Luhut Berduka Faisal Basri Wafat: Indonesia Kehilangan Pemikir Besar

Sedang Trending 2 minggu yang lalu

Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan turut bersungkawa atas wafatnya ahli ekonomi senior Faisal Batubara namalain Faisal Basri.

"Turut bersungkawa cita atas wafatnya Faisal Batubara, SE, MA, Ekonom Senior RI (1959-2024). Terima kasih atas dedikasi, saran, dan masukan nan berfaedah bagi kemajuan pembangunan ekonomi di Indonesia," ujar Luhut melalui unggahan IG Story @luhut.pandjaitan.

Pada unggahan nan sama, Luhut berambisi Faisal mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan nan Maha Esa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam keterangan terpisah, Luhut menceritakan pertemuan terakhirnya dengan Faisal terjadi pada 2021, setelah Indonesia menghadapi gelombang pertama pandemi Covid-19.

"Terakhir ketemu Pak Faisal pada tahun 2021 setelah Covid-19. Pada saat itu, beliau memberikan masukan nan sangat berbobot dalam merancang PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) dari sisi ekonomi. Masukannya membantu kita menjaga keseimbangan antara kesehatan dan ekonomi negara," ungkap Luhut.

Selain itu, Faisal juga dikenal sebagai sosok nan aktif memberikan saran dalam kebijakan hilirisasi nikel, sebuah proyek nan menjadi konsentrasi utama pemerintahan Presiden Joko Widodo.

"Pak Faisal sering memberi banyak masukan soal ekonomi Indonesia, termasuk soal hilirisasi nikel. Meski kami terkadang berbeda pandangan, saya selalu menghargai setiap pemikiran dan argumen nan beliau sampaikan," ujar Luhut.

Kendati beberapa kali berbeda pandangan, Luhut juga menyampaikan penghargaan pribadi kepada Faisal Basri sebagai sosok nan sangat berdedikasi dan penuh integritas.

"Saya selalu menghormati langkah Pak Faisal menyampaikan pandangannya. Beliau selalu lugas, namun rendah hati, dan siap mendengarkan dengan baik meski pandangan kita berbeda. Keberanian dan kejujurannya dalam berdasar menunjukkan karakter kuatnya sebagai seorang intelektual," kata Luhut.

Menurut Luhut, meskipun dalam banyak kesempatan mereka berada di sisi nan berbeda dalam obrolan kebijakan, Faisal tidak pernah menggunakan kritik sebagai perangkat untuk menjatuhkan, tetapi untuk membangun.

"Beliau kritis, tetapi selalu dalam semangat memperbaiki. Itulah nan membikin saya sangat menghargai beliau. Kita butuh lebih banyak sosok seperti Pak Faisal di Indonesia," tambahnya.

Di mata Luhut, Faisal Basri adalah contoh intelektual nan tetap teguh dengan prinsipnya, meskipun seringkali berbeda pandangan dengan pemerintah.

"Indonesia kehilangan seorang ahli filsafat besar. Semoga segala pengabdiannya bagi bangsa menjadi kebaikan baik, dan beliau mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan nan Maha Kuasa," tutup Luhut.

Faisal Basri meninggal bumi sekitar pukul 03.50 WIB di RS Mayapada, Kuningan, Jakarta, pada Kamis (5/9) hari ini. Ia sempat dirawat di rumah sakit nan sama sejak awal pekan ini lantaran penyakit jantung.

Rencananya, Faisal bakal dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU)MentengPulo, Jakarta Selatan, pada Kamis sore.

[Gambas:Video CNN]

(sfr/agt)

Sumber cnnindonesia.com
cnnindonesia.com