Jakarta, CNN Indonesia --
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti penurunan nilai jual jagung di sejumlah wilayah, mulai dari NTB hingga Gorontalo. Menurutnya, kondisi itu terjadi lantaran panen jagung terjadi secara besar-besaran.
Panen itu memicu kelebihan pasokan namalain oversupply.
"Harga nan sebelumnya Rp7.000, sekarang sudah turun menjadi Rp4.200. Baik untuk peternak, tapi kurang baik untuk petani," kata Jokowi usai meninjau panen jagung di Sumbawa, NTB, Kamis (2/5). Sebagaimana disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh karena itu, Jokowi mengingatkan perlunya menjaga keseimbangan nilai dan barang, kendati perihal tersebut tak mudah.
Namun dia juga menekankan produktivitas tetap kudu dimaksimalkan. Seperti peningkatan produktivitas melalui penggunaan bibit unggul, sehingga petani agar dapat mendapat untung nan lebih layak dan stabil.
"Misalnya di sini (Sumbawa) pakai bibit Tangguh, hasilnya tadi saya tanya 7-8 ton, jika nan BISI juga sama bisa 7,8,9 ton. Nah produksinya segitu. Tapi ada nan di bawah 5 ton, nah itu nan dengan nilai Rp4.200 itu enggak nutup," jelasnya.
Pemerintah, kata dia, juga telah berupaya melakukan perhitungan. Namun andaikan suplai terlalu besar, tapi permintaan tetap apalagi berkurang, maka nilai bakal tetap turun di pasaran.
Lebih lanjut, Jokowi juga mengaku telah meminta Menteri Pertanian dan Menteri Perdagangan untuk melakukan industrialisasi pada lahan jagung. Ia berambisi segala proses hilirisasi dapat terjadi di area terdekat petani.
"Hilirisasi, memang ini nan terus bakal kita sorong sehingga nilai bisa lebih stabil jika ada industrinya, nilai bakal lebih stabil. Tapi jika jauh, dari sini (Sumbawa) terus dibawa ke Jawa, dari sini kudu dibawa ke Jawa Barat, ya memang cost-nya kemakan banyak di transportasi," ujar Jokowi.
[Gambas:Video CNN]
(khr/agt)