Menkominfo Pastikan Kasus Pencurian Data Kartu SIM Indosat Kesalahan Mitra Nakal

Sedang Trending 1 bulan yang lalu

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa waktu lampau nama Indosat terseret lantaran ada oknum-oknum dari perusahaan rekanan nan mencuri info penduduk Bogor untuk registrasi kartu SIM card Indosat. Hal ini dilakukan para pelaku untuk memenuhi sasaran penjualan dan aktivasi kartu SIM.

Menanggapi perihal ini, Menkominfo Budi Arie Setiadi mengatakan, kasus pencurian info penduduk Bogor nan dipakai untuk registrasi kartu SIM itu bukanlah kesalahan Indosat.

"Bahwa kami minggu lampau sudah berbincang dengan Indosat, ini merupakan kesalahan dealer-nya Indosat, tentunya Indosat mempunyai justifikasi upaya terhadap kliennya, ini nan bandel adalah dealer-nya," kata Budi Arie Setiadi di Kantor Kominfo, Jakarta, Kamis (12/9/2024).

Mengutip Antaranews, buntut dari kasus ini Komisi I DPR RI menyebut pihaknya bakal memanggil Indosat sebagai operator seluler nan diduga melakukan registrasi prabayar terlarangan tersebut sekaligus memanggil pihak Kominfo.

Budi Arie menyebut, pihaknya siap dengan pemanggilan tersebut. "Nanti soal panggilan DPR, kami siap, (karena) ini (ulah) oknum-oknum bandel dari dealership Indosat," tuturnya. 

Sementara itu, tentang kasus pencurian data tersebut, Presiden Direktur sekaligus CEO Indosat Ooredoo Hutchison Vikram Sinha menegaskan Indosat mengecam beragam tindakan ilegal.

"Indosat mengecam tindakan ilegal, kami sangat memperhatikan keamanan info para pengguna kami," kata Vikram.

Lebih lanjut dia juga menyebut, pihak Indosat bekerja sama dengan beragam pihak memanfaatkan teknologi demi menjaga serta meningkatkan sumber daya manusia.

"Teknologi tidak bakal efektif andaikan tidak didorong dengan peningkatan sumber daya manusia. Saya mempunyai komitmen individual dengan Pak Budi untuk mendorong talenta-talenta di Indonesia untuk mengasah keamampuan dalam teknologi," kata Vikram.

Guna meningkatkan keahlian talenta digital terutama nan mempunyai kecakapan di bagian keamanan siber, Indosat berbareng dengan Mastercard Indonesia dan Kominfo berkolaborasi meluncurkan akademi daring untuk mempersiapkan satu juta masyarakat Indonesia di bagian keamanan siber.

Dengan memanfaatkan platform Digital Talent Scholarship milik Kominfo, akademi daring ini konsentrasi mengembangkan pengetahuan dasar dan keahlian praktis dalam keamanan siber bagi perseorangan dan upaya kecil.

* Follow Official WA Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Kominfo Gandeng Indosat dan Mastercard Cetak 1 Juta Talenta Keamanan Siber di Indonesia

Untuk diketahui, keamanan siber menjadi perihal nan krusial di tengah pesatnya penggunaan beragam jasa digital. Sayangnya, negara-negara di Asia Pasifik  tetap kekurangan setidaknya 2,5 juta talenta digital. 

Untuk Indonesia sendiri, Menkominfo Budi Arie Setiadi menyebut pada tahun 2023-2030, Indonesia butuh rata-rata 458.043 orang talenta digital per tahunnya. 

"Kecepatan untuk pemenuhan talenta digital nasional sangat absolut diperlukan, apalagi keamanan siber memainkan peran krusial dalam mewujudkan transformasi digital," kata Budi Arie Setiadi, di Kantor Kominfo, Kamis (12/9/2024). 

Sayangnya pemenuhan talenta digital ini tak bisa dilakukan sendiri oleh Kominfo. Untuk itulah, menurut Budi, diperlukan kerja sama dan kerjasama dengan beragam pihak untuk memenuhi kebutuhan talenta digital, terutama nan berfokus pada keamanan siber. 

Menangkap kebutuhan tersebut, Indosat Ooredoo Hutchison, Mastercard Indonesia, dan Kominfo meluncurkan akademi daring untuk mempersiapkan satu juta masyarakat Indonesia di bagian keamanan siber. 

Dengan memanfaatkan platform Digital Talent Scholarship (DTS) milik Kominfo, akademi daring ini konsentrasi mengembangkan pengetahuan dasar dan keahlian praktis dalam keamanan siber bagi perseorangan dan upaya kecil. 

Dengan begitu, para pelaku UMKM ini lebih siap melindungi diri di bumi nan kian terdigitalisasi. Inisiatif ini juga mendorong dan mengasah keahlian keamanan siber Indonesia, baik para ahli nan sudah ada maupun talenta baru. 

Indosat dan Mastercard di satu sisi, bakal memainkan peran krusial dengan menggabungkan upaya pengembangan talenta digital nan kuat. 

Apalagi, Mastercard sendiri dikenal dengan solusi keamanan siber sekaligus menyelenggarakan training keamanan siber nan komprehensif di banyak negara Asia Pasifik dan global. 

Program Digital Talent Scholarship

Peserta program DTS ini nantinya bakal mendapatkan keahlian nan dibutuhkan dalam ekonomi digital saat ini.

Misalnya tentang langkah menginventarisasi perangkat, apps dan accounts, menguasai pembaruan software dan keamanan online, melindungi diri dari serangan phishing dan malware, hingga mengamankan info upaya dengan backup. 

Dengan inisiatif ini, diharapkan bisa memposisikan Indonesia sebagai pemimpin dalam keamanan digital, tak hanya di Asia Tenggara tetapi juga di tingkat global. 

Presiden Direktur sekaligus CEO Indosat Ooredoo Hutchison Vikram Sinha mengatakan, pihaknya di Indosat meyakini bahwa talenta digital merupakan kunci masa depan Indonesia. 

"Bersama dengan Mastercard, kami berkomitmen mempercepat perjalanan Indonesia menuju negara nan maju dan kondusif secara digital serta siap bersaing di kancah global, sekaligus memberdayakan Indonesia," kata Vikram. 

Serangan Siber nan Terus Meningkat

Sementara itu, Country Manager and President Director of Mastercard Indonesia Aileen Goh, menyebut seiring dengan pertumbuhan ekonomi digital, gelombang dan cakupan serangan siber meningkat terus. 

"Kejahatan siber diproyeksi bakal merugikan bumi sekitar USD 13,8 triliun pada 2028, berasas survei, 72 persen serangan siber di Asia disebabkan oleh kurangnya ahli terampil di bagian keamanan siber," kata Aileen. 

Oleh lantaran itu, menurutnya, Indonesia sebagai negara dengan tingkat pertumbuhan ekonomi digital nan pesat memerlukan pengembangan kapabilitas dan pembinaan talenta keamanan siber. 

Hal tersebut jadi kunci memastikan ketahanan siber dan ekonomi digital nan aman. 

"Kolaborasi ini bakal membekali talenta Indonesia dengan keterampilan, pengetahuan, dan skill nan diperlukan untuk menghadapi ancaman di masa depan dan memperkuat kepercayaan dalam ekonomi digital, sekaligus menjaga masa depan digital Indonesia," kata Aileen. 

Adapun kerjasama ini jadi bagian dari Cybersecurity Center of Excellence nan diluncurkan IOH dan Mastercard pada April lalu. Hal tersebut menggarisbawahi pentingnya upaya gotong royong dalam memberdayakan tenaga kerja digital Indonesia.

* Fakta alias Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran info nan beredar, silakan WA ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci nan diinginkan.

Sumber liputan6.com teknologi
liputan6.com teknologi