Optimisme Tech Winter yang Mulai Mencair, Investasi ke Startup Siap Menggeliat

Sedang Trending 3 bulan yang lalu

Liputan6.com, Jakarta - Ekosistem startup dalam beberapa tahun terakhir tidak dimungkiri tengah mengalami kondisi nan disebut tech winter. Ini merupakan kondisi penurunan investasi nan terjadi di industri teknologi termasuk startup di Indonesia.

Meski belum betul-betul berakhir, Chairman Nexticorn Foundation Rudiantara, optimistis ada tanda-tanda jika tech winter mulai membaik. Hal itu dia sampaikan dalam gelaran Nexthub Global Summit 2024 di Nusa Dua, Bali.

Salah satu indikasinya adalah Bank Sentral Amerika alias The Federal Reserve telah mengurangi suku kembang pedoman 50 poin. Bahkan, dia menuturkan, Bank Indonesia lebih garang dengan lebih dulu mengurangi suku kembang referensi sebesar 25 pedoman poin.

"Jadi bagi saya, itu lah sinar di ujung terowongan. Kita belum sepenuhnya mencair, tapi setidaknya es di tech winter mulai mencair," tuturnya.

Tidak hanya itu, menurut Rudiantara, pasar modal Indonesia telah melampaui kapitalisasi pasar modal Singapura dengan nilai sekitar USD 750 miliar.

"Ini membikin Indonesia betul-betul menjadi ekonomi terbesar ASEAN," tutur mantan Menkominfo tersebut melanjutkan.

Tidak hanya itu, menurut Rudiantara, pemerintah juga telah mengeluarkan izin nan mendukung perkembangan ekonomi digital Indonesia. Ditambah pula, ada pengembangan dan penguatan di sektor keuangan.

Selain itu, ekosistem startup saat ini sudah semakin sehat. Ia mengatakan, ekosistem startup ini sudah tidak lagi sekadar bakar uang, tapi sudah mulai berorientasi pada arus kas nan positif.

"Saat tech winter, ada Covid. Cheap money itu tidak ada, apalagi free money itu sudah hilang. Kalau dulu kan tetap ada cashback, free ongkir (promo), sekarang sudah tidak ada, sekarang lebih ke profit," ujarnya melanjutkan.

Hal senada juga disampaikan oleh Menteri Kominfo (Komunikasi dan Informatika) Budi Arie Setiadi. Ia mengatakan, suku kembang nan turun berkesempatan meningkatkan investasi.

"Kalau di Amerika, katakan bunganya 5 persen, mana mau orang berinvetasi. Taruh saja uangnya di bank. Begitu bungaya menjadi 2,5 alias 3 persen. Nah, kan ada challeging," ujarnya.

Dengan kondisi tersebut, berfaedah ada duit nan mulai dikeluarkan untuk bisnis, termasuk melakukan investasi di sektor-sektor nan berkembang. 

* Follow Official WA Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Sumber liputan6.com teknologi
liputan6.com teknologi