Jakarta, CNN Indonesia --
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memamerkan Indonesia mempunyai Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) apung terbesar ketiga di dunia.
Pamer dia lakukan untuk menunjukkan komitmen Indonesia dalam mengurangi perubahan suasana lewat pengurangan emisi gas dan polusi udara.
Jokowi juga menyebut Indonesia mempunyai potensi daya nan melimpah mencapai lebih dari 3600 Gigawatt. Hal itu Jokowi sampaikan saat membuka Indonesia International Sustainability Forum di JCC, Jakarta Pusat, Kamis (5/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami juga mempunyai PLTS Apung di Waduk Cirata dengan kapabilitas 192 Megawatt peak (MWp), terbesar di Asia Tenggara, dan terbesar ketiga di dunia," kata Jokowi.
Jokowi juga memamerkan Indonesia nan mempunyai potensi besar dalam penyerapan karbon lewat rimba mangrove Indonesia nan juga terbesar di bumi dengan luas 3,3 juta hektare.
"Yang bisa menyerap karbon 8 sampai 12 kali lebih baik dibandingkan rimba hujan tropis. Ini nan banyak orang tidak tahu," imbuhnya.
Selain itu, Indonesia juga mempunyai Kawasan Industri Hijau seluas 13 ribu hektare dan juga menjadi salah satu nan terbesar di dunia.
Namun Jokowi menilai semua itu tidak bakal memberi akibat signifikan bagi percepatan penanganan akibat perubahan iklim, selama negara maju tidak berani berinvestasi.
Selama riset dan teknologi tidak dibuka secara luas, dan selama pendanaan tidak diberikan dalam skema nan meringankan negara berkembang.
"Tiga perihal itu krusial menjadi catatan kita semuanya," kata dia.
Dalam kesempatan itu, Jokowi pun menekankan Indonesia sangat terbuka berkolaborasi dengan siapapun untuk memaksimalkan potensi bagi bumi nan lebih hijau.
Lalu untuk memberikan akses daya hijau nan berkeadilan, serta untuk mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan.
Oleh karena itu, Jokowi berambisi Indonesia International Sustainability Forum dapat menjadi tempat bertemunya pengetahuan, pengalaman, dan sumber daya nan dapat menjadi modal berbareng dalam bekerja-sama menghadapi tantangan suasana nan ada.
"Karena kerjasama bukan pilihan, kemanusiaan bukan opsi melainkan sebuah keharusan dan kewajiban," ujar Jokowi.
[Gambas:Video CNN]
(khr/agt)