Oracle Investasi Rp 99 Triliun untuk Buka Wilayah Cloud Publik di Malaysia

Sedang Trending 3 bulan yang lalu

Liputan6.com, Jakarta - Oracle mengumumkan rencananya untuk berinvestasi lebih dari USD 6,5 miliar (sekitar Rp 99 triliun) untuk membuka wilayah cloud publik di Malaysia. Investasi ini diambil untuk memenuhi permintaan pada jasa AI dan cloud di negara tersebut.

Dengan adanya wilayah cloud publik ini, pengguna dan mitra Oracle di Malaysia bisa memanfaatkan prasarana dan jasa AI serta melakukan migrasi beban kerja misi kritis ke Oracle Cloud Infrastructure (OCI).

Kehadiran cloud publik ini direncanakan untuk membantu organisasi di Malaysia memodernisasi aplikasi mereka, memigrasi semua jenis beban kerja ke cloud, dan berinovasi dengan data, analitik, serta AI.

Dikutip dari siaran pers nan diterima, Rabu (2/10/2024), akomodasi ini juga memungkinkan pengguna dapat mengakses OCI Generative AI Agents.

Executive Vice President and General Manager Japan & Asia Pacific Oracle Garett Ilg menuturkan, investasi ini menegaskan komitmen Oracle pada Malaysia sebagai pintu gerbang regional untuk prasarana cloud serta rangkain komplit SaaS.

"Permintaan nan terus meningkat terhadap jasa AI mendorong permintaan lebih banyak pusat data nan menyimpan sejumlah besar info dan kekuatan komputasi untuk melatih sekaligus menyebarkan model AI," tutur Vice President Cloud, Data Center, and Future Digital Infrastructure Asia Pacifi IDC Franco Chiam.

Untuk diketahui, arsitektur cloud dari OCI memungkinkan Oracle meluncurkan lebih banyak wilayah cloud secara lebih cepat. Tidak hanya itu, akomodasi itu juga bisa dioptimalkan dan disesuaikan dengan skala kebutuhan.

Arsitektur Cloud dari Oracle

Pendekatan ini pula nan membikin jasa tersebut memenuhi kebutuhan semua negara dan pasar tanpa mengorbankan keahlian cloud, sekaligus menyediakan keahlian nan konsisten.

Dengan wilayah cloud publik nan bakal datang di Malaysia, pengguna dan mitra dapat memperoleh akses ke jasa cloud dengan latency nan rendah.

Mereka juga bakal mendapatkan nilai lebih baik info mereka, serta bisa menyimpan info secara lebih aman. Selain itu, keahlian AI nan berdaulat di OCI bisa memberikan pengguna kontrol lebih besar.

Perlu diketahui pula, beberapa jasa prasarana AI NVIDIA juga bakal tersedia untuk para pelanggan. Beberapa di antaranya adalah NVIDIA AI Enterprise, NVIDIA Omniverse, dan NVIDIA DGX Cloud.

Riset Akamai: 74% Bisnis Digital Telah Mengadopsi Teknologi Cloud

Di sisi lain, terlepas dari industri alias pasarnya, bisnis digital atau upaya generasi era digital (digital native businesses/DNB) telah memanfaatkan teknologi sebagai pembeda untuk meningkatkan kecepatan dan efisiensi.

Pada dasarnya, DNB menerapkan prinsip-prinsip kreasi cloud-native saat membangun prasarana teknologi mereka.

Menurut riset Akamai Technologies bersama TechnologyAdvice pada Maret hingga Mei 2024, DNB semakin banyak menginvestasikan biaya mereka dalam teknologi berbasis cloud, dengan proyeksi tingkat pertumbuhan sebesar 37,3% untuk periode 2021-2026.

Infrastruktur teknologi DNB dirancang dengan arsitektur jasa mikro nan dapat dikomposisikan, memberikannya fleksibilitas, kelincahan, dan kecepatan pasar nan krusial untuk menghadapi perkembangan ruang digital nan pesat.

Survei menunjukkan bahwa tiga dari empat DNB di wilayah ini menggunakan teknologi cloud dengan konsentrasi pada efisiensi dan produktivitas. Sebanyak 74% responden telah sepenuhnya beranjak ke cloud alias mengangkat teknologi cloud.

Namun, 26% responden belum mempunyai rencana untuk mengadopsi cloud atau tetap dalam tahap penjajakan, dan nomor ini konsisten di seluruh wilayah (19% di Australia, 20% di India, dan 29% di ASEAN).

Keengganan ini mungkin disebabkan oleh perusahaan-perusahaan besar nan sudah lama berkecimpung di industri nan sangat teregulasi, ditambah dengan pendekatan kehati-hatian terhadap cloud nan terus menjadi penghalang mengambil cloud.

Namun, menurut CTO Akamai Technologies, Jay Jankins, ada pencairan saat DNB meningkatkan investasi mereka pada cloud. Hal ini dibuktikan dengan tingkat pertumbuhan nan tinggi dalam shopping teknologi cloud.

"29 persen dari mereka telah dimigrasikan sepenuhkan ke teknologi cloud, 24 persen mengeksplorasi mengambil cloud, dan 16 persen di antaranya dioperasikan dalam lingkungan hybrid," Jay menjelaskan dalam sesi Editor's Roundtable nan digelar secara virtual, Kamis (26/9/2024).

Sumber liputan6.com teknologi
liputan6.com teknologi