah bisa segera menyiapkan prasarana melalui APBD maupun APBN secara matang dan terprogram.
Selanjutnya, terdapat pula pertimbangan sistem skor. Peserta Rakornas berambisi agar ke depannya, PON menggunakan sistem skoring digital terintegrasi teknologi Games Management System (GMS) agar penilaian lebih jeli dan transparan. Pasalnya, berkaca dari PON XXI Aceh-Sumut 2024 beberapa wasit alias juri tetap menggunakan metode manual nan berujung protes.
Berita Video, Tinjau Pertandingan Taekwondo PON Papua 2021, Ketua KONI Sampaikan Beberapa Pesan