Hari Stroke Sedunia: Omron Kasih Tips Cara Cegah Gangguan AFib dengan Perangkat Ini

Sedang Trending 2 jam yang lalu

Liputan6.com, Jakarta - Menyambut Hari Stroke Sedunia pada 29 Oktober 2024, Omron Healthcare Indonesia menyebut salah satu aspek akibat terbesar stroke adalah fibrilasi atrium (AFib).

AFib sendiri merupakan gangguan irama jantung nan dapat meningkatkan akibat stroke secara signifikan.

AFib sering disebut sebagai 'pembunuh senyap' lantaran gejalanya sering tidak disadari hingga terjadi serangan stroke, nan membikin kesadaran dan pemantauan proaktif menjadi sangat penting.

Kondisi ini meningkatkan akibat stroke pada penderita AFib hingga lima kali lipat dibandingkan dengan mereka nan mempunyai ritme jantung normal.

"Mengingat AFib sering tidak terdeteksi, sangat krusial bagi mereka nan berisiko tinggi untuk rutin memantau kesehatan jantung," kata Direktur Omron Healthcare Indonesia, Tomoaki Watanabe, melalui keterangannya, Rabu (23/10/2024).

Ia menambahkan pemantauan awal dapat mendeteksi tanda-tanda AFib lebih awal, sehingga memungkinkan penanganan tepat waktu dan mengurangi akibat stroke.

Mendiagnosis AFib biasanya melibatkan beberapa tes, termasuk pemantauan Holter nan merekam aktivitas jantung selama 24-48 jam, ekokardiogram untuk menilai struktur dan kegunaan jantung, serta elektrokardiogram (ECG) untuk mendeteksi irama jantung nan tidak normal.

Tes darah juga dapat dilakukan untuk menyingkirkan kondisi lain nan dapat memicu AFib, seperti gangguan tiroid.

Selain itu, Omron Complete diklaim sebagai perangkat praktis nan dapat digunakan di rumah, di mana menggabungkan pemantauan tekanan darah (BP) dan elektrokardiogram (ECG).

Terhubung ke Aplikasi

Perangkat kesehatan ini dirancang untuk mendeteksi irama jantung nan tidak teratur seperti AFib, takikardia, dan bradikardia.

Dengan peringatan real time dan pengukuran nan akurat, perangkat ini membantu menghubungkan pasien dan penyedia jasa kesehatan, memungkinkan penanganan tepat waktu.

Omron Complete juga terhubung ke aplikasi Omron Connect melalui Bluetooth, memungkinkan pengguna menyimpan dan membagikan info dengan master untuk manajemen kesehatan jantung secara berkelanjutan.

"Dengan menggabungkan pemantauan BP dan ECG, Omron Complete memungkinkan penemuan awal terhadap kelainan nan mungkin tidak terdeteksi sebelumnya," Tomoaki Watanabe memungkaskan.

Peningkatan Kasua AFib di Indonesia

WHO memperkirakan populasi lanjut usia di Indonesia bakal meningkat menjadi 28,68% pada 2045-2050, nan mengindikasikan bahwa kejadian AFib bakal terus meningkat, sehingga diperlukan strategi skrining dan manajemen nan efektif.

Peningkatan kasus AFib di Indonesia mencerminkan tren global, dengan aspek akibat seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan perubahan style hidup berkontribusi terhadap pertumbuhan ini.

Banyak orang Indonesia, terutama mereka nan berumur di atas 50 tahun, mempunyai akibat tinggi mengembangkan AFib.

Namun, gangguan ritme jantung juga mulai umum terjadi pada golongan usia produktif, khususnya antara 40 dan 65 tahun.

Dr. Bagus Andi, SpJP - Ketua Pokja Hipertensi PERKI (Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia), meyebut AFib bertanggung jawab hingga 20% dari semua stroke iskemik.

"Dengan populasi nan menua dan perubahan style hidup, kejadian AFib terus meningkat, sehingga krusial untuk meningkatkan edukasi tentang penemuan awal dan penanganan nan tepat," ujarnya.

Infografis indikasi dan penyebab stroke. Source: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Sumber liputan6.com teknologi
liputan6.com teknologi