Liputan6.com, Jakarta - Di tengah persaingan ketat di bumi media sosial, FB tetap menjadi platform terkenal dicintai oleh pengguna di seluruh dunia, termasuk di area Asia-Pasifik.
Apa nan membikin FB tetap relevan dan dicintai oleh banyak orang? Dalam sebuah sesi wawancara, Tom Alison, VP of FB di Meta menjelaskan argumen kenapa FB tetap menjadi pilihan utama bagi banyak pengguna.
Kekuatan Konektivitas dan Komunitas
Salah satu argumen utama kenapa FB tetap relevan adalah lantaran fokusnya pada konektivitas dan organisasi di platform media sosial tersebut. "Pada akhirnya, semuanya tentang orang-orang," ungkap Tom.
Di Facebook, pengguna dapat menemukan orang-orang dengan minat sama, berasosiasi dengan grup, berbagi tips, dan mendapatkan support dari komunitas. Hal ini menciptakan lingkungan mendukung hubungan sosial lebih otentik dan bermakna.
Peran Grup dan Marketplace
Grup dan marketplace adalah dua fitur krusial lainnya kenapa Facebook populer hingga saat ini ditengah munculnya beragam platform media sosial.
"Anda dapat menemukan sesuatu betul-betul Anda sukai di marketplace alias menemukan seseorang melalui pengalaman sama dengan Anda," jelasnya.
Diketahui, Grup di FB memberikan ruang bagi pengguna untuk berbagi minat dan mendapatkan dukungan, sementara Marketplace memudahkan pengguna untuk membeli dan menjual barang.
Kemudahan Berbagi dan Menyampaikan Informasi
Facebook juga menawarkan beragam langkah bagi pengguna untuk berbagi dan menyampaikan informasi. "Anda tidak kudu memposting video untuk sukses di Facebook. Anda bisa memposting teks, tip di grup, alias hanya gambar," kata Tom.
Kemudahan berbagi konten dalam beragam format ini memungkinkan pengguna berkomunikasi dengan langkah paling nyaman bagi mereka, meningkatkan keterlibatan dan kepuasan pengguna Facebook.
* Follow Official WA Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Meta Hapus Pembatasan Akun FB dan IG Donald Trump, Ini Alasannya
Lebih lanjut, Meta telah menghapus pembatasan nan diterapkan pada akun mantan Presiden AS Donald Trump.
Meta memperbarui pernyataan nan mengumumkan berakhirnya penangguhan Trump di FB dan IG pada Januari 2023. Alasannya untuk mencerminkan status baru calon presiden dari Partai Republik tersebut.
Meta menghapus Donald Trump dari semua platform-nya setelah serangan di US Capitol pada 6 Januari 2021 di tengah keadaan nan ekstrem dan sangat tidak biasa. Demikian pernyataan resmi Meta, dikutip dari Engadget, Minggu (14/7/2024).
Tujuh orang tewas akibat kekerasan alias kerusakan tambahan akibat serangan terhadap gedung Capitol.
Donald Trump Dianggap Memprovokasi Pendukung
Pada Mei berikutnya, Dewan Pengawas memutuskan FB kandas menerapkan balasan nan sesuai dengan penangguhan tanpa pemisah waktu terhadap akun Trump lantaran sangat melanggar pedoman dan standar organisasi FB dan Instagram.
Donald Trump mengatakan dalam pernyataan video nan dirilis kurang dari tiga jam setelah kekerasan dimulai, “Kami mencintaimu. Anda sangat istimewa” dan menyebut para pemberontak sebagai patriot nan hebat.
Pernyataan itu dan sejumlah pernyataan lain dari Trump setelah serangan Capitol AS meyakinkan majelis bahwa dia melanggar standar organisasi dalam memuji alias mendukung orang-orang nan melakukan kekerasan di platform Meta.
Meta Pulihkan Akun Trump
Dua tahun kemudian, Meta memulihkan akun Trump setelah penangguhan berbatas waktu dengan balasan nan lebih ketat lantaran melanggar persyaratan layanannya, sebuah standar nan lebih tinggi daripada pengguna lain di FB dan Instagram.
Meta mencatat dalam update terbarunya bahwa mantan presiden bakal tunduk pada standar nan sama seperti orang lain.
“Dengan berlangsungnya konvensi partai dalam waktu dekat, termasuk konvensi Partai Republik pada minggu depan, maka calon Presiden Amerika Serikat bakal segera dicalonkan secara resmi,” demikian menurut pernyataan Meta.
“Dalam menilai tanggung jawab kami untuk memungkinkan ekspresi politik, kami percaya bahwa rakyat Amerika kudu dapat mendengar pendapat dari calon presiden dengan dasar nan sama,” Meta melanjutkan.
Sikap Twitter namalain X
Twitter, nan sekarang berjulukan X, juga mengambil tindakan terhadap Presiden Donald Trump setelah pemberontakan 6 Januari di Capitol lantaran tiga tweet nan dia posting diberi label menghasut kekerasan.
Sikap tegas itu dimulai dengan penangguhan 12 jam pada 6 Januari 2021. Dua hari kemudian, Twitter melarang Trump sepenuhnya setelah menentukan bahwa postingan berikutnya juga melanggar standar komunitas.
Tahun berikutnya, pemilik baru Twitter, Elon Musk, melakukan jajak pendapat informal di akunnya, menanyakan apakah dia kudu menghapus larangan Presiden Trump. Lalu, dia mengaktifkan kembali akun Trump beberapa hari kemudian.
* Fakta alias Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran info nan beredar, silakan WA ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci nan diinginkan.