Pesawat Antariksa NASA akan Catat Sejarah: Jaraknya Terdekat dengan Matahari!

Sedang Trending 3 minggu yang lalu

Liputan6.com, Jakarta - Pesawat antariksa milik NASA berupaya mencatat sejarah baru sebagai pesawat nan jaraknya terdekat dengan Matahari. Demikian dikutip dari BBC, Selasa (24/12/2024).

Pesawat berjulukan The Parker Solar Probe sekarang tengah menyelami atmosfer luar dari Matahari dan berupaya menghadapi suhu panas dan radiasi nan ekstrem.

Pesawat NASA ini tidak bisa berkomunikasi selama beberapa hari selama penerbangan lintas panas ini. Para intelektual pun hanya bisa menunggu sinyal nan diperkirakan bakal terdeteksi pada 27 Desember mendatang, guna memandang apakah satelit ini selamat.

Dengan berada lebih dekat dengan Matahari, wahana ini diharapkan bisa membantu manusia lebih memahami langkah kerja Matahari.

Kepala sains NASA Dr Nicola Fox kepada BBC News mengatakan, "Selama beratus-ratus tahun orang telah mempelajari Matahari, namun manusia tidak merasakan atmosfer suatu tempat sampai betul-betul mengunjunginya. Jadi manusia tidak bisa betul-betul merasakan atmosfer Matahari selain kita terbang melewatinya."

Sekadar informasi, pesawat antariksa Parker Solar Probe ini telah diluncurkan pada 2018 menuju Matahari, pusat Tata Surya manusia.

Pesawat ini disebut sudah melintasi Matahari sebanyak 21 kali dan sekarang jaraknya makin dekat. Namun, kunjungan pada Malam Natal kelak bakal memecahkan rekor.

Pasalnya di jarak terdekatnya, pesawat itu berjarak 3,8 juta mil alias 6,2 juta Km dari permukaan Matahari.

Fenomena tersebut pun memicu munculnya teori persekongkolan nan memprediksi bahwa kehidupan di Bumi bakal berhujung pada 29 Juli 2016

Tahan Suhu Panas Ekstrem

Dari jarak tersebut, kelihatannya mungkin tidak terlalu dekat. Namun Nicola Fox menjelaskan perspektif para ilmuwan.

"Kita berjarak 93 juta mil dari Matahari, jadi jika saya menempatkan Matahari dan Bumi pada jarak satu meter, Parker Solar Probe berjarak 4 cm dari Matahari, jadi itu cukup dekat," katanya.

Ia pun mengatakan, pesawat antariksa tersebut kudu bisa menahan suhu 1.400 derajat Celcius dan radiasi nan bisa merusak peralatan elektronik di dalamnya.

Wahana ini dilindungi perisai komposit karbon dengan ketebalan 11,5 cm alias 4,5 inci. Namun, strategi pesawat ruang angkasa ini adalah masuk dan keluar dengan cepat.

Punya Kecepatan Kilat, Setara London-New York Ditempuh 30 Menit

Bahkan, pesawat ini bisa bergerak lebih sigap daripada objek buatan manusia mana pun. Kecepatannya 430.000 mph alias setara dengan terbang dari London ke New York dalam waktu kurang dari 30 detik.

Para intelektual berharap, ketika pesawat antariksa ini melewati atmosfer luar Matahari alias korona, dia bisa memecahkan misteri nan sudah lama jadi pertanyaan banyak ilmuwan.

Astronom di Fifth Star Labs, Jennifer Millard, mengatakan, korona mempunyai suhu nan sangat panas dan hingga sekarang belum diketahui apa penyebabnya.

"Permukaan Matahari bersuhu 6.000 derajat Celcius alias lebih, namun korona, nan bisa dilihat selama eklips mentari mempunyai panas mencapai jutaan derajat dan itu lebih jauh dari Matahari," katanya.

Mungkinkan Ilmuwan Pelajari Matahari

Tak hanya menjawab pertanyaan tentang korona, misi ini juga bisa membantu intelektual untuk memahami angin Matahari, ialah aliran konstan partikel bermuatan nan keluar dari korona.

Di mana, saat partikel-partikel ini berinteraksi dengan medan magnet Bumi, langit menjadi terang dengan aurora. Kendati demikian, cuaca luar angkasa akikbat Matahari juga bisa menyebabkan masalah mulai dari keahlian untuk melumpuhkan jaringan listrik, sistem elektronik, hingga sistem komunikasi.

"Dengan mamahami Matahari, aktivitas, cuaca luar angkasa, angin matahari, bakal sangat krusial untuk kehidupan sehari-hari manusia di Bumi," kata Millard.

Sumber liputan6.com teknologi
liputan6.com teknologi