Liputan6.com, Jakarta - Empat tahun setelah menggugat Google, Epic sekarang mengunggat perusahaan teknologi tersebut untuk kedua kalinya. Pengembang game Fortnite ini kembali melayangkan gugatan antimonopoli kedua melawan Google dan untuk pertama kalinya, juga menggugat Samsung.
Mengutip The Verge, Selasa (1/10/2024), dalam gugatannya Epic menuding Samsung secara terlarangan berkolusi untuk merusak toko aplikasi pihak ketiga.
Gugatan tersebut gara-gara Samsung mempunyai fitur Auto Blocker yang sekarang tersemat di semua smartphone baru Samsung.
Ketika fitur ini diaktifkan, secara otomatis pengguna tidak bisa menginstal aplikasi, selain aplikasi tersebut berasal dari sumber resmi. Sumber resmi nan dimaksud adalah toko aplikasi Google Play dan Samsung Store.
Epic pun mengklaim, tidak ada proses untuk tiap toko aplikasi lainnya (di luar Samsung Store dan Play Store) untuk mendapatkan otorisasi.
Perlu diketahui, ketika Epic mengusulkan tuntutan norma pertama pada Google dan Apple pada Agustus 2020, Epic belum mempunyai toko aplikasi seluler sendiri.
Selanjutnya, pada 16 Agustus lalu, Epic meluncurkan Epic Games Store di Android secara dunia dan untuk iPhone di Uni Eropa, ialah tempat di mana Undang-Undang Pasar Digital Uni Eropa memaksa Apple untuk mengizinkan toko alternatif.
Sebulan sebelum bisa meluncurkan tokonya sendiri, Epic menuding Samsung untuk membikin Auto Blocker menjadi on-by-default, sehingga lebih susah bagi pembeli smartphone baru untuk menginstal aplikasi berdikari mereka.
Epic Games Serius Dukung Pengembang Game di Indonesia dan Asia Tenggara
* Follow Official WA Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Susah Instal Aplikasi Fortnite Kalau Auto Blocker Aktif
Menurut Epic, sekarang pihaknya dan pengembang-pengembang berdikari butuh 21 langkah nan sangat berat untuk mengunduh toko aplikasi pihak ketika ke smartphone Samsung. Dengan begitu kemungkinan pengguna bakal malas dan memilih instal aplikasi dari toko resmi Google Play alias Samsung.
Pihak Epic Games juga menceritakan, pengguna nan mencoba menonaktifkan fitur Auto Blocker hanya butuh empat langkah. Selain itu menurut Epic Games, ketika pengguna hendak menonaktifkan fitur Auto Blocker, pop-up Samsung bakal menampilkan notifikasi apakah si pengguna betul-betul mau menonaktifkannya.
"Auto Blocker menjadikan smartphone tetap kondusif dengan memblokir ancaman dan aktivitas lainnya? Apakah perihal itu benar?" kata pihak Epic dalam pernyataan.
Fitur Auto Blocker Disebut bukan untuk Keamanan
Lebih lanjut, Epic juga menuding, janji keselamatan sepenuhnya nan ditawarkan fitur Auto Blocker itu meragukan. "Auto Blocker tidak melakukan penilaian terhadap keselamatan alias keamanan dari sumber tertentu alias aplikasi tertentu sebelum memblokir instalasi," kata kuasa norma Epic.
Sementara itu, CEO Epic Tim Sweeney berkilah, "Auto Blocker tidak dirancang untuk melindungi pengguna dari malware nan dianggap merupakan tujuan nan sepenuhnya sah lantaran dirancang sebagai perangkat persaingan," kata CEO Epic Tim Sweeney.
Meski begitu, dalam sebuah wawancara, Sweeney mengakui bahwa dia belum mempunyai bukti jika Google dan Samsung berkolusi.
Ia juga mengakui, pihak Epic tidak betul-betul bertanya kepada Samsung apakah perusahaan bakal dengan bebas menjadikan Epic Games Store sebagai sumber resmi.
Minta Samsung Matikan Auto Blocker secara Default
Menurut tuntutan norma Epic Games, Sweeney sebelumnya mengklaim, dirinya berkompetisi atas nama semua developer aplikasi, bukan hanya Epic.
"Jika kita melawan Epic vs Apple dan Epic vs Google, hanya atas dasar Epic mendapatkan kewenangan spesial khusus, mungkin obrolan penyelesaian Apple dan Google mungkin bermanfaat. Tapi jika melakukan itu, kita bakal menjual semua pengembang," katanya.
Tim Sweeney pun secara pribadi meminta Samsung untuk mengubah Auto Blocker dimatikan secara default alias membikin daftar "daftar putih sesuai proses" nan bakal mengizinkan aplikasi-aplikasi nan terpercaya bisa melewati pemeriksaan Samsung Store.
Sayangnya, saat Samsung dan Epic sama-sama tidak setuju tentang permintaan daftar putih ini, Epic keburu menakut-nakuti Samsung untuk mengambil langkah hukum. Epic apalagi membagikan jenis draft gugatan Samsung.
(Tin)
* Fakta alias Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran info nan beredar, silakan WA ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci nan diinginkan.