Top 3 Tekno: 25 Aplikasi VPN di App Store Rusia Dihapus, Kenapa?

Sedang Trending 3 bulan yang lalu

Liputan6.com, Jakarta - Alasan Apple memutuskan untuk menghapus 25 aplikasi VPN di Apps Store Rusia paling banyak dicari pembaca kanal Tekno Liputan6.com, Sabtu (6/7/2024).

Tak hanya itu, tulisan tentang WA tukar warna centang verifikasi hingga laporan keamanan siber dari Cloudflare juga terkenal kemarin.

Lebih lengkapnya bisa cek di bawah ini.

1. Apple Hapus 25 Aplikasi VPN di App Store Rusia

Toko aplikasi Apple, App Store (Liputan6.com/ Agustin Setyo Wardani)

Apple menghapus aplikasi VPN (Virtual Private Network) dari App Store miliknya untuk pasar Rusia.

Tindakan keras dari raksasa teknologi asal Amerika Serikat ini merupakan respons dari permintaan Pengawas Komunikasi Rusia Roskomnadzor.

Permintaan jasa VPN melonjak di Rusia setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan pasukan masuk ke Ukraina pada tahun 2022 dan pihak berkuasa membatasi akses ke beberapa media sosial Barat.

Baca Selengkapnya di Sini

* Follow Official WA Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2. WA Ganti Warna Centang Verifikasi, dari Hijau Jadi Biru

Warga mencoba mengakses aplikasi Whatsapp di Jakarta, Selasa (25/10). Platform pesan instan WA dilaporkan error, Selasa (25/10/2022) siang. Tak hanya di Indonesia, WA juga dilaporkan down di sejumlah negara. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Warna hijau telah jadi warna nan begitu familiar untuk aplikasi pesan WhatsApp. WA nan sekarang jadi aplikasi pesan paling banyak dipakai dengan miliaran pengguna pertama dirilis pada 2009 dan selalu mempunyai user interface dengan komponen warna hijau.

Namun, awal tahun ini aplikasi WA menggulirkan pembaruan nan mengubah UI aplikasi jadi lebih segar. Perubahan ini juga disertai dengan skema warna baru nan cocok dengan logo aplikasi dan nuansa hijau di seluruh aplikasi.

Baca Selengkapnya di Sini

3. Cloudflare: DDoS di Industri Gaming Jadi Ancaman Terbanyak nan Targetkan Aplikasi Web

 istimewa

Dunia digital saat ini berjuntai pada aplikasi web dan API. Dari transaksi e-commerce hingga jasa kesehatan, aplikasi-aplikasi ini menjadi jantung aktivitas online para pengguna internet.

Namun, seiring dengan ketergantungan nan semakin besar, permukaan serangan pun semakin luas. Hal ini mengakibatkan meningkatnya ancaman siber nan dapat mengganggu bisnis, merugikan secara finansial, dan merusak prasarana penting.

Cloudfare, sebuah perusahaan cloud konektivitas mengungkap jika serangan terhadap web kian masif padahal menurut salah satu Pendiri dan CEO Cloudfare, Matthew Prince, aplikasi web jarang dibuat dengan mempertimbangkan keamanan.

Baca Selengkapnya di Sini

* Fakta alias Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran info nan beredar, silakan WA ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci nan diinginkan.

Sumber liputan6.com teknologi
liputan6.com teknologi