Apple Vision Pro Siap Gebrak Pasar Global, Indonesia Kebagian?

Sedang Trending 7 bulan yang lalu

Liputan6.com, Jakarta - Apple Vision Pro nan sebelumnya hanya tersedia untuk pasar Amerika Serikat dikabarkan bakal dijual pula secara global. Informasi ini diketahui dari laporan terbaru wartawan Bloomberg Mark Gurman.

Mengutip info dari 9to5Mac, Selasa (14/5/2024), Apple dikabarkan berencana merilis Vision Pro ke lebih banyak pasar usai gelaran WWDC 2024 nan diadakan awal bulan depan.

Meski tanggal pasti kehadirannya belum dipastikan, menurut laporan tersebut, Apple sudah melatih sejumlah staf ritel mereka di luar Amerika Serikat soal demo dan proses penjualan headset tersebut.

Oleh karena itu, berasas laporan ini, ada kemungkinan peluncuran dunia untuk Apple Vision Pro bakal diumumkan pada WWDC 2024. Kemudian, penjualan perangkat tersebut bakal dimulai setelahnya.

Disebutkan, training tersebut sudah dilakukan pada sejumlah staf nan berasal dari Jerman, Prancis, Australia, Jepang, Korea Selatan, Singapura, dan Tiongkok. Namun,belum diketahui apakah perangkat ini juga bakal menyambangi pasar lainnya, termasuk Indonesia. 

Di sisi lain, menurut laporan analis kenamaan Ming-Chi Kuo, nomor penjualan Vision Pro disebut tidak sesuai dengan nan diharapkan Apple.

Dikutip dari The Drum, lambatnya mengambil dalam memperkenalkan teknologi baru kepada umum menjadi salah satu argumen kenapa headset ini sunyi peminat. Namun, ini tidak menjadi pertanda perangkat tersebut bakal betul-betul selesai.

Menurut Kuo, perusahaan berencana untuk mengirimkan antara 400.000 dan 450.000 unit Vision Pro. Angkat ini disebut bukan jumlah minimun 700.000 unit nan telah diprediksi Apple, serta headset ini juga belum dirilis di luar Amerika Serikat.

* Follow Official WA Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Apple Vision Pro Sepi Peminat Setelah Rilis 2 Februari 2024, Apa Penyebabnya?

Sejak diluncurkan, beragam laporan tentang perangkat ini sangat beragam; banyak nan memuji kemampuannya dan lainnya mengeluh corak terlalu besar dan berat.

Tak sedikit pula pengguna mengatakan harga Apple Vision Pro tersebut terlalu mahal. "Ada teknologi senilai USD 3.500 di Vision Pro, namun belum berbobot USD 3.500 bagi konsumen massal, setidaknya belum,” kata futuris dan penulis Cathy Hackl.

Mark Gurman dari Bloomberg juag menulis, antusiasme Apple Vision Pro telah mereda secara signifikan. Dia mengatakan, "terjadi penurunan tajam dalam permintaan demo dan penjualan ritel.

Gurman sendiri mengakui, dirinya sendiri sudah tidak lagi menggunakan headset komputer spatial ini sehari-hari. "Kali ini hanya sekali alias dua kali seminggu," katanya.

Apple Vision Pro Sepi Aplikasi Pendukung

Gurman juga menyalahkan kurangnya "aplikasi seru" dan konten menarik pada Vision Pro nan semakin mengurangi daya tarik headset.

Ia mencatat, perangkat ini lebih cocok digunakan untuk aktivitas sendirian – misalnya, dalam penerbangan jarak jauh alias saat bekerja dari rumah – dibandingkan digunakan dalam situasi sosial alias berbareng rekan kerja.

Di sisi lain, penjualan nan lambat di Amerika Serikat (AS) saat ini dapat menjadi salah satu pertimbangan Apple, terhadap permintaan pasar non-AS.

Apple menggambarkan Vision Pro sebagai “komputer spasial pertama” perusahaan, sebuah perangkat memadukan teknologi realitas virtual dan realitas extended untuk menghadirkan pengalaman pengguna 3D sepenuhnya imersif.

Meskipun headset ini mendapat perhatian besar dari media pada saat peluncurannya, Apple sepertinya tetap belum menemukan arget audiens untuk Vision Pro ini.

Ditambah, saat ini tetap banyak aplikasi terkenal di App Store tetap belum bisa digunakan di headset Apple Vision Pro.

Apple Vision Pro Bantu Dokter Bedah Lakukan Operasi Bahu Pasien

Di sisi lain, produk ini mengemas banyak teknologi nan dapat mempermudah pekerjaan.

Salah satunya ditujukkan baru-baru ini adalah Apple Vision Pro dimanfaatkan untuk membantu master bedah melakukan operasi penggantian bahu.

Dikutip dari Gizmochina, Sabtu (6/4/2024), headset Apple ini menjadi sorotan setelah digunakan dalam operasi penggantian bahu nan dilakukan di Florida.

G. Russell Huffman dari Rothman Orthopaedic Institute melakukan operasi krusial nan memanfaatkan Vision Pro. Operasi berjalan di AdventHealth Surgery Center di Orlando, Florida, Amerika Serikat. 

* Fakta alias Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran info nan beredar, silakan WA ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci nan diinginkan.

Sumber liputan6.com teknologi
liputan6.com teknologi