Dukung Energi Hijau, PLN Siap Operasikan PLTA Jatigede

Sedang Trending 2 minggu yang lalu

Sumedang, CNN Indonesia --

PT PLN (Persero) berkomitmen mendukung pemerintah mengembangkan daya hijau untuk mencapai tujuan netral karbon (net zero emission/NZE) dengan memanfaatkan daya baru terbarukan (EBT), khususnya air.

Wujud komitmen PLN dalam mendorong transisi daya ini, salah satunya terlihat melalui pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatigede di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, nan proses pembangunannya telah rampung.

PLN menargetkan PLTA Jatigede nan berkapasitas 110 megawatt (2×55 MW) ini dapat beraksi secara komersial dengan commercial operation date (COD) pada akhir tahun ini

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Plh. General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Tengah (UIP JBT) Achmad Ismail mengatakan PLTA Jatigede telah menyelesaikan beragam tahap pengetesan sebelum dapat beraksi secara komersial, di antaranya uji performance test dan reliability run pada Unit 1 dan Unit 2.

Selain itu, pembangkit ini juga memperoleh Sertifikat Laik Operasi (SLO) setelah terbukti dapat beraksi efisien, aman, sesuai desain, serta andal tanpa gangguan tak terduga. Dengan demikian, pengoperasiannya secara penuh tinggal menunggu waktu saja.

"Pembangunan PLTA Jatigede nan saat ini memasuki tahap COD (Commercial Operation Date), kami minta doanya agar proses ini dapat melangkah lancar sehingga daya bersih ini bisa segera dikonsumsi pelanggan," ujar Ismail saat ditemui di Sumedang, Rabu (4/9).

Sementara itu, Manager Unit PLN Pelaksana Proyek Jawa Bagian Tengah 2 Husni Wardhana menyebut PLN juga sukses melaksanakan percepatan SLO PLTA Jatigede dari nan semula ditarget selesai Oktober 2024 menjadi Juni 2024.

"Target semula adalah publikasi SLO itu di Oktober 2024 dan itu hanya untuk satu unit. Namun, pada Juni ini, kita sukses mendapatkan langsung dua sekaligus SLO untuk kedua unit," jelas Husni.

Menurut Husni, pembangunan jaringan transmisi untuk penyaluran daya listrik dari PLTA Jatigede melalui saluran udara tegangan tinggi (SUTT) 150 kiloVolt (kV) juga telah selesai dibangun pada akhir bulan lalu. Artinya, pengoperasian bisa segera dilaksanakan.

"Terkait dengan penyaluran daya dari PLTA Jatigede, nantinya bakal disalurkan melalui SUTT 150 kV Jatigede Incomer nan akhir Agustus kemarin juga telah sukses dilakukan energize (pemberian tegangan pertama). Artinya, pekerjaan pembangunan telah selesai dikerjakan dan tinggal menunggu proses COD saja," pungkas Husni.

PLTA Jatigede adalah salah satu proyek strategis nasional (PSN) Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mendukung EBT nan berasal daya air.

Tak melangkah sendirian, untuk mewujudkan pembangunan PLTA ini, PLN bekerja-sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Kolaborasi ini melangkah melalui pemanfaatan air Bendungan alias Waduk Jatigede nan dibangun oleh Kementerian PUPR.

Bendungan Jatigede adalah terbesar kedua di Indonesia setelah Waduk Jatiluhur dan mempunyai memiliki luas 4.891,13 hektare dan kedalamannya mencapai 110 meter, dengan kapabilitas tampungan sebesar 979,5 juta meter kubik.

Dengan demikian, proyek PLTA Jatigede diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam memenuhi kebutuhan daya listrik nan ramah lingkungan, terutama di wilayah Jawa Barat.

Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro memandang langkah PLN dalam mengembangkan daya hijau sangat positif. PLTA Jatigede dinilai bisa menjadi pengganti pengganti daya fosil saat ini banyak di Pulau Jawa.

"Iya saya kira positif dari aspek komitmen terhadap transisi daya sebetulnya cukup bagus ya dan ini ada di wilayah Jawa, jadi kelak bisa terkoneksi dengan sistem Jawa-Bali, di mana sebagian besar pembangkit Jawa-Bali ini basisnya tetap fosil, sehingga jika ada PLTA nan 2x55MW, saya kira cukup positif," ujar Komaidi kepada CNNIndonesia.com.

Namun, tetap ada tantangan nan perlu dihadapi oleh pemerintah dalam proses pengembangan daya bersih ini. Salah satunya nilai nan lebih mahal dibandingkan menggunakan PLTU.

"Kalau EBT, misalnya, nan sudah-sudah harganya lebih mahal dari fosil sehingga ditakutkan, dikhawatirkan berpengaruh terhadap neraca finansial para developer kelistrikan terutama teman-teman di PLN, sehingga ini perlu menjadi perhatian," jelasnya.

Di sisi lain, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukkan dan Konservasi Energi (EBTKE) Eniya Listiani Dewi mengungkapkan potensi daya hijau dalam negeri sangat besar, khususnya dari air bisa hingga 800 megawatt.

"Potensi PLTA tambahan dengan waduk dari PUPR kira-kira bisa 800-an megawatt," kata Eniya.

Menurut Eniya, ada sekitar 38 waduk alias waduk PUPR nan sudah masuk dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN hingga 2030 nan potensinya mencapai 68 megawatt.

[Gambas:Video CNN]

"Dari 38 itu prioritas 7 waduk sebagai awal, sebagian besar di Sumatera Utara," imbuhnya.

Kendati demikian, Eniya menekankan proses transisi daya tersebut merupakan jalan panjang nan memerlukan waktu Tapi setidaknya, pengembangannya bakal lebih sigap dengan dengan adanya kerjasama dengan Kementerian PUPR.

Contoh nyatanya adalah PLTA Jatigede nan proses pembangunannya melangkah efisien lantaran memanfaatkan Waduk Jatigede nan terlebih dulu telah dibangun oleh Kementerian PUPR.

"PLTA itu membuatnya bertahun-tahun, tapi jika sudah ada bendungan, maka bakal mengurangi waktu pembangunannya," pungka Eniya.

(ldy/agt)

Sumber cnnindonesia.com
cnnindonesia.com