Liputan6.com, Jakarta - Meta sekarang mengizinkan agensi pemerintah AS dan kontraktor mereka untuk menggunakan model AI Llama 3 open source guna aplikasi keamanan nasional.
Dalam pengumuman hari Senin, Meta mengatakan, mereka bekerja sama dengan Amazon, Microsoft, IBM, Lockheed Martin, Oracle, dan perusahaan lain untuk menyediakan Llama bagi pemerintah.
Mengutip The Verge, Selasa (5/11/2024), berasas kebijakan penggunaan milik Meta, pengguna tak bisa memakai model Llama 3 terbaru untuk industri alias aplikasi militer, peperangan, nuklir, spionase.
Meta menjelaskan, pembaruan ini membuka kesempatan bagi militer AS untuk menggunakan Llama untuk melakukan hal-hal. Misalnya: menyederhanakan logistic dan perencanaan nan rumit, melacak pendanaan teroris, alias memperkuat pertahanan siber.
Meta menyebut, Oracle mulai mengembangkan Llama untuk mensintesis arsip perawatan, untuk membantu teknisi pesawat melakukan perbaikan.
Adapun Lockheed Martin menggunakan model AI tersebut untuk menghasilkan kode dan menganalisis data.
Meta mengisyaratkan bakal menyediakan model AI-nya bagi pemerintah selama laporan pendapatan kuartal ketiga.
Sebelumnya, laporan dari Reuters mengungkap, peneliti Tiongkok mau memakai model Llama 2 Meta untuk membangun sistem AI bagi militer di sana.
Meta baru saja mengumumkan tool baru nan menggunakan kepintaran buatan (artificial intelligence/AI) untuk secara otomatis menerjemahkan Reels ke bahasa lain, komplit dengan lip-sync.
Ketika AI Dipakai untuk Dukung Keamanan Nasional
Kala itu, ahli bicara Meta menyebut, kalua jenis model AI open source nan dipakai oleh Amerika menjadi perihal nan irelevan saat mengetahui jika Tiongkok menginvestasikan begitu besar untuk AI, melampaui investasi AS di bagian AI.
Dalam unggahannya, Meta menyebut pentingnya AS ikut serta dalam perlombaan AI --termasuk di bagian militer--
Saat ini, perusahaan AI lain mulai terlibat dalam pengembangan AI untuk bagian militer. US Africa Command misalnya, membeli jasa cloud computing dari Microsoft, menawarkan akses ke tool Open AI.
Lalu, Google DeepMind juga mempunyai perjanjian komputasi cloud dengan pemerintah Israel.
500 Juta Pengguna Pakai Meta AI
Sementara itu, sebelumnya Meta AI besutan Meta diklaim telah sukses mencapai 500 juta pengguna, hanya setahun setelah diluncurkan.
Mengutip info dari Engadget, Jumat (1/11/2024), capaian ini diungkap saat laporan finansial tahunan. Pada kesempatan itu, CEO Meta Mark Zuckberg pun menyatakan optimismenya mengenai masa depan Meta AI.
Lebih lanjut dia menyatakan, Meta AI pun berada di trek nan tepat untuk menjadi asisten berbasis AI generatif nan paling banyak digunakan digunakan pada akhir 2024.
Selain asisten berbasis AI, Meta juga banyak memanfaatkan AI untuk meningkatkan platform utama mereka. Salah satunya dengan meningkatkan algoritma rekomendasi berbasis AI di Instagram maupun Facebook.
Berbekal peningkatan berbasis AI itu, perusahaan menyatakan telah sukses meningkatkan keterlibatan pengguna di FB dan Instagram.
Selain itu, para pengiklan di Meta juga semakin banyak nan menggunakan perangkat berbasis untuk membikin iklan menarik. Tercatat, ada lebih dari 15 juta iklan nan dihasilkan menggunakan AI dalam sebulan terakhir.
Tidak hanya itu, laporan tersebut juga mengungkap jika aplikasi Threads terus menunjukkan pertumbuhan nan baik. Data terbaru menyebut aplikasi itu mencapai nyaris 275 juta pengguna aktif bulanan.
"(Threads) telah tumbuh lebih dari satu juta pendaftar per hari," tutur Mark Zuckerberg. Ia juga menyatakan jika keterlibatan pengguna di Threads juga meningkat.
Meta Garap Mesin Pencari Berbasis AI
Di sisi lain, Meta tengah menggarap mesin pencari berbasis kepintaran buatan (artificial intelligence/AI) untuk mengurangi ketergantungan pengguna FB pada Google milik Alphabet dan Bing milik Microsoft.
Mengutip Reuters, Selasa (29/10/2024), pertarungan mesin pencari AI kian memanas antara OpenAI (pembuat ChatGPT), Google, dan Microsoft nan bersaing untuk mendominasi pasar.
Penjaring info Meta bakal memberikan jawaban percakapan kepada pengguna tentang peristiwa terkini di Meta AI, chatbot milik perusahaan tersebut di WhatsApp, Instagram, dan Facebook.
Menurut laporan The Information, pemilik FB saat ini mengandalkan mesin pencari Google dan Bing untuk memberikan jawaban kepada pengguna tentang berita, saham, dan olahraga. Terkait perihal ini, Meta belum memberikan keterangan resmi.
Meta baru-baru ini juga mengatakan bahwa chatbot AI miliknya bakal menggunakan konten Reuters untuk menjawab pertanyaan pengguna secara langsung tentang buletin dan kejadian terkini.