Liputan6.com, Jakarta - Vida, penyedia solusi identitas digital di Indonesia, telah mengumumkan pencapaian sertifikasi iBeta Level Presentation Attack Detection (PAD) untuk solusi liveness detection mereka.
Sertifikasi ini menegaskan komitmen Vida dalam menyediakan fitur keamanan mutakhir untuk melindungi dari ancaman siber nan makin canggih. iBeta sendiri merupakan laboratorium pengetesan nan diakui secara global, unik dalam pertimbangan sistem biometrik.
"Sertikasi ini adalah bukti nyata komitmen kami dalam menetapkan standar baru keamanan digital di Indonesia," tutur Founder dan Group CEO Vida Niki Luhur dalam keterangan resmi nan diterima, Jumat (27/12/2024).
Untuk diketahui, sertifikasi Level 1 PAD menilai keahlian sistem biometrik untuk menahan teknik spoofing dasar, seperti foto cetak alias video. Pengujian ini selaras dengan standar ISO/IEC 30107-3 nan menetapkan tolok ukur untuk penemuan serangan presentasi biometrik.
"Teknologi kami mempunyai standarisasi dunia untuk memberikan kepercayaan dan perlindungan terbaik kepada mitra bisnis," tutur Niki lebih lanjut. Saat ini, solusi Vida sendiri telah digunakan sejumlah perusahaan di Indonesia seperti Bank Mandiri, BCA, BTPN, Gojek, Bukalapak, dan DANA.
Dengan sertifikasi iBeta Level 1 PAD, Vida menegaskan keunggulannya di fitur liveness detection. Fitur itu menawarkan keamanan tinggi, kepatuhan global, serta pencegahan penipuan nan lebih baik.
Sertifikasi iBeta Level 1 ini sekaligus menambah lapisan kredibilitas pada portofolio solusi biometrik dan AI-driven Vida. Selain iBeta PAD Level 1, sertifikasi lain nan sudah dimiliki di antaranya adalah Sertifikasi WebTrust, Top Global Ranked NIST, hingga Adobe Approved Trust List.
Tidak hanya itu, Vida juga menjadi personil Cloud Signature Consortium dan FIDO Alliance. Dengan kelengkapan ini, Vida memposisikan diri sebagai mitra terpercaya dalam mengamankan transaksi digital dan info pengguna di lanskap ancaman nan kian kompleks.
Modus Penipuan Deepfake Naik 1.550 Persen di Indonesia
Di sisi lain, kemajuan teknologi kepintaran buatan (artificial intelligence/AI) rupanya juga dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab untuk melancarkan tindakan kejahatan siber.
PT Indonesia Digital Identity (VIDA) mencatat peningkatan nan sangat signifikan, ialah 1.550 persen, pada kasus penipuan menggunakan teknologi deepfake di Indonesia sepanjang 2022 hingga 2023.
Co-founder dan Presiden VIDA, Sati Rasuanto, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap maraknya penipuan digital nan semakin canggih.
"Penyalahgunaan AI, khususnya penipuan deepfake, menjadi ancaman serius bagi keamanan transaksi digital kita," ungkap Sati, dikutip dari Antara, Sabtu (2/11/2024).
Untuk mengatasi masalah ini, VIDA menghadirkan solusi komprehensif berjulukan VIDA Identity Stack (VIS).
VIS diklaim bisa menjamin keamanan transaksi digital hingga 99,9% melalui beragam fitur unggulan seperti verifikasi identitas, autentikasi pengguna, dan deteksi penipuan yang canggih.
"VIS dirancang unik untuk menghadapi empat ancaman utama penipuan berbasis AI, ialah social engineering, account takeover, pencurian identitas, dan pemalsuan dokumen," klaim Sati.
Platform dengan Sign OpenAPI
Selain VIS, VIDA juga menawarkan platform VIDA Sign nan dilengkapi dengan Sign OpenAPI. Platform ini memudahkan proses penandatanganan arsip secara digital dengan tingkat keamanan nan sangat tinggi.
“Dengan integrasi nan mudah, VIDA Sign menjadi solusi ideal bagi beragam sektor industri nan memerlukan tanda tangan elektronik nan kondusif dan terpercaya,” tambah Sati.
Sati menekankan pentingnya keamanan info dan sistem digital dalam membangun sistem finansial nan inklusif dan handal bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Ia juga membujuk masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap modus-modus penipuan terbaru dan selalu memverifikasi info sebelum melakukan transaksi.
“Kami berkomitmen untuk terus mengembangkan solusi nan inovatif guna melindungi masyarakat dari ancaman kejahatan siber," ujar Sati.
Ia menilai kerjasama antara semua pihak, baik pemerintah, pelaku bisnis, maupun masyarakat, sangat krusial untuk menciptakan ekosistem digital nan kondusif dan terpercaya.