Liputan6.com, Jakarta - Nomor telepon sekarang jadi identifikasi krusial buat pengguna. Nomor telepon sekarang bukan hanya nomor nan bisa dikontak untuk terhubung dengan kita tetapi jadi identitas pribadi dan krusial untuk masuk ke beragam jasa digital, dari medsos hingga aplikasi perbankan.
Untuk itu, krusial bagi kita untuk selalu kehilangan nomor telepon berpotensi menimbulkan masalah keamanan signifikan bagi pemiliknya.
Laporan Global Digital 2024 dari Kepios mengungkap, saat ini ada 5,65 miliar pelanggan seluler di seluruh dunia.
Angka ini memperlihatkan jika kebanyakan masyarakat bumi setidaknya mempunyai satu nomor telepon dan terus bertambah.
Ahli Kaspersky pun menyoroti akibat dan tanggung jawab mengenai pengelolaan saluran telepon, menekankan perlunya kesadaran dan tindakan perlindungan nan bisa digunakan dalam skenario di mana nomor telepon bisa dikompromikan.
1. Jika Telepon dan Kartu SIM
Ketika smartphone lenyap alias dicuri beserta kartu SIM-nya, ini bisa jadi perihal berbahaya. Pasalnya, situasi ini menimbulkan akibat bagi keamanan digital sang pemilik.
Hal ini lantaran kartu SIM bisa ditransfer ke telepon lain. Apalagi jika tidak ada PIN membikin akun pribadi nan terhubung ke nomor telepon rentah terhadap akses nan tidak sah.
Kalau Anda mengalami kejadian seperti ini, langkah nan kudu dilakukan adalah menghubungi penyedia jasa untuk memblokir SIM card.
Setelah kartu SIM diblokir, adalah membikin kartu SIM baru dengan nomor telepon sama. Bagi pengguna eSIM, prosesnya diawali dengan menghubungi penyedia untuk menonaktifkan SIM pada perangkat lenyap dan mengatur pengaturan hubungan HP nan baru.
Publik kembali dikejutkan dengan laporan adanya 1,3 miliar nomor HP dan info registrasi kartu sim nan diduga bocor dan diperjualbelikan di forum online. Data tersebut diduga berasal dari Kementerian Kominfo.
* Follow Official WA Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
2. Mengelola Perubahan Nomor Telepon dengan Aman
Operator seluler kerap mendaur ulang nomor lama setelah jangka waktu tertentu, selanjutnya nomor lama itu dijual kepada pengguna lain.
Jika akun nan dihubungkan ke nomor tersebut belum dialihkan, pemilik baru berpotensi mengaksesnya sehingga membahayakan info pribadi.
Untuk itu, pengguna dianjurkan tak buru-buru jika mau mengganti kartu. Caranya dengan mengamankan jalur baru sembari tetap mengaktifkan jalur lama.
Periode tumpang tindih ini krusial untuk memisahkan akun dari nomor sebelumnya dengan lancar.
Kamu bisa memanfaatkan password manager, lantaran bisa mengidentifikasi jasa mana nan menggunakan nomor telepon tersebut sebagai kredensial login.
Selain itu, krusial untuk meninjau riwayat SMS nan masuk untuk kode konfirmasi nan dapat memberikan petunjuk tentang jasa mana nan perlu di-update.
3. Menghindari Penipuan
Penipuan port-out dimulai saat penipu mengumpulkan info pribadi nan cukup untuk menyamar sebagai seseorang. Para penipu mendapatkan data-data melalui phishing alias vishing.
Phishing dilakukan melalui mengirimkan email tiruan seolah dari penyedia jasa seluler original dan meminta rincian info pribadi di situs web palsu.
Adapun vishing, penipu menelepon dengan berpura-pura berasal dari perusahaan operator agar korban membocorkan info sensitif.
Setelah mereka mempunyai nama, alamat, dan nomor jaringan sosial, penipu bisa membikin operator seluler mengalihkan nomor telepon ke kartu SIM baru nan dikendalikan penipu.
Hal ini membikin penipu bisa mendapatkan info seperti kode OTP. Nah, penipu pun bisa mengakses akun finansial dan pribadi.
Biasanya korban tidak sadar jika mereka sudah jadi korban, hingga kehilangan jasa ponsel alias memandang ada aktivitas asing di akun mereka.
Hati-Hati dengan Panggilan dan Email nan Masuk
Para pengguna pun disarankan untuk berhati-hati dengan email dan panggilan nan meminta rincian pribadi alias mendesak tindakan cepat.
Verifikasi panggilan nan meragukan dengan menghubungi penyedia jasa melalui kanal resmi. Jika sadar SIM telah ditukar, segera hubungi operator.
Pastikan untuk menambahkan PIN alias kata sandi untuk perubahan akun.
Pakar kajian konten web di Kaspersky Anna Larkina mengungkap, nomor telepon telah menjadi pengenal pribadi nan penting, seperti sidik jari digital.
"Penting untuk mendekati keamanannya dengan sangat hati-hati. Dengan mengenali akibat penyalahgunaan dan potensi bahaya, kita bisa melindungi diri dari tekanan dan kerugian besar di masa depan," kata Larkin.
(Tin)
* Fakta alias Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran info nan beredar, silakan WA ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci nan diinginkan.