Liputan6.com, Jakarta - Penjualan smartphone mulai tinggi lagi setelah sebelumnya dikabarkan mengalami penurunan. Namun, masalahnya sekarang praktik anti persaingan dari perusahaan-perusahaan jadi sorotan.
Bahkan, brand besar seperti Samsung dan Xiaomi sekarang disebut-sebut tengah diselidiki. Masalahnya perusahaan-perusahaan ini berkolaborasi dengan situs e-commerce seperti Amazon dan Flipkart untuk menjual model smartphone tertentu, secara ekslusif di e-commerce tersebut.
Mengutip Gizchina, Selasa (17/9/2024), masalah penjualan secara ekslusif di e-commerce tertentu ini menimbulkan banyaknya pertanyaan tentang kejuaraan nan tidak setara di India.
Sekadar informasi, di India, nama-nama vendor besar seperti Samsung, Xiaomi, dan Vivo sekarang diinvestigasi lantaran dianggap melanggar patokan soal kompetisi.
Dengan jualan eksklusif di platform online tertentu, konsumen hanya bisa membeli model-model spesifik pada satu platform dan ini membatasi pilihan serta dinilai bisa melanggar kejuaraan nan sehat.
Misalnya, merek seperti Samsung, Motorola, Realme, OnePlus, dan Xiaomi telah bekerja dengan Amazon meluncurkan ponsel tertentu nan hanya bisa dibeli melalui situs mereka.
Xiaomi memamerkan mobil listrik pertamanya, SU7, di arena Mobile World Congress 2024 di Fira Gran Via, Barcelona Spanyol, Senin (26/2/2024).
* Follow Official WA Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Menguntungkan Perusahaan
Begitu dengan Flipkart bekerja sama Lenovo dan Vivo untuk penjualan eksklusif. Sementara, strategi ini dianggap menguntungkan perusahaan dan itu menciptakan untung nan tidak adil. Hal ini pun dinilai bisa membikin lebih susah bagi pengecer dan merek lain untuk bersaing.
Sebelumnya, investigasi India menyebut, ada dua laporan. Pertama laporannya sepanjang 1.072 laman nan berfokus pada kemitraan Amazon dengan lima pembesut smartphone.
Laporan kedua terdapat 1.696 halaman, berisi penawaran Flipkart dengan enam mereka lain. Laporan ini memperlihatkan bahwa kemitraan ekslusif ini bisa mengurangi persaingan dan ini bertentangan dengan norma India.
Batasi Pilihan Konsumen
Sebagai bagian dari penyelidikan, perusahaan diminta untuk memberikan catatan finansial dari tahun terakhir, termasuk tahun melangkah 2024.
Ini menunjukkan sungguh seriusnya pihak berkuasa atas kasus ini. Jika perusahaan dinyatakan bersalah dan melanggar undang-undang persaingan, mereka bisa menghadapi denda besar dan kuat, serta dipaksa untuk mengubah praktik upaya mereka.
Dengan menawarkan ponsel hanya pada platform tertentu, perusahaan mungkin membatasi pilihan konsumen dan menciptakan pasar nan tidak adil. Otoritas India sekarang memeriksa dengan jeli praktik mereka untuk memandang apakah mereka melanggar patokan apa pun.
Selain itu juga memengaruhi gimana merek-merek ini beraksi tidak hanya di India, tetapi juga di global. Pasar lain mungkin mengikuti jejak India dalam menyelidiki penawaran eksklusif nan bisa membentuk kembali industri smartphone.
* Fakta alias Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran info nan beredar, silakan WA ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci nan diinginkan.