TikTok Akan Beri Label Khusus untuk Konten Buatan AI, Bentuk Transparansi ke Pengguna

Sedang Trending 7 bulan yang lalu

Liputan6.com, Jakarta - TikTok dilaporkan bakal mulai memberikan label unik untuk video nan dihasilkan oleh AI. Tindakan ini adalah upaya agar pengguna tidak terkecoh dengan video nan sekilas mirip dengan tokoh alias tempat di bumi nyata.

Aturan TikTok ini bakal mewajibkan kreator konten memberikan pengingat kepada pengguna jika konten nan ditonton merupakan video buatan kepintaran buatan (AI).

Kendati demikian, kebijakan itu kemungkin sulit untuk direalisasi, lantaran pembuat biasa menggunakan software AI pihak ketiga.

Untuk itu, melihat kemungkinan ada kreator nan tidak menuruti patokan tersebut, TikTok akhirnya bekerja sama dengan perusahaan Content Credentials untuk memberikan label terhadap konten nan dibuat menggunakan AI.

Content Credentials merupakan info digital nan mengenai dengan konten kreatif, seperti gambar alias video, nan menghadirkan perincian tentang asal-usul, kreator konten, dan perubahan pada konten tersebut.

Dikutip dari Engadget, Minggu (12/5/2024), Content Credentials menghadirkan solusi untuk melacak asal-usul gambar AI nan digunakan selama proses penyuntingan konten, baik berupa foto ataupun video serta diunggah ke aplikasi TikTok.

Asal dari konten tersebut dapat dilihat oleh pengguna, andaikan mereka menemukan konten AI pada platform nan mendukung teknologi dari Content Credentials.

TikTok menyatakan, mereka bakal menjadi platform video pertama nan mendukung pemberian label konten AI dari Content Credentials. Namun, perlu beberapa waktu agar label ini bakal diterapkan di lebih banyak pengguna.

Larangan penggunaan TikTok untuk kalangan staf pemerintahan meluas ke beragam negara. Selain pemerintah Amerika Serikat (AS), saat ini terhitung ada 10 negara nan melarang penggunaan aplikasi video pendek besutan Bytedance tersebut, termasuk Uni Er...

* Follow Official WA Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Label AI Dinilai Kurang Efektif

Meski fitur ini berfaedah agar pengguna tidak terkecoh dengan konten AI, sekaligus melindungi pembuat asli, penerapan label AI tidak semudah kedengarannya.

OpenAI mencatat di laman dukungannya jika teknologi ini bukan solusi terbaik mencegah ekspansi konten AI, apalagi metadata nan dimiliki dapat dengan mudah dihapus baik secara tidak sengaja maupun sengaja.

Label AI juga tidak bakal efektif jika orang tidak memperhatikan, apalagi tidak peduli terhadap label pengingat itu. TikTok mengatakan pihaknya juga mempunyai rencana untuk mengatasi perihal tersebut.

Untuk itu, perusahaan menyatakan berkolaborasi dengan organisasi pengecekan kebenaran MediaWise dan organisasi kewenangan asasi manusia Witness dalam serangkaian kampanye literasi media untuk mengedukasi pengguna TikTok soal pelabelan ini.

Lagu dari Universal Musig Group Bakal Balik ke TikTok

TikTok dan Universal Music Group (UMG) diketahui telah menandatangani kesepakatan baru. Dengan kesepakatan baru ini, lagu dari musisi di bawah naungan Universal pun dipastikan bakal kembali datang di TikTok.

Mengutip info dari Engadget, Senin (6/5/2024), saat ini kedua perusahaan juga tengah bekerja secepatnya agar konten dari musisi di bawah Universal bisa ditemukan lagi di aplikasi TikTok.

Oleh karena itu, pengguna sekarang sudah bisa Kembali memakai lagu dari Taylor Swift, Olivia Rodrigo, dan beberapa musisi lain.

Sebagai bagian dari kesepakatan ini, kedua perusahaan menyebut jika AI generatif bakal menjadi salah satu perlindungan untuk melindungi konten dari para musisi nan datang di platform video pendek tersebut.

"TikTok dan UMG bakal bekerja sama memastikan pengembangan AI di industri musik untuk melindungi seni karya manusia, sekaligus nilai ekonomi nan mengalir ke artis dan penulis lagu tersebut," tulis Universal dalam pernyataannya.

TikTok dan UMG Kerjasama Berantas Musik Hasil AI

Tidak hanya itu, TikTok juga berkomitmen bekerja sama dengan Universal untuk menghapus musik tidak sah hasil AI nan beredar di platform tersebut, termasuk tool untuk meningkatkan atribusi artis dan penulis lagu.

Kesepakatan baru ini juga mencakup kesempatan monetisasi baru dari ekspansi TikTok ke bagian e-commerce. Disebutkan, platform tersebut bakal membantu para musisi dengan menghadirkan tool analitik, jasa penjualan tiket terintegrasi, hingga beberapa fitur lainnya.

Sebagai informasi, dihapusnya konten lagu dari musisi nan ada di bawah Universal telah dilakukan sejak Februari 2024. Hal itu dilakukan lantaran ada persoalan royalti antara TikTok dan Universal.

Menurut laporan BBC ketika itu, Universal menghapus sekitar tiga juta lagu musisi di bawah label mereka dari TikTok. Akibatnya, pengguna platform tersebut tidak bisa lagi menemukan lagu dari sejumlah musisi seperti Billie Eilish, The Weekend, hingga Drake.

* Fakta alias Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran info nan beredar, silakan WA ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci nan diinginkan.

Sumber liputan6.com teknologi
liputan6.com teknologi