Keamanan Siber Tak Cukup Andalkan Teknologi, Peran Manusia juga Krusial!

Sedang Trending 2 bulan yang lalu

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan keamanan siber DTrust menyoroti sebuah fakta, di mana saat ini banyak perusahaan hingga pemerintahan hanya mengandalkan teknologi keamanan, sehingga tidak cukup untuk mencegah serangan siber.

Ada aspek lainnya nan tidak kalah penting, ialah 'People' alias manusia nan mengelola kudu mempunyai security awareness alias kesadaran tentang keamanan siber.

Juga diperlukan 'Process' alias proses nan digunakan untuk tata kelola dalam melaksanakan rencana kesinambungan bisnis.

MSSP Product Manager DTrus, Paulus Miki Resa Gumilang, menilai saat ini banyak pihak nan mengandalkan pendekatan keamanan siber berbasis teknologi alias technology-centric dengan dugaan bahwa memasang Firewall, EDR (Endpoint Detection and Response), alias WAF (Web Application Firewall) dan perimeter sistem keamanan siber lainnya sudah cukup untuk menjamin keamanan siber.

"Faktanya, pendekatan ini tidak sepenuhnya benar. Selain memperhatikan keamanan siber, perlu juga menekankan pada ketahanan siber (cyber resilience)," kata Paulus melalui keterangannya, Kamis (25/7/2024).

Esensi dari cyber resilience adalah memastikan bahwa jika terjadi serangan siber, sistem kudu dapat pulih dan beraksi secara normal dalam waktu singkat.

Insiden PDNS nan menimpa Kominfo merupakan contoh tragedi keamanan siber nan berakibat pada pelayanan publik. 

"Oleh lantaran itu, seluruh sektor baik itu upaya kecil, menengah, besar, maupun pemerintah, kudu mengangkat paradigma keamanan siber (cyber security) nan tepat dan menyeluruh, agar kejadian serupa tidak terulang lagi," Paulus memberi imbauan.

* Follow Official WA Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Pentingnya Cyber Resilience

Cyber resilience menjadi sangat krusial lantaran melibatkan manajemen resiko, perencanaan tanggap darurat, backup, dan pemulihan alias recovery.

Prinsipnya menggabungkan pendekatan proaktif dan reaktif dengan kesiapan untuk merespons dan pulih dari serangan secara cepat, sehingga memastikan aktivitas operasional dapat dilanjutkan. Masing-masing pengguna wajib memahami perannya dalam pemulihan dari kejadian siber.

Untuk bisa menghadirkan sistem keamanan nan menyeluruh dan bisa diandalkan, cyber security dan cyber resilience wajib melangkah beriringan.

Sebagai Cloud-Centric Managed Security Services Provider (MSSP) pertama di Indonesia, DTrust dari Datacomm menggunakan penerapan terstruktur ialah Cyber Security Framework.

Ada lima komponen utama nan diterapkan DTrust, antara lain:

  1. Identification: pemahaman tentang apa saja nan perlu dilindungi di perusahaan, contohnya aset-aset kritis perusahaan.
  2. Detection: keahlian untuk mengidentifikasi adanya serangan alias ancaman.
  3. Protection: langkah untuk mencegah terjadinya serangan alias kerusakan.
  4. Response: keahlian untuk menanggapi dan menangani kejadian keamanan.
  5. Recovery: merupakan langkah untuk memulihkan operasi normal setelah terjadinya insiden.

Serangan Siber Jadi Perhatian Global

Cyber security alias keamanan siber menjadi rumor nan sangat krusial di era digital seperti sekarang ini.

Ketergantungan terhadap internet dan teknologi digital nan terus meningkat, selaras dengan tingginya akibat terhadap serangan siber.

Oleh lantaran itu, prasarana keamanan handal merupakan modal krusial dalam melindungi info dan info sensitif dari para hacker.

Risiko serangan siber bisa terjadi kepada siapa saja, baik itu individu, organisasi, apalagi negara.

Data dari World Economic Forum dalam Global Risk Report 2024 menjelaskan, serangan siber menempati urutan ke-5 sebagai salah satu akibat dunia nan menjadi perhatian utama bagi responden pemerintah dan sektor swasta.

Badan Siber dan Sandi Nasional (BSSN) juga menemukan bahwa jumlah serangan siber di Indonesia mengalami peningkatan, seperti pada tahun 2023 nan mencapai 400 juta serangan dan didominasi malware seperti trojan dan ransomware.

Infografis Kejahatan Siber (Liputan6.com/Abdillah)

* Fakta alias Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran info nan beredar, silakan WA ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci nan diinginkan.

Pengunjung bermain catur melawan robot di Robopark Indonesia, Pluit Village Mall, Jakarta, Selasa (25/06/2024). (merdeka.com/Arie Basuki)
Sumber liputan6.com teknologi
liputan6.com teknologi