Liputan6.com, Jakarta - CTO Meta, Andrew Bosworth namalain Boz mengumumkan restrukturisasi besar-besaran pada bagian hardware perusahaan, sejak berubah namanya jadi Reality Labs pada 2020.
Semua tim di Reality Labs sekarang digabukan ke dua grup, nan pertama berjulukan "Metaverse" --yang termasuk di dalamnya sekarang headset Quest-- dan organisasi baru berjulukan "Wearable".
Metaverse sendiri menekankan pada lini headset Quest, Horizon nan mencakup bagian media sosial Meta, dan teknologi-teknologi nan terkait.
Adapun organisasi Wearable mencakup upaya pengembangan perangkat keras Meta, salah satunya adalah smart glases kerja sama Meta dengan Ray-Ban.
Langkah ini memperlihatkan jika strategi Meta mulai berevolusi, dengan menajamkan konsentrasi augmented reality (AR) dan Metaverse.
Mengutip Business Today, Kamis (20/6/2024), restrukturisasi ini juga berakibat pada PHK sejumlah tenaga kerja Meta. Meski begitu, Meta tak mau mengungkapkan berapa tenaga kerja nan bakal terdampak.
Sumber nan mengaku mengerti mengenai masalah ini mengindikasikan, pemutusan hubungan karyawan/ PHK karyawan ini relatif berakibat pada sedikit tenaga kerja dan berfokus pada peran kepemimpinan nan sekarang jadi redundant lantaran ada dua struktur organisasi nan nyaris mirip.
CEO Meta, Mark Zuckerberg dituntut permintaan maaf dan tukar rugi saat telaah pemanfaatan anak di instagram di sidang dengar pendapat oleh Komite Kehakiman Senat AS.
* Follow Official WA Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.