Liputan6.com, Jakarta - Sebagai pengguna beragam jasa digital, salah satunya jasa perbankan, Anda pasti pernah dimintai foto selfie sembari menunjukkan KTP untuk keperluan verifikasi identitas.
Apakah perihal ini berbahaya? Kaspersky mengungkap, sebenarnya memutuskan untuk membagikan info rahasia (identitas diri) dengan langkah seperti ini adalah keputusan pribadi.
Pasalnya pada sejumlah layanan, metode verifikasi identitas dengan berswafoto alias selfie dengan KTP merupakan satu-satunya langkah agar si pengguna alias pengguna bisa menggunakan suatu jasa tertentu.
Menurut Kaspersky, jika pengguna mau memakai suatu layanan? Mereka hanya perlu berpotret dengan KTP. Tetapi jika cemas dengan info pribadi? Ya tak perlu mengambil foto dengan KTP.
Namun, Kaspersky juga menegaskan, jika taruhan pengguna nan tetap berswafoto untuk mendapatkan jasa adalah keselamatan diri sendiri, termasuk keselamatan dan keamanan di bumi digital.
"Penjahat siber telah lama menjual serangkaian foto dan video orang nan memegang lembaran kertas putih seukuran dompet standar di situs darkweb untuk memalsukan foto dan melewati prosedur standar KYC. Apabila mereka mendapatkan foto selfie original dengan paspor, itu jadi tambang emas," kata Kaspersky.
Tahukah kamu, argumen ada banyak orang memilih untuk berswafoto sembari membawa KTP, lantaran merasa info mereka telah bocor berkali-kali. Hal ini membikin mereka tidak takut dengan potensi akibat keamanan.
Vivo resmi meluncurkan seri flagship terbarunya , Vivo X200 Series, pada 14 Oktober 2024 di Beijing National Aquatics Center, China. Vivo X200 datang sebagai penerus Vivo X100 nan memperkenalkan penemuan teknologi terdepan dalam performa dan fotografi...
Kaspersky Ajak Pengguna Cek Data
Makanya, ketika pengguna membagikan swafoto dengan KTP pada sejumlah platform, menggunakan kata sandi nan sama seperti "12345" di semua akun selama bertahun-tahun, sangat mungkin jika info Anda sudah dibobol.
Oleh lantaran itu, Kaspersky menyarankan pengguna untuk mengecek apakah data-data mereka sudah bocor. Salah satunya melalui Perlindungan dari Kaspersky di bagian Pemeriksaan Kebocoran Data. Di sini pengguna bisa memberikan semua alamat email nan mungkin dipakai pengguna untuk mendaftar jasa online.
Sayangnya, kita tak pernah tahu gimana sebuah perusahaan digital menyimpan dan memproses info penggunanya. Biasanya perusahaan digital alias lembaga hanya pamer jika mereka telah berkomitmen menjaga info pribadi penggunanya.
Padahal, foto selfie dengan KTP adalah perangkat universal di tangan penjahat siber.
Potensi Bahaya dari Selfie dengan KTP
Pasalnya, penipu bisa membuka upaya atas nama korban alias menggunakan kartu SIM menggunakan identitas korban untuk melanggar norma dengan beragam cara.
Makin banyaknya jasa nan mendukung pendaftaran daring jarak jauh, makin besar akibat mengambil selfie dengan kartu identitas.
Lantas gimana langkah mengurangi risiko?
- Sebelum mengirim swafoto dokumen, pastikan untuk mencari info tentang perusahaan tersebut. Periksa letak dan pihak nan bakal memproses info kamu, lama penyimpanan data, serta apakah perusahaan tersebut mempunyai kebijakan untuk memberikan info pengguna kepada penegak hukum, pihak ketiga, alias apalagi ke negara lain.
- Telusuri riwayat kebocoran info perusahaan. Apakah kejadian tersebut terjadi lebih dari sekali? Jenis info apa nan bocor? Bagaimana respons perusahaan terhadap pelanggaran tersebut? Pengguna dapat mencari tahu dengan menggunakan kueri pencarian seperti Company_Name info leaks alias Company_Name info breaches.
Pakai Watermark di Foto
- Sertakan watermark pada swafoto kamu. Kamu dapat melakukannya dengan mudah menggunakan penyunting foto bawaan di smartphone untuk menambahkan teks semi-transparan, alias memanfaatkan aplikasi gratis. Langkah ini bakal membikin foto lebih susah disalahgunakan oleh penjahat siber jika terjadi kebocoran, terutama untuk pendaftaran ke jasa lain.
- Unggah foto melalui aplikasi alias situs web resmi jasa terkait. Hindari mengirim swafoto arsip melalui messenger alias email.
- Segera hapus swafoto setelah mengirimnya jika perangkat Anda tidak mempunyai perlindungan nan memadai. Pastikan juga untuk menghapus swafoto dari pesan Anda (jika memungkinkan) dan dari berkas Recently Deleted di ponsel kamu.
- Periksa riwayat angsuran Anda secara rutin. Hubungi bank Anda untuk mengetahui langkah mendapatkan pemberitahuan segera jika ada perubahan pada riwayat angsuran kamu.
- Gunakan perlindungan maksimal pada semua perangkat Anda nan dapat memberikan peringatan tentang pencurian identitas dan kebocoran data.
- Pertimbangkan nilai jasa nan diberikan dibandingkan dengan nilai swafoto kartu identitas kamu. Dan jangan pernah memberikan info pribadi Anda sebagai hadiah uang.