Survei: Samsung dan Google Pixel jadi Smartphone AI Favorit Orang Indonesia, Tapi Mikir untuk Beli!

Sedang Trending 3 bulan yang lalu

Liputan6.com, Jakarta - Divisi riset Seqara Communications, Reasense, melakukan survei sigap alias quick survey untuk menemukan preferensi orang Indonesia terhadap smartphone berteknologi Artificial Intelligence (AI) namalain ponsel AI.

Melibatkan lebih dari 100 responden nan mewakili konsumen di beragam kota di Indonesia--melalui organisasi pengguna smartphone Android--hasil survei menunjukkan bahwa Samsung (20,30%) dan Google Pixel (19,29%) dianggap sebagai smartphone dengan fitur AI terbaik.

Diikuti oleh Apple (14,21%) dan Oppo (13,20%). Survei ini juga menemukan 13,19% konsumen bersedia untuk bayar lebih untuk mendapatkan smartphone AI nan lebih canggih.

Namun demikian, 46,67% responden menyatakan bahwa mereka tetap mempertimbangkan untuk bayar lebih, tergantung pada fitur AI nan ditawarkan di smartphone.

Analis Pasar Smartphone & Senior Consultant di SEQARA Communications, Aryo Meidianto A, menjelaskan survei ini menunjukkan bahwa konsumen Indonesia semakin sadar potensi teknologi AI dalam sebuah smartphone.

"Mereka menginginkan smartphone nan dapat membantu beragam aktivitas sehari-hari, seperti mengoptimalkan performa, meningkatkan efisiensi, dan personalisasi pengalaman pengguna,” ujar Aryo melalui keterangannya, Kamis (18/7/2024).

Meskipun survei ini hanya memberikan gambaran awal, namun menunjukkan potensi besar pasar smartphone AI di Indonesia.

Dengan perkembangan teknologi AI dan meningkatnya edukasi publik, diharapkan mengambil ponsel AI bakal semakin meluas dalam beberapa tahun mendatang.

* Follow Official WA Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Galaxy AI Makin Pintar, Samsung Pastikan Kecerdasan Buatan Tak Disalahgunakan

Di sisi lain, Samsung menghadirkan peningkatan Galaxy AI berbarengan dengan peluncuran Galaxy Z Fold6 dan Galaxy Z Flip6. Salah satunya adalah keahlian mengkreasikan gambar, Sketch to Image.

Lewat Sketch to Image ini, pengguna bisa menggambar barang alias apa pun di dalam foto nan sudah tersimpan di Galeri. Selanjutnya, dengan hanya menekan ikon Galaxy AI, gambar tersebut diterjemahkan disertakan ke dalam foto.

Lalu, gimana Samsung memastikan jika fitur-fitur Galaxy AI mereka tak dipakai pengguna untuk perihal nan tak layak alias disalahgunakan?

EVP & Head of Smartphone S/W Engineering Group MX Jisun Park menyebutkan, ketika membikin sebuah fitur, Samsung berupaya terlebih dulu memahami perilaku pengguna, permintaan mereka, dan kebutuhan mereka.

"(Sketch to Image) Ini kami percaya bakal disukai pengguna dan memenuhi kebutuhan mereka, berasas observasi tersebut, kami mengusulkan buahpikiran (Sketch to Image)," kata Park, dalam sesi wawancara nan diikuti Tekno Liputan6.com usai peluncuran Galaxy Z Fold6 dan Galaxy Z Flip 6 di Paris, Prancis beberapa waktu lalu.

Park menyebut, usulan atas fitur-fitur AI nan mungkin bakal dikembangkan didiskusikan dengan mitra Samsung dalam pengembangan AI.

Kemudian, kedua pihak merancang fitur AI tersebut bersama-sama, gimana langkah untuk meminimalisasi penundaan alias memperkecil latensi. Dengan begitu, Samsung dan mitra bisa memastikan kualitas fitur nan digarap sesuai dengan nan diinginkan.

Terapkan Filter Keamanan Pada Sketch to Image

Park mengakui saat pengembangan fitur Sketch to Image memang ada kekhawatiran adanya pembuatan jenis konten nan tidak tepat.

"Kami bekerja sama dengan Google (mitra AI Samsung) untuk memastikan adanya filter keamanan. Itulah salah satu aspek terpenting dari Galaxy AI, lantaran kami mau memastikan Galaxy AI adalah AI nan bertanggung jawab," kata Park.

Menurutnya, Samsung dan Google berbareng menerapkan print safety filter agar penggunaan Sketch to Image bisa bertanggung jawab.

AI on Device hingga Watermark

Masih soal keamanan Galaxy AI, perihal lain nan dilakukan Samsung adalah menentukan mana fitur AI on device dan mana nan disimpan di cloud.

Park menjelaskan, AI on device meliputi fitur-fitur nan berasosiasi dengan komunikasi. Menurutnya, lantaran disimpan di perangkat, Samsung dan mitranya betul-betul memastikan dan info pengguna tetap berada di dalam perangkat, tak meninggalkan perangkat.

"Itu salah satu langkah kami untuk menghadirkan AI nan bertanggung jawab. Hal lainnya adalah membikin alias menghasilkan gambar. Kami menempatkan watermark di dalam foto hasil generatif AI dan watermark di metadatanya," katanya.

Ia menegaskan, filter pengaman, watermark, dan pemrosesan AI on device menjadi salah satu contoh output untuk memastikan penguna tak bisa membikin konten nan tidak layak sekaligus menjaga privasi pengguna.

Infografis 4 Rekomendasi Chatbot AI Terbaik. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)

* Fakta alias Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran info nan beredar, silakan WA ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci nan diinginkan.

Pengunjung bermain catur melawan robot di Robopark Indonesia, Pluit Village Mall, Jakarta, Selasa (25/06/2024). (merdeka.com/Arie Basuki)
Sumber liputan6.com teknologi
liputan6.com teknologi