Liputan6.com, Jakarta - Teknologi robotik berkembang pesat, dari sebatas hanya membantu pekerjaan fisik, tetapi sekarang merambah bumi seni.
Baru-baru ini, robot humanoid berjulukan Ai-Da sukses menjual lukosan karyanya senilai lebih dari USD 1,320,000 alias setara Rp 20,7 miliar di rumah lelang Sotheby's, New York, AS.
"Lukisan berjudul "AI God" buatan Ai-Da ini menggambarkan cryptanalyst terkenal Alan Turing, figur krusial dalam bumi teknologi dan kriptografi modern," sebagaimana dikutip dari Gizmodo, Selasa (12/11/2024).
Dalam situs web-nya, Ai-Da dikembangkan oleh Aidan Meller dan didesain unik untuk menggambar dan melukis menggunakan kamera di matanya, algoritma AI, dan lengan robotiknya.
Menurut situs perusahaan penciptanya, Ai-Da digambarkan sebagai robot seniman realistis bisa menghasilkan karya seni unik dari interpretasi visualnya sendiri.
Penjualan lukisan ini juga memecahkan rekor sebagai karya seni pertama robot humanoid laku di lelang ternama. "Momen ini menandai babak baru dalam sejarah seni modern dan kontemporer," ungkap Sotheby.
Selain itu, keahlian sang robot ini juga mencerminkan meningkatnya persimpangan antara teknologi AI dan pasar seni global.
"Nilai utama dari karya saya adalah kemampuannya untuk menjadi katalisator perbincangan mengenai teknologi sedang berkembang,” ujar tim kreator robot Ai-Da.
Robot AI Ini bisa Bantu Pilihkan Kosmetik Sesuai Warna Kulit
Di sisi lain, raksasa kosmetik Korea Selatan, AmorePacific, baru saja meluncurkan lab kecantikan berkekuatan kepintaran buatan (artificial intelligence/AI) nan langsung dibanjiri pelanggan.
Lab ini menawarkan pengalaman unik di mana robot AI dapat mencampur produk kosmetik secara custom dan merekomendasikan warna lipstik sesuai warna kulit.
"Setiap orang memiliki warna kulit spesifik, namun kebanyakan hanya membeli warna nan umum tersedia di pasaran," ujar Kwon You-jin, pengguna berumur 32 tahun nan mencoba layanan kosmetik pintar ini, dikutip dari Reuters, Senin (15/7/2024).
"Mendapatkan lebih banyak info tentang kulit saya sendiri, dan memandang hasil perbedaannya secara langsung, merupakan pengalaman nan luar biasa," tutur Kwon setelah menerima laporan hasil analisis kulit yang dibuat AI.
Tren Penggunaan AI di Dunia Kecantikan?
Setelah kajian tersebut, robot AI kemudian mencampur foundation yang disesuaikan dengan warna kulit Kwon You-jin.
Tren penggunaan AI di bumi kecantikan sekarang semakin marak. Merek dunia seperti L'Oréal dan Sephora milik grup LVMH juga turut memanfaatkannya untuk menciptakan produk nan lebih sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
Berdasarkan prediksi Statista Market Insights, penjualan industri kecantikan global, termasuk kosmetik, mencapai USD 625,6 miliar (sekitar Rp 10 kuadriulin) pada 2023. Angka ini terus meningkat stabil setiap tahunnya sejak penurunan pada 2020 akibat pandemi Covid-19.
Teknologi di Balik Robot AI AmorePacific
AmorePacific menyatakan mereka menggunakan AI untuk merekomendasikan pilihan terbaik dari 205 foundation dan 366 warna produk bibir nan berbeda kepada pelanggan.
"Kami menggunakan deep learning dan teknik machine learning untuk mengubah proses pertimbangan info dari banyak kulit orang nan dilakukan para mahir menjadi jasa (otomatis)," ujar Lee Young-jin, engineer sekaligus penasihat upaya kecantikan custom AmorePacific.
Para analis mempercayai bahwa penggunaan AI sebagai pengganti konsultan manusia dapat mempercepat pengembangan produk dan mengurangi variabilitas.