Liputan6.com, Jakarta - Meski baru disahkan sejak Februari 2024, Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 19 Tahun 2024 tentang Percepatan Pengembangan Industri Gim Nasional, dinilai membikin industri game semakin diakui di Tanah Air.
Deputi Pengembangan Talenta Asosiasi Game Indonesia (AGI) Ibnu Raziq, mengungkapkan salah satu akibat paling terasa adalah acara-acara mengenai game menjadi lebih mudah bagi pelaku game lokal untuk mencari support alias pun sponsor.
"Mereka (pelaku industri game) menjadi lebih mudah untuk mencari sponsor dari pihak lain. Baik aktivitas kampus, pemerintah, hingga swasta, mereka sudah mengerti potensi industri game lokal,” kata Ibnu, dkutip dari Antara, Senin (1/7/2024).
Dibandingkan sebelum adanya Perpres game, dia melanjutkan, banyak pihak nan tetap meragukan industri game lokal, dan belum memahami besarnya potensi upaya di industri ini.
Lebih lanjut, Ibnu mengungkap bahwa industri game di Indonesia, khususnya developer game (game developer), sekarang telah dapat bersaing dengan developer internasional, meski tetap pada kelas-kelas game tertentu.
Walaupun jumlahnya belum banyak, beberapa developer game lokal sudah bisa bersaing dengan pengembang-pengembang global.
“Kalau untuk game kelas tinggi, seperti Hollywood, Jepang, alias game dengan diagram tinggi, tetap banyak nan perlu dikejar. Untuk skala kecil, saat ini kita sudah bisa bersaing dengan developer game internasional,” Ibnu menambahkan.
* Follow Official WA Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Tujuan Perpres Game
Perpres Nomor 19 Tahun 2024 tentang Percepatan Pengembangan Industri Gim Nasional bermaksud untuk menyelesaikan tantangan dalam pengembangan industri game Indonesia, seperti kurangnya biaya dan Sumber Daya Manusia (SDM), persoalan teknis, sekaligus untuk menyatukan langkah para pemangku kepentingan.
Perpres tersebut membahas tentang pengembangan sumber daya manusia, peningkatan promosi dan akses ke pasar, pengembangan industri perangkat keras, penyediaan infrastruktur, pembukaan akses pembiayaan serta permodalan, penguatan regulasi, serta aktivasi game Indonesia di area regional dan global.
Berdasarkan info “Outlook Pariwisata & Ekonomi Kreatif 2021/2022” terbitan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), subsektor aplikasi dan game sukses menyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar Rp31,25 triliun pada 2021.
Aplikasi dan game menjadi subsektor dengan laju pertumbuhan tertinggi kedua (sebesar 9,17 persen), setelah subsektor televisi dan radio (9,48 persen).
Asosiasi Game Indonesia Susun Kurikulum Game untuk Perguruan Tinggi
Asosiasi Game Indonesia (AGI) sendiri tengah menggarap kurikulum industri mengenai pengembangan game nan ke depannya bisa diterapkan di perguruan tinggi Indonesia.
Deputi Pengembangan Talenta Asosiasi Game Indonesia (AGI) Ibnu Raziq mengatakan kurikulum tersebut dirancang untuk dapat menyesuaikan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker).
“Kami sedang membikin kurikulum industri sesuai SKKNI, untuk standarisasi game developer di Indonesia, apa saja nan perlu bisa dikuasai dan dipelajari di dalamnya, untuk kelak bisa ditranslasi ke kampus-kampus,” kata Ibnu sebagaimana dikutip dari Antara, Minggu (30/6/2024.
Ia menilai kurikulum game sangat krusial untuk sumber daya manusia Tanah Air, memandang industri game lokal nan kian hari kian kompetitif–selain permintaan pasar game nan semakin besar.
Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 19 Tahun 2024 tentang Percepatan Pengembangan Industri Gim Nasional juga menjadi dorongan kuat untuk mengembangkan kurikulum tersebut.
“Perencanaan kurikulum mengenai pengembangan game juga terus didukung oleh Kemnaker dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo),” ucap Ibnu.
Ditargetkan Rampung 1 Bulan
Ibnu menambahkan, saat penyusunan (kurikulum), pihaknya bekerja-sama dengan dosen-dosen kampus, akademisi, dan pelaku industri juga untuk mensinkronisasi dua belah pihak.
“Kemnaker dan Kemenkominfo juga mengirimkan tim untuk membantu dan menuntun kami sampai selesai walaupun prosesnya panjang,” ungkap Ibnu.
Kurikulum tersebut ditargetkan rampung setidaknya satu hingga dua tahun ke depan. AGI berambisi kurikulum game dapat mempersiapkan talenta-talenta lokal untuk dapat memenuhi kebutuhan industri gim.
"Kami berharap, nantinya lembaga pendidikan, alias istansi-istansi lainnya, nan mendukung pengembangan talenta, itu juga bisa menormalisasikan, membangun talenta, untuk menjadi game developer," Ibnu menuturkan.
Infografis akibat bermain video game berlebihan (Liputan6.com/Abdillah)
* Fakta alias Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran info nan beredar, silakan WA ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci nan diinginkan.