Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan pesat kecerdasan buatan (AI) di beragam sektor telah menghadirkan banyak manfaat, baik bagi perseorangan maupun bisnis. Namun, seiring dengan meningkatnya aksesibilitas AI, muncul pula ancaman baru di bumi siber.
Para pelaku kejahatan siber sekarang menggunakan AI untuk memperkuat serangan siber mereka, membuatnya lebih cepat, kompleks, dan susah dideteksi.
AI Sebagai Senjata Baru Penjahat Siber
Teknologi AI telah memberikan keahlian luar biasa bagi penjahat siber untuk mengotomatisasi serangan dan mempercepat operasinya. Berikut adalah beberapa langkah gimana AI dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan, seperti dikutip dari keterangan Kaspersky, Jumat (9/8/2024):
1. Pembuatan Perangkat Lunak Berbahaya
AI seperti ChatGPT dapat digunakan untuk menulis software berbahaya secara otomatis. Dengan memanfaatkan model bahasa alami, penjahat siber dapat mengotomatisasi serangan terhadap banyak pengguna secara bersamaan.
2. Pemantauan Aktivitas Pengguna
Program AI dapat mencatat masukan pengguna dari ponsel pandai mereka, seperti info sensor akselerasi. Ini memungkinkan penjahat siber untuk menangkap info sensitif seperti pesan, kata sandi, dan kode perbankan.
3. Botnet Otonom dengan Kecerdasan Kelompok (Swarm Intelligence)
Dengan kepintaran kelompok, botnet otonom dapat berkomunikasi satu sama lain untuk memperbaiki jaringan rawan setelah terjadi kerusakan, menjadikannya lebih tahan terhadap upaya penghancuran.
Kejahatan siber seperti menyebar file APK dengan beragam modus, mulai dari undangan pernikahan hingga penerimaan paket telah menyantap banyak korban dan wajib diwaspadai.
* Follow Official WA Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.