OPINI: Empat Alasan Pendidikan Kecerdasan Buatan (AI) Perlu Dimulai di Tingkat Perguruan Tinggi

Sedang Trending 2 bulan yang lalu

Liputan6.com, Jakarta - Seiring dengan semakin cepatnya perkembangan transformasi digital di Indonesia, integrasi pembelajaran tentang Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence – AI) ke dalam silabus pendidikan tinggi di semua bidang menjadi semakin krusial.

Laporan terbaru World Economic Forum berjudul "Shaping the Future of Learning: The Role of AI in Education 4.0 Insight Report," menekankan bakal potensi besar AI dalam mengatasi tantangan di bumi pendidikan.

Salah satu poin krusial dari laporan tersebut adalah gimana integrasi AI ke dalam kurikulum pembelajaran bisa memberikan kesempatan bagi para siswa untuk menguasai kompetensi nan dibutuhkan di masa depan.

Langkah ini sejalan dengan upaya Pemerintah Indonesia melalui Strategi Nasional untuk Kecerdasan Artifisial 2020-2045, nan menempatkan pendidikan dan penelitian sebagai konsentrasi utama.

Untuk mendukung upaya integrasi AI dalam kurikulum ini, krusial bagi tenaga pengajar diberikan kesempatan untuk belajar dan mengakses materi-materi bisa mengembangkan kompetensi teknologi, mendalami pemahaman tentang AI, serta meningkatkan kualitas pengajaran mereka.

Dengan demikian, para pengajar dapat membekali siswa dengan keahlian nan relevan untuk tuntutan bumi kerja modern, apa pun jurusannya. Berikut beberapa argumen kenapa memasukkan AI dalam proses belajar sangat penting:

Demokratisasi Informasi:

Mempelajari AI bisa meningkatkan keragaman dan inklusi pada ekosistem kepintaran buatan lewat partisipasi siswa dan pengajar.

Mereka tidak hanya bakal memperoleh info nan dibutuhkan, tapi juga dapat memberikan persepsi, pengetahuan dan latar belakang masing-masing dalam AI sehingga dapat memperkaya data model untuk pengguna lainnya.

Memecahkan Masalah secara Kreatif

Dengan mempelajari AI, siswa didorong untuk berpikir lebih kritis dan imajinatif dalam memecahkan masalah. Mereka bakal terbiasa dengan cara-cara baru dalam mencari informasi, seperti merancang pertanyaan nan spesifik dan relevan.

Proses ini bakal meningkatkan keahlian mereka untuk menyesuaikan pertanyaan masing-masing guna mendapatkan jawaban nan di inginkan.

Membangun Large Language Models (LLM) Lokal:

Siswa dan pengajar dapat berkontribusi dalam pengembangan model bahasa lokal mereka sendiri, terutama lantaran model dengan miliaran parameter memerlukan sumber daya daya nan besar.

Dengan membangun model mereka sendiri untuk bagian studi masing-masing, LLM dapat melangkah dengan biaya nan lebih rendah dengan perangkat keras nan lebih terjangkau serta membikin AI lebih mudah dipahami. AI nan explainable merupakan perihal nan krusial untuk memahami, meningkatkan, dan mempercayai hasil dari sistem AI.

AI nan Etis:

Organisasi nan mau mengimplementasikan AI mempunyai tanggung jawab esensial untuk menguatkan kepercayaan publik bakal teknologi AI.

Prinsip etika merupakan perihal nan sangat penting, dan organisasi-organisasi juga menyadari bahwa untuk mencapai penggunaan AI nan dapat dipercaya memerlukan keterbukaan dan keragaman dalam perihal ekosistemnya.

AI kudu di diperkaya oleh keanekaragaman aset data, praktisi, dan mitra ekosistem nan memungkinkan adanya peningkatan nan berkelanjutan.

Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam surat info no.9 / 2023 menjabarkan tentang prinsip upaya Kecerdasan Buatan (AI) nan beretika, termasuk tiga patokan mengenai nilai etika, eksekusi nan beretika, dan penggunaan nan bertanggung jawab dalam pengembangan AI.

Seluruh pemangku kudu menyadari prinsip-prinsip ini agar bisa memastikan keamanan dan keragaman ekosistem AI nan tidak tercemar oleh info nan diragukan dari sumber nan tidak diketahui.

Percepat Integrasi AI ke Kurikulum Pendidikan Indonesia

Pemerintah Indonesia menargetkan untuk menghasilkan 9 juta talenta digital pada tahun 2030, alias diperkirakan 600,000 perseorangan setiap tahun. Oleh lantaran itu, mempercepat integrasi AI dalam kurikulum pendidikan Indonesia merupakan langkah krusial untuk mengatasi tantangan di era digital dan memenuhi permintaan talenta digital.

Kolaborasi antara pemerintah, lembaga edukasi, dan perusahaan teknologi sangat krusial untuk menciptakan sebuah ekosistem edukasi nan mendukung kepantasan dan pengertian etika dalam penggunaan AI.

Dengan upaya bersama, perguruan tinggi tidak hanya dapat menghasilkan lulusan nan siap menghadapi tuntutan industri tetapi juga berkedudukan aktif dalam memajukan beragam sektor di seluruh Indonesia. IBM sendiri berkomitmen untuk melatih 30 juta pelajar secara dunia pada tahun 2030.

Saya percaya perusahaan teknologi kudu secara proaktif bekerja-sama guna terus mendukung percepatan AI dalam bumi pendidikan. Target untuk Indonesia Emas 2045 hanya tinggal 20 tahun lagi, dan kita mempunyai kesempatan besar untuk melangkah lebih jauh ke masa depan!

Pengunjung memandang produk instalasi Pengelolahan air dalam arena Indo Water 2024 Expo & Forum ke-18, Indo Waste and Recycling 2024 Expo & Forum ke-14, dan Indo Renergy dan Electric 2024 Expo & Forum ke-14 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (18/9/2024). (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Sumber liputan6.com teknologi
liputan6.com teknologi