Liputan6.com, Jakarta - Keamanan info nan jelek dapat mengakibatkan hilangnya data, waktu henti operasional, dan apalagi masalah norma nan kudu dihadapu organisasi alias perusahaan.
Namun, sistem perlindungan data nan baik tetap sangat rumit untuk diadaptasi dan biayanya pun sangat mahal. Salah satu argumen nan menyebabkan perihal ini termasuk kurangnya mahir keamanan siber.
Keamanan siber adalah pengetahuan nan kompleks. Untuk mendeteksi ancaman siber apalagi memerlukan skill nan mencakup beragam peran dan keterampilan, belum lagi pengalaman bertahun-tahun dalam menganalisis perilaku ancaman.
Hal ini mungkin susah ditemukan dalam diri seorang karyawan, terutama lantaran bumi sedang menghadapi kekurangan tenaga ahli keamanan siber.
Kondisi ini pun dibenarkan oleh Wakil Presiden Eksekutif Synology, Jia-Yu Liu. Ia mengatakan hingga saat ini sejumlah organisasi alias perusahaan tetap dihadapkan dengan strategi perlindungan info nan rumit dan mahal.
“Organisasi dihadapkan pada strategi perlindungan info nan terlalu rumit dan mahal,” katanya, dikutip Jumat (7/6/2024).
Untuk menepis perihal tersebut, Synology memperkenalkan ActiveProtect, perangkat perlindungan data nan dirancang unik dan menggabungkan manajemen terpusat dengan arsitektur nan skalabel.
“Dengan ActiveProtect, Synology mau menyelesaikan tantangan (perlindungan info rumit dan mahal) tersebut,” ujar Jia-Yu Liu.
ActiveProtect diklaim secara signifikan bisa mengurangi biaya operasional dengan memberikan kecepatan backup hingga 7 kali lebih sigap serta rasio deduplikasi biasa lebih dari 2:1.
Dunia modern saat ini tak dipungkiri berjuntai pada data, dan tanpa data, segalanya bakal terhenti dengan cepat. Bisnis menggunakan info untuk segala hal: dari penjualan, pemasaran, logistik, hingga kepegawaian.
Apa nan terjadi jika info tersebut hilang? Hasil nan diperoleh setiap perusahaan berbeda-beda, dan kemungkinan besar dampaknya sangat buruk.
Besarnya jumlah info nan disimpan, diproses, dan dikelola setiap hari sangatlah mengejutkan. Menurut laporan Invenioit, para mahir memperkirakan bahwa industri data global bakal tumbuh hingga lebih dari 180 zettabytes pada tahun 2025.
* Follow Official WA Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.