Liputan6.com, Jakarta - Di era digital saat ini, konten video menjadi salah satu pilar utama dalam menarik perhatian pengguna media sosial. Sebagai salah satu platform medsos terbesar, FB berupaya menjawab tantangan dan kebutuhan penggunanya.
Hal ini diungkap oleh Tom Alison, selaku VP of Facebook, Meta. Dia menjelaskan, FB mengadaptasi platform mereka untuk mendukung beragam format video, mulai dari video panjang, video pendek, live video, hingga Reels.
"Kami tetap mempunyai video panjang nan hebat, live video luar biasa, dan format-format lain juga terkenal di area Asia-Pasifik," ungkapnya.
Raksasa media sosial ini juga tidak mau kalah dari TikTok, di mana banyak pengguna saat ini sedang menggandrungi konten short video alias video singkat.
"Pada umumnya, video pendek dapat dibagikan lebih mudah dan banyak disukai, terutama di kalangan dewasa muda. Berkaca dari perihal ini, kami memperbarui pengalaman video kami agar sesuai dengan apa nan dicari orang sekaran," katanya.
Hal ini menunjukkan komitmen dan keunikkan dari platform medsos besutan Mark Zuckerberg tersebut, di mana berupaya untuk menyediakan beragam jenis konten video dapat dinikmati oleh semua pengguna.
Pengalaman menjelajah dan terhubung menggunakan video di FB pun disebut-sebut menjadi lebih mudah dan menarik.
Tom menjelaskan, tingkat konsumsi pengguna mengenai konten video di FB dan Instagram mencapai lebih dari 60 persen dari total waktu aktivitas digital mereka. Dari total tersebut, video dengan format Reels tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan ini.
* Follow Official WA Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Integrasi Pemutar Video Multifungsi
Facebook telah membangun pemutar video dapat menangani semua format ini secara mulus. "Anda dapat menggulir melalui video dan kadang-kadang bakal memandang video dua menit, kadang-kadang delapan menit, dan kadang-kadang video langsung," jelasnya.
Integrasi ini memastikan pengguna dapat menikmati beragam jenis konten video tanpa hambatan, meningkatkan pengalaman menonton secara keseluruhan.
Dampak terhadap Keterlibatan Pengguna
Beragamnya format video ini juga berakibat positif pada keterlibatan pengguna. Dengan memberikan pilihan format video berbeda, FB dapat menarik lebih banyak penonton dan mempertahankan mereka lebih lama di platform.
"Kami hanya mau memberikan Anda video terbaik terlepas dari formatnya," tambah perwakilan tersebut. Dengan pendekatan ini, FB memastikan bahwa setiap pengguna dapat menemukan jenis konten video nan sesuai dengan preferensi mereka.
WhatsApp Raih 100 Juta Pengguna Aktif Bulanan
Di sisi lain, CEO Meta, Mark Zuckerberg, mengumumkan di channel WhatsApp miliknya jika WA sekarang mempunyai 100 juta pengguna aktif bulanan di Amerika Serikat (AS) per 25 Juli 2024.
Menurut perusahaan, Los Angeles, New York, Miami, dan Seattle termasuk di antara pasar dengan pertumbuhan WA tercepat di negara tersebut.
WhatsApp juga menyatakan mengalami pertumbuhan signifikan di negara bagian Selatan, dengan lebih dari 10 juta pengguna di Texas.
"Ini adalah pertama kalinya info nan berangkaian dengan pengguna WhatsApp dirilis sejak akuisisi aplikasi perpesanan oleh Meta," kata ahli bicara WhatsApp, Ashley O'Reilly, dikitip dari The Verge, Jumat (26/7/2024).
Ia menyebut perihal ini menunjukkan gimana WA menjadi aplikasi perpesanan terbesar di dunia, dan telah mengalami pertumbuhan nan luar biasa di AS.
Sejak membeli WA seharga USD 16 miliar pada 2014, Meta terus berupaya untuk menjadikan aplikasi perpesanan tersebut terkenal di AS maupun di bumi internasional.
Salah satu caranya adalah dengan mengiklankan kesiapan WA di iOS dan Android, khususnya tentang kemudahan mengirim pesan kepada pengguna di berbagai platform.
Baru-baru ini, aplikasi WhatsApp menarik perhatian ketika menyatukan kembali para pemeran Modern Family untuk sebuah iklan nan mempromosikan fitur ini untuk keluarga.
Punya 2 Miliar Pengguna
Meskipun WA sekarang mempunyai lebih dari 2 miliar pengguna di lebih dari 180 negara, popularitasnya di AS tetap kalah dibandingkan pesaingnya seperti iMessage milik Apple.
Meskipun WA mengalami pertumbuhan di AS, aplikasi pesan instant ini bakal semakin susah bersaing setelah Apple merilis Rich Communication Services (RCS) sebagai protokol komunikasi antara perangkat Android dan iOS.
Dukungan RCS bakal datang di iOS 18, nan berfaedah pengguna iPhone tidak perlu lagi mengganti obrolan grup ke WhatsApp.
Jadi, Meta kudu betul-betul perlu mulai memikirkan ulang strategi pemasarannya.
WhatsApp Uji Coba Fitur Baru Mirip AirDrop
Sebelumnya, WA dikabarkan bakal menghadirkan fitur baru nan mempermudah pengguna iOS untuk berkirim file. Informasi ini diketahui dari WABetaInfo yang menemukan jika aplikasi chatting tersebut tengah menguji coba fitur anyar.
Mengutip info dari 9to5Mac, Kamis (25/7/2024), fitur baru WA ini mirip dengan AirDrop milik Apple. Jadi, pengguna dapat berbagi file secara offline.
Sama seperti fitur WA lain, keamanan bakal menjadi konsentrasi dari fitur baru ini. Karenanya, fitur ini pun dijamin dengan keamanan enkripsi end-to-end.
Fitur ini sebenarnya sudah dulu diuji coba di Android. Namun dari temuan WABetaInfo, cara kerjanya di iOS bakal sedikit berbeda dibandingkan jenis Android.
Pada jenis Android, WA dapat secara otomatis mendeteksi perangkat lain nan berada di dekatnya. Sementara di iPhone, pengguna perlu memindai kode QR untuk memulai proses berbagi file.
Meski langkah kerjanya sedikit berbeda, fitur ini diprediksi dapat digunakan untuk transfer file antar perangkat iOS dan Android. Untuk itu, keahlian ini bakal memudahkan pengguna dengan sistem operasi berbeda saling berganti file.
Saat ini, Nearby Share memang sudah ditemukan di aplikasi WhatsApp versi beta terbaru, tapi memang pengujiannya tetap tahap internal. Hingga sekarang, belum ada info perincian mengenai agenda fitur ini bakal datang untuk seluruh pengguna.
* Fakta alias Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran info nan beredar, silakan WA ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci nan diinginkan.