Liputan6.com, Jakarta - Huawei kembali menduduki posisi nomor satu di pasar smartphone Tiongkok setelah lebih dari tiga tahun hengkang dari tahtanya. Informasi ini berasas info dari perusahaan riset Canalys.
Sekadar informasi, pada kuartal pertama 2024, pengiriman smartphone Huawei mencapai 11,7 juta unit dan menyumbang 17 persen pangsa pasar. Hal ini juga membikin pertumbuhan Huawei melejit dengan persentase 70 persen.
Analisis Canalys Toby Zhu mengaitkan kesuksesan Huawei dengan respon pasar nan cukup baik terhadap smartphone seri Mate dan Nova.
Utamanya, peningkatan berjenjang dalam produksi dan pasokan seri Mate 60 menjadi aspek pendorong krusial bagi pertumbuhan Huawei secara keseluruhan.
Kenapa Huawei Bisa Jatuh?
Mengutip Gizchina, Senin (27/5/2024), jatuhnya Huawei dari posisi teratas di pasar smartphone salah satunya didorong oleh pemerintah AS nan pada 2019 menempatkan Huawei di Daftar Entitas.
Daftar Entitas ini secara efektif melarang perusahaan Amerika melakukan upaya dengan raksasa teknologi Tiongkok. Hal ini pula nan mencegah Huawei memakai sistem operasi Android Google dan mengakses beragam teknologi krusial AS, termasuk penggunaan chipset dari Qualcomm dan patennya.
Amerika juga menekan sekutu-sekutunya untuk tak memakai produk jaringan Huawei dalam menggelar 5G. Alasannya adalah pertimbangan keamanan nasional.
Beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, Australia, dan Jepang melarang dan membatasi peralatan Huawei dari prasarana 5G mereka.
Pertumbuhan ekonomi digital Indonesia tentu tak bisa dilepaskan dari keterlibatan pihak nan tepat. Indosat Ooredoo Hutchison pun menggandeng perusahaan industri teknologi asal Tiongkok, Huawei, untuk mengembangkan penemuan berbasis kepintaran buatan ...
* Follow Official WA Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Penjualan Sempat Anjlok di Tiongkok dan Dunia
Akibat dari hukuman AS ini, penjualan smartphone Huawei ambruk di Tiongkok dan global. Huawei terpaksa menjual merek smartphone Honor pada 2020.
Pada 2021, Huawei melaporkan penurunan pendapatan terbesar, turun 47 persen, dari segi upaya konsumen. Pendapatan keseluruhan Huawei turun nyaris 30 persen, menjadi 320 miliar Yuan pada paruh pertama 2021.
Selanjutnya, pada 2022, Huawei melaporkan penurunan untung tahunan terbesar. Perusahaan menyebut perihal ini mengenai dengan lingkungan eksternal nan menantang, kenaikan nilai komoditas, hingga kontrol pandemi nan ketat di Tiongkok.
Bangkit Lagi Buat Tantang Android
Strategi Huawei untuk melengkapi smartphone mereka dengan sistem operasi Harmony dan prosesor Kirin pun mulai terlihat hasilnya.
Seri Nova 12 nan rilis Desember lampau datang dengan Harmony OS mendukung komunikasi satelit dua arah dan penggunaan chip Kirin, meningkatkan keahlian di segmen nilai menengah.
Selain itu, peningkatan Huawei dari seri P ke Pura 70, nan menggabungkan teknologi lensa teleskopik untuk meningkatkan keahlian pencitraan menghasilkan perihal nan signifikan di pasar.
Huawei dengan strateginya di tahun 2024 mulai membangun keahlian AI sebagai bagian dari sistem hardware dan software-nya.
Seiring ekosistem Harmony OS nan kian berkembang, Huawei berupaya menjadi OS terbesar ketiga untuk smartphone, menantang Android dan iOS.
* Fakta alias Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran info nan beredar, silakan WA ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci nan diinginkan.