Liputan6.com, Jakarta - Hacker China dilaporkan tengah menyerang jaringan telekomunikasi Amerika Serikat (AS), menargetkan ponsel calon presiden dari Partai Republik Donald Trump dan pasangannya, Senator JD Vance.
Sumber lain mengatakan kepada NBC News, dikutip Senin (28/10/2024), orang-orang nan berafiliasi dengan kampanye Wakil Presiden Kamala Harris juga menjadi sasaran.
"Staf Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer, D-N.Y., juga menjadi sasaran," kata sumber dari Partai Demokrat.
Namun, belum jelas siapa dalam kampanye Harris nan menjadi sasaran alias apakah orang lain dalam kampanye Trump menjadi sasaran selain Trump dan Vance.
Dalam pernyataan bersama, FBI beserta Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur (Cybersecurity and Infrastructure Security Agency/CISA) mengatakan pemerintah federal sedang menyelidiki akses tidak sah ke prasarana telekomunikasi komersial oleh para pelaku nan berafiliasi dengan Republik Rakyat China (hacker China).
"Setelah FBI mengidentifikasi aktivitas jahat tertentu nan menargetkan sektor tersebut, FBI dan CISA segera memberi tahu perusahaan nan terkena dampak, memberikan support teknis, dan dengan sigap membagikan info untuk membantu calon korban lainnya," kata pernyataan itu.
Sayangnya, FBI enggan berbincang tentang orang-orang tertentu nan menjadi sasaran peretasan tersebut.
3 Operator Seluler AS Kena Retas
Pemerintah AS baru-baru ini menyimpulkan bahwa China telah meretas tiga perusahaan telekomunikasi (operator seluler) AS: AT&T, Verizon, dan Lumen Technologies. Dalam perihal ini Lumen dan AT&T menolak berkomentar.
Juru bicara Verizon, Rich Young, mengaku telah mengetahui bahwa tokoh dari suatu negara dilaporkan telah menargetkan beberapa penyedia telekomunikasi AS untuk mengumpulkan intelijen.
"Bersama penegak norma federal, rekan industri, dan master siber pihak ketiga, kami telah dan sedang berupaya untuk mengonfirmasi, menilai, dan memulihkan setiap akibat potensial," kata Young.
Sejauh ini, belum ada pejabat AS nan menyatakan bahwa ini adalah bagian dari operasi "peretasan dan kebocoran" alias upaya apa pun untuk memengaruhi pemilihan umum AS 2024.
Tanggapan Pemerintah China
Seorang ahli bicara kedutaan besar China di Washington, D.C., mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui situasi spesifik dan tak bisa berkomentar.
"Pemilihan presiden adalah urusan dalam negeri AS. Tiongkok tidak mempunyai niat dan tidak bakal ikut kombinasi dalam pemilihan AS. Kami berambisi pihak AS tidak bakal membikin tuduhan terhadap kami dalam pemilihan itu," kata ahli bicara tersebut.
Tidak jelas apakah peretasan ini merupakan upaya untuk memengaruhi pemilihan presiden. Tiongkok mempunyai operasi spionase siber nan kuat dan mempunyai sejarah panjang operasi nan berani untuk memata-matai upaya dan tokoh pemerintah AS.
Pemilihan presiden saat ini telah ditandai dengan tuduhan terperinci AS bahwa Iran dan Rusia telah meluncurkan operasi untuk mempengaruhi pemilih agar mendukung Harris dan Trump, masing-masing kandidat presiden pilihan mereka.
Iran secara umum membantah operasi tersebut, sedangkan media pemerintah Rusia telah memberikan pengakuan nan berkarakter memancing.