Meta bakal Manfaatkan AI untuk Bikin Terjemahan Lip-sync di Instagram Reels

Sedang Trending 3 bulan yang lalu

Liputan6.com, Jakarta - Meta baru saja mengumumkan tool baru nan menggunakan kepintaran buatan (artificial intelligence/AI) untuk secara otomatis menerjemahkan Reels ke bahasa lain, komplit dengan lip-sync.

Fitur ini diungkap di aktivitas live streaming tahunan Meta Connect 2024 dan diperkenalkan langsung oleh CEO Meta, Mark Zuckerberg.

Mengutip Engadget, Kamis (26/9/2024), Zuckerberg memamerkannya selama keynote dan semuanya tampak bekerja dengan sempurna.

Menurut Meta, teknologi tersebut tidak hanya menerjemahkan konten, tetapi juga bakal mensimulasikan bunyi pembicara dalam bahasa lain dan menyinkronkan bibir mereka agar sesuai.

Mengenai peluncuran, perusahaan mengatakan fitur tersebut bakal datang lebih dulu di beberapa video pembuat dalam bahasa Inggris dan Spanyol di Amerika Serikat (AS) dan Amerika Latin. Meta tidak memberikan agenda peluncuran secara rinci.

Perusahaan hanya mengatakan AS dan Amerika Latin bakal mendapatkan fitur AI tersebut lebih dulu, nan menunjukkan bahwa fitur tersebut bakal dikaitkan dengan bahasa Inggris dan Spanyol saat peluncuran. Ke depannya bakal lebih banyak dikungan bahasa lainnya.

Itu bukan satu-satunya tool AI nan disorot selama Meta Connect 2024. Platform AI perusahaan tersebut sekarang bakal memungkinkan obrolan suara, dengan pilihan bunyi selebritas untuk dipilih.

Meta AI juga mendapatkan keahlian gambar baru, lantaran bakal dapat mengubah dan mengedit foto berasas petunjuk dari obrolan teks dalam Instagram, Messenger, dan WhatsApp.

* Follow Official WA Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Mengejutkan, Meta Akui Gunakan Data Pribadi Pengguna untuk Latih AI

AI sendiri terus mengubah langkah kita hidup dan bekerja. Perusahaan besar seperti Meta (sebelumnya dikenal sebagai Facebook) dan OpenAI memimpin perkembangan ini. Walau membawa banyak kemudahan, ada satu perihal nan tak bisa diabaikan: privasi pengguna.

Dikutip dari Gizchina, Jumat (13/9/2024), dalam sidang di Senat Australia, Melinda Claybaugh, Global Privacy Director Meta, bikin pengakuan nan cukup mengejutkan.

Ia mengaku jika Meta sudah mengumpulkan info pribadi penggunanya dari tahun 2007 buat melatih model AI mereka.

Awalnya, Claybaugh sempat menyangkal tuduhan ini saat ditanya oleh Senator Tony Sheldon soal akses Meta terhadap postingan lama pengguna di Australia.

Tapi, saat Senator David Shoebridge memberikan bukti bahwa Meta telah mengumpulkan postingan publik, baik foto maupun teks dari FB dan IG sejak tahun 2007 (selama postingan itu tidak diatur sebagai privasi), Claybaugh akhirnya mengaku dengan menjawab, "Benar".

Seberapa Banyak Data nan Dipakai?

Pengakuan ini jelas bikin banyak orang cemas soal privasi. Claybaugh juga bilang Meta nggak mengakses akun pengguna di bawah usia 18 tahun.

Tapi, saat Senator Sheldon bertanya apakah foto publik anak-anaknya nan diunggah di akunnya bakal di-scan, jawabannya adalah "iya". Jadi, banyak orangtua dan pengguna mulai bertanya-tanya, seberapa kondusif sebenarnya info mereka?

Yang lebih bikin penasaran, gimana dengan pengguna nan membikin akun di bawah usia 18 tahun tapi sekarang sudah dewasa? Apakah info dari postingan lama mereka (data pribadi) juga dipakai untuk latih AI? Hingga sekarang, Meta belum memberikan penjelasan nan jelas soal ini.

Perlindungan Privasi nan Tidak Merata di Berbagai Negara

Yang lebih memprihatinkan, Meta juga mempunyai standar perlindungan info nan berbeda di tiap negara. Di Uni Eropa, pengguna bisa memilih untuk tidak menyertakan info mereka dalam training AI.

Tapi di Australia, opsi ini tidak tersedia. Ini jelas bikin kekecewaan banyak pengguna di Australia, nan merasa diperlakukan tidak setara dibandingkan dengan pengguna Eropa.

Ketidakadilan ini mengundang banyak pertanyaan soal seberapa besar komitmen Meta dalam melindungi privasi pengguna secara global.

Banyak orang di Australia merasa tertinggal, bertanya-tanya kenapa info mereka dipakai tanpa persetujuan, sementara di Eropa ada pilihan untuk menolak.

Pentingnya Transparansi dan Perlindungan Data

Pengakuan Meta ini menyoroti masalah nan lebih besar : perusahaan teknologi kudu lebih transparan dalam mengelola info pengguna.

AI memang butuh banyak info untuk bekerja dengan baik, tapi menggunakan info pribadi tanpa menunjukkan penggunanya adalah pelanggaran kepercayaan.

Pengguna punya kewenangan untuk tahu gimana info mereka digunakan dan kudu diberikan opsi untuk menolak jika nggak mau terlibat

Perkembangan AI nan sigap memang mengagumkan, tapi perihal ini juga kudu diimbangi dengan izin nan lebih kuat buat melindungi privasi pengguna. 

Infografis 4 Rekomendasi Chatbot AI Terbaik. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)

* Fakta alias Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran info nan beredar, silakan WA ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci nan diinginkan.

Sumber liputan6.com teknologi
liputan6.com teknologi