Sistem Rating Usia di Apple Store Dianggap Tak Cukup Lindungi Anak-Anak

Sedang Trending 16 jam yang lalu

Liputan6.com, Jakarta - Sistem rating usia Apple di toko aplikasi App Store dianggap tidak cukup melindungi anak-anak.

Hal ini berasas klaim sebuah laporan, setelah dilakukannya penelitian selama sehari nan mendapati jika sebagian besar aplikasi dianggap tidak bisa diterima oleh anak-anak dan menimbulkan risiko.

Mengutip Apple Insider, Jumat (27/12/2024), Apple mempunyai beragam sistem dan sistem untuk membikin penggunaan iPhone, Pad, dan Mac kondusif untuk anak-anak.

Salah satunya, kontrol orang tua bisa membatasi rentang usia aplikasi nan bisa dipakai pada perangkat anak.

Namun, agar pembatasan bisa betul-betul bermanfaat, aplikasi sendiri perlu diberi ranking nan tepat. Dalam laporan campuran nan dilakukan Heat Initiative dan ParentsTogether Action, disebutkan jika rating usia di App Store tidak cukup efektif.

Laporan ini menugaskan seorang peneliti untuk meninjau sebanyak mungkin aplikasi dalam 24 waktu jam. Ada pula konsentrasi pada aplikasi dalam kategori nan mempunyai riwayat akibat keamanan bagi anak-anak, di antaranya adalah aplikasi tentang kecantikan, chatting, diet dan penurunan berat badan, akses internet umum, dan games.

Dalam kurun waktu tersebut, sekitar 800 aplikasi ditinjau, namun hasilnya ada lebih dari 200 aplikasi iPhone yang mempunyai konten alias fitur nan mengkhawatirkan. Parahnya, aplikasi ini juga ditujukan untuk anak-anak.

Misalnya, meski aplikasi chatting umumnya diberi rating untuk usia 17 tahun ke atas dan hanya sedikit nan diberi rating untuk anak-anak, kategori lain seperti aplikasi penurunan berat badan justru diberi rating untuk anak-anak berumur 4 tahun ke atas.

Raksasa ponsel Apple meluncurkan iPhone terbaru dengan teknologi kepintaran buatan alias AI, nan disebut sebagai Apple Intelligence. Para pesaingnya juga banyak memanfaatkan AI. Persaingan memanfaatkan AI ini terjadi, di tengah upaya menggairahkan ke...

Ratusan Aplikasi Dianggap Tidak Aman untuk Anak-Anak

"Hal ini memperlihatkan jika sistem rating Apple tidak hanya mengabaikan aplikasi perseorangan dalam kategori berisiko dan berorientasi dewasa tetapi juga seluruh kategori potensi bahaya," kata laporan tersebut.

Aplikasi nan dianggap berisiko itu mencakup 25 aplikasi chatting dengan 37 juta unduhan. Di antaranya apalagi aplikasi nan terhubung dengan orang asing, aplikasi chatting anonim, hingga aplikasi chatting dengan AI.

Laporan tersebut juga menambahkan bahwa salah satu aplikasi obrolan anak-anak mempunyai pengguna nan menyebut aplikasi tersebut tak lebih dari sekadar pedofil.

Terungkap, ada 40 aplikasi nan terhubung dengan internet tanpa filter dalam golongan tersebut dengan total unduhan 291 juta.

Aplikasi-aplikasi tersebut termasuk beberapa nan mengiklankan keahlian untuk melewati filter sekolah dan bisa memberikan akses ke situs-situs terlarang.

Aplikasi kecantikan dan nan mengenai tubuh dan kebugaran menyumbang 75 dari total aplikasi berisiko. Termasuk di antaranya nan mendorong berpuasa 20 jam untuk menurunkan tingkat kalori.

Sementara, 52 aplikasi game ditemukan mempunyai unsur-unsur nan berisiko, beberapa di antaranya apalagi menawarkan fitur 'XXXSpicy' dengan challenge seperti berlari-lari mini dan sebagainya.

Aplikasi lainnya dianggap sebagai video game nan penuh muatan kekerasan, apalagi pemainnya menjadi karakter pembunuh dan pengedar narkoba.

Proses Rating Dipertanyakan

Laporan itu mengungkap jika sebagian masalahnya adalah gimana Apple menangani proses rating usia.

Alih-alih mengandalkan sistem rating pihak ketiga seperti Entertainment Software Rating Board (ESRB), Apple justru mengandalkan developer nan menjawab kuesioner tentang konten aplikasi, nan kemudian dipakai sebagai dasar rating.

Laporan tersebut menyatakan sejauh ini tak jelas apakah ada langkah lain nan dilakukan Apple mengenai masalah ini, apa ada kriteria lain nan digunakan, dan apakah Apple menindaklanjuti untuk mengonfirmasi rating usia setelah aplikasi diterbitkan.

Laporan ini juga menuding Apple telah abai terhadap tanggung jawabnya, ketika mereka sebenarnya berjanji kepada family untuk menciptakan lingkungan App Store nan aman.

Apple dituding telah memaksakan tanggung jawab umum terhadap developer dan melindungi diri dari akuntabilitas.

Desak Adanya Solusi

Kedua organisasi penelitian ini meyakini ada sejumlah perihal nan kudu ditingkatkan Apple dalam proses rating demi keselamatan pengguna nan dinilai paling rentan, ialah anak-anak.

Apple pun didesak untuk melaksanakan peninjauan dan verifikasi pihak ketiga nan independen untuk memeringkat usia sebelum aplikasi tersebut tersedia di App Store untuk anak-anak.

Hal ini dinilai bakal melibatkan pendapat dari para mahir dala sebuah panel, mirip dengan proses ESRB untuk penjualan game.

Meski begitu dengan melibatkan pendapat ahli, tentu bakal menambah biaya tambahan pada proses publikasi aplikasi. Masalahnya, jika perihal ini dilakukan, biayanya bakal dibebankan kepada developer aplikasi, bukan Apple.

Apple pun diusulkan untuk membikin proses rating usia menjadi lebih transparan.

"Apple kudu bertindak sigap untuk mengoreksi ranking nan tidak sesuai dan mengambil tindakan terhadap developer nan mencoba menghindari sistem rating," kata laporan ini.

Tanggapan Apple

Menanggapi perihal tersebut, kepada Apple Insider, Apple menyebut mereka sudah melakukan banyak perihal untuk melindungi anak-anak dengan perangkat mereka.

"Di Apple, kami bekerja keras untuk melindungi privasi dan keamanan pengguna serta menyediakan pengalaman nan kondusif bagi anak-anak. Kami melakukannya dengan memberi orang tua beragam keahlian nan dapat mereka aktifkan pada perangkat anak-anak mereka untuk membatasi pembelian, pencarian web, dan akses ke aplikasi; mencegah konten eksplisit; menandai konten nan bermasalah melalui Laporkan Masalah; dan banyak lagi.Pengembang diharuskan memberikan ranking usia nan jelas sesuai dengan kebijakan App Store, dan aplikasi nan dirancang untuk anak-anak ditetapkan dalam kategori unik dan menjalani proses Peninjauan Aplikasi nan lebih ketat.Jika ranking usia aplikasi tidak sesuai dengan kontennya, kami segera mengambil tindakan untuk memastikan masalah tersebut diperbaiki."
Sumber liputan6.com teknologi
liputan6.com teknologi