Liputan6.com, Jakarta - Di era digital saat ini, keamanan siber menjadi semakin penting, terutama bagi para pelajar nan aktif menggunakan internet dan media sosial.
Dengan memahami pentingnya keamanan siber, para pelajar dapat menggunakan teknologi dengan lebih kondusif dan bertanggung jawab, serta terhindar dari beragam akibat serangan siber nan dapat merugikan mereka, seperti pencurian info pribadi.
Untuk meningkatkan kesadaran pelajar dalam menjaga info pribadi di bumi maya, Yayasan Pendidikan Telkom (YPT) menggelar webinar berjudul "Cyber Security Awareness".
Webinar ini diikuti 655 siswa dari 5 SMK di bawah naungan YPT, ialah SMK Telkom Malang, SMK Telkom Jakarta, SMK Telkom Purwokerto, SMK Telkom Banjarbaru, dan SMK Telkom Sidoarjo.
Webinar ini merupakan bagian dari rangkaian training serupa nan dilakukan secara onsite di Kampus Telkom Makassar dan SMK Telkom Malang.
Materi training difokuskan pada pendalaman info pribadi di seluruh platform media sosial, mulai dari kategori info pribadi hingga modus operandi para pelaku kejahatan siber.
Ketua Pelaksana Kegiatan, Aris Puji Santoso, mengatakan para pemateri menjelaskan mengenai social engineering, praktik manipulasi psikologis nan digunakan untuk mendapatkan info sensitif alias akses ke sistem nan terlarang.
"Modus ini seringkali memanfaatkan kelemahan psikologis manusia untuk mencapai tujuannya," kata Aris melalui keterangannya, Kamis (11/7/2024).
Ia menilai training ini sangat berfaedah bagi siswa untuk lebih bijak dalam bermedia sosial dan memahami pentingnya melindungi data pribadi.
* Follow Official WA Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Kesan dan Harapan Peserta
Calon siswa SMK Telkom Malang angkatan 33, Naura Azima Bilqis, mengaku mendapatkan banyak info berfaedah tentang cyber security dan jadi mengetahui langkah melindungi diri dari serangan siber melalui training ini.
"Materinya sangat informatif dan teknis. Saya menjadi memahami apa itu cyber security dan gimana langkah meminimalisir akibat terkena hack," ujar Naura.
Sementara Andrian Dwi Putra Wibowo dari SMK Telkom Jakarta menyebut bisa mendapatkan banyak pengetahuan baru dari training ini.
"Saya mempelajari teknik fisik, ransomware, spyware, dan hardware. Sangat perincian dan jadi mengerti apa saja nan perlu kita jaga dari serangan hacker," ucapnya.
Kepala SMK Telkom Jakarta, Krisnha Prasetyo Surendro, berambisi training serupa dapat diadakan kembali ke depannya.
"Pelatihan cyber security ini mengajarkan secara perincian gimana meminimalisasi serangan pada komputer dan info personal," tutur Krisnha.
Pakar Keamanan Siber Beberkan Tips Antisipasi Serangan Ransomware
Di sisi lain, untuk mengantisipasi terjadinya serangan ransomware, Ketua Komtap Cyber Security Awareness Asosiasi Pengusaha TIK Nasional (Aptiknas), Alfons Tanujaya memberikan beberapa tips jitu, terutama bagi pelaku bisnis.
Alfons mengatakan, menghadapi ransomware sebenarnya tidak terlalu sulit. Pada prinsipnya, serangan ini susah ditangkal dengan program antivirus apapun lantaran mereka selalu berubah, dan dalam kasus tertentu nan menyerang adalah manusia sehingga sangat susah ditangkal oleh antivirus.
"Satu-satunya langkah nan paling efektif menekan kerugian dari ransomware adalah disiplin melakukan backup dan backup-nya ditempatkan secara terpisah alias offline sehingga tidak ikut terenkripsi ketika diserang oleh ransomware," kata Alfons dilansir dari Antara, Jumat (5/7/2024).
Alfons menambahkan, pencadangan data tersebut kudu ditempatkan secara terpisah alias offline agar tidak ikut terenkripsi saat serangan terjadi.
Ada juga solusi seperti vaksin protect yang bisa melindungi info dari ransomware, ialah info nan sukses dienkripsi bisa dikembalikan hanya dengan satu klik tanpa mengandalkan backup.
Menurutnya, pencadangan info sangat krusial dalam mencegah terganggunya operasional akibat info nan dienkripsi oleh ransomware.
Pelatihan Kesadaran Keamanan
Namun, dia mengingatkan bahwa jika info tersebut sukses diunduh oleh penyerang, ada potensi rahasia info tersebut disebarkan, nan bisa merugikan perusahaan.
Selain disiplin melakukan pencadangan data, perusahaan juga kudu meningkatkan kesadaran dan pemahaman tenaga kerja tentang ancaman ransomware.
Dia mengatakan training kesadaran keamanan bisa dilakukan dengan mengirimkan file phishing secara otomatis kepada tenaga kerja dan memperingatkan jika mereka tertipu mengklik tautan berbahaya.
Karyawan juga perlu dididik untuk selalu mengamankan aset digital mereka menggunakan program pengelola password dan mengaktifkan verifikasi dua langkah (two-factor authentication).
Kebiasaan untuk rutin melakukan pencadangan info dan menghindari penggunaan program bajakan alias mengunjungi situs-situs rawan juga sangat krusial dilakukan.
Apabila perusahaan terkena serangan ransomware, langkah pertama nan kudu dilakukan adalah memisahkan komputer nan terinfeksi dari jaringan. Selanjutnya, perusahaan kudu memeriksa keamanan jaringan untuk memastikan tidak ada jangkitan lain.
"Pastikan info backup kondusif dan lakukan instal ulang aplikasi dari awal guna memastikan tidak ada jejak ransomware nan tertinggal," kata dia.
Infografis Kejahatan Siber (Liputan6.com/Abdillah)
* Fakta alias Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran info nan beredar, silakan WA ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci nan diinginkan.