YouTube Kembangkan Fitur AI untuk Bantu Kreator Temukan Ide Konten Baru

Sedang Trending 7 bulan yang lalu

Liputan6.com, Jakarta - YouTube tengah kembangkan beberapa fitur AI baru nan membantu menyempurnakan platform ini. Banyak dari fitur tersebut nan tetap dalam tahap eksperimen.

Baru-baru ini, anak perusahaan Google itu melakukan pengetesan fitur AI terbaru untuk memberikan ide-ide segar bagi pembuat untuk konten nan bakal dibuat.

Di laman support YouTube, sebagaimana dikutip dari Android Authority, Minggu (5/5/2024), perusahaan telah mengumumkan bahwa mereka sedang menguji fitur AI generatif nan dapat memberikan inspirasi bagi content creator untuk video nan bakal dibuat.

Alat AI ini didesain untuk membantu pembuat YouTube berganti pikiran tentang buahpikiran untuk konten berikutnya. Google juga mengatakan bahwa AI ini bakal membantu pembuat untuk memahami penonton mereka dan membantu membikin video dengan lebih cepat.

Untuk membantu kreator, AI generatif tersebut bakal membantu menghasilkan buahpikiran dalam tiga faktor, seperti:

  • Jenis konten nan mau dilihat lebih oleh penonton/viewers,
  • Sudut pandang baru untuk jenis konten nan belum perah dibuat oleh kreator,
  • Garis besar alias poin krusial untuk memulai pembuatan konten.

Fitur AI generatif ini hanya bakal dinikmati oleh segelintir pembuat saja. Sebab, YouTube mengatakan bahwa fitur ini hanya bakal digulirkan untuk pembuat nan membikin konten dalam bahasa Inggris.

Kendati demikian, Google bakal terbuka untuk memperluas fitur ini. Komitmen tersebut menjelaskan bahwa perusahaan berencana untuk mengembangkan fitur ini lebih jauh sehingga dapat digunakan oleh lebih banyak kreator YouTube.

Youtube menyiapkan biaya bensar untuk para pembuat membikin konten viral di Youtube Shorts. Kreator bakal dibayar Rp 143 juta per bulan asalkan bisa membikin konten shorts nan viral.

* Follow Official WA Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Hasil Pencarian Google Search Bakal Dijawab oleh AI

Selain menerapkan AI generatif di YouTube, Google juga bakal menggabungkan fitur AI ke mesin pencarinya.

Salah satu inisiatif tersebut adalah melalui Search Generative Experience (SGE), sebuah sistem nan memakai kepintaran buatan untuk menghasilkan ringkasan langsung pada hasil pencarian.

Mengutip info dari Gizchina, Kamis (25/4/2024), SGE merupakan upaya Google untuk memanfaatkan keahlian AI agar bisa diakses pengguna untuk menjawab pertanyaan pencarian mereka.

Fungsionalitas ini muncul sebagai ringkasan AI, disajikan dalam kotak info mini dalam hasil pencarian Google itu sendiri. Ringkasan ini bermaksud untuk menjawab pertanyaan aktual tentang entitas tertentu, seperti orang, tempat, alias organisasi.

Meski begitu, SGE tampaknya tetap eksklusif terbatas pada apliasi seluler dan menunjukkan konsentrasi awal pada optimasi pencarian seluler.

Fase pengetesan ini menandakan upaya berkelanjutan Google memprioritaskan kemudahan pengguna dan mempercepat proses pengambilan informasi.

Manfaat integrasi AI di hasil pencarian

Penerapan kepintaran buatan (AI) ke dalam mesin pencari Google memberikan beragam kegunaan, diantaranya:

  • Peningkatan pengalaman pengguna: Ringkasan AI menawarkan jawaban nan siap pakai, menghemat waktu dan upaya berbobot pengguna.Hal ini bisa berfaedah untuk pertanyaan sigap alias situasi di mana pengguna mencari gambaran ringkas sebelum mempelajari lebih dalam.
  • Peningkatan akseseibilitas: Bagi pengguna dengan keterbatasan aksesibilitas, ringkasan AI bisa memberikan format disederhanakan dan mudah dicerna. Hal ini bisa membikin pengguna memahami topik nan kompleks dengan lebih mudah.
  • Paparan terhadap beragam perspektif: Dalam skenario ideal, algoritma AI bisa menganalisis dan mensintesis info dari beragam sumber, menawarkan pengguna bakal pengalaman dani info lebih tentang suatu topik.

YouTube Lawan AdBlocker dengan Batasi Aplikasi Pemblokir Iklan di Smartphone

Di sisi lain, YouTube akan lebih garang dalam melawan AdBlocker. Salah satu caranya menghentikan praktik adblocker adalah dengan menargetkan aplikasi pemblokir iklan pihak ketiga nan sekarang tengah populer.

Sebelumnya, YouTube memulai perang melawan AdBlocker dengan mencegah video YouTube diputar di browser nan menggunakan ekstensi AdBlock.

Pengguna nan menggunakan ekstensi pemblokir iklan itu bakal menerima peringatan dari aplikasi YouTube untuk berakhir menggunakan pemblokir iklan.

Bahkan, beberapa mengeluhkan pemuatan video nan lambat meski YouTube kemudian mengatakan bahwa mereka tidak memperlambat video bagi pengguna nan mempunyai pemblokir iklan aktif.

Saat ini, mengutip dari Android Headlines, Kamis (18/4/2024), YouTube menargetkan untuk membatasi pengguna nan menggunakan aplikasi pemblokir iklan YouTube pihak ketiga, seperti ReVanced untuk mengakses video di platform tersebut.

Anak perusahaan dari Google itu mengatakan aplikasi ReVanced melanggar persyaratan layanannya lantaran memungkinkan pengguna mematikan iklan, dan mematikan iklan mencegah kreator konten mendapatkan hadiah untuk video nan diputar di YouTube.

* Fakta alias Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran info nan beredar, silakan WA ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci nan diinginkan.

Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi (kanan) sesaat sebelum berbincang berbareng mantan Perdana Menteri Inggris nan juga Pendiri dari Organisasi Nirlaba Tony Blair Insitute, Tony Blair (kiri) di instansi Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo), Jakarta, Jumat (19/4/2024). (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Sumber liputan6.com teknologi
liputan6.com teknologi